Penambahan penawaran Wilayah Kerj Ditjen Migas menawarkan Peningkatan kualitas Wilayah Kerja

RENSTRA KESDM 2015-2019 113 9. Peningkatan kolaborasi Ditjen Migas, SKK Migas, Badan Geologi dan Lemigas dalam rangka penyiapan Wilayah Kerja Migas dan peningkatan eksplorasi: a. Penambahan penawaran Wilayah Kerja. Ditjen Migas menawarkan Wilayah Kerja yang disiapkandiusulkan oleh Badan Geologi dan Lemigas, disamping penawaran Wilayah Kerja reguler tender dan direct offer yang sudah diprogramkan Ditjen Migas.

b. Peningkatan kualitas Wilayah Kerja

• SKK Migas menyiapkan data semua fakta, petunjuk, indikasi, dan informasi baik dalam bentuk tulisankarakter, angkadigital, gambaranalog, media magnetik, dokumen, perconto batuan, fluida, dan bentuk lain yang didapat dari hasil survei umum, eksplorasi dan eksploitasi migas, baik di WK aktif maupun tidak aktif sebagaimana Permen ESDM No. 272006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi, dimana data tersebut adalah milik Negara. • Selanjutnya, Badan Geologi dan Lemigas memanfaatkan data tersebut untuk menyiapkan Wilayah Kerja, sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas Wilayah Kerja yang akan ditawarkan oleh Ditjen Migas. • Proses penyerahan data dari KKKS ke SKK Migas pada saat persetujuan WPB tiap tahun. Proses penyerahan data dari SKK Migas ke Pusdatin dilakukan setelah itu. • Untuk tahap awal, tidak perlu seluruh KKKS menyerahkan data, cukup beberapa KKKS pada WK yang telah diidentifikasi oleh Badan Geologi dan Lemigas saja. • Sebelumnya, Badan Geologi dan Lemigas sebelum tahun berjalan menyampaikan jumlah dan WK mana saja yang ingin dimintakan datanya untuk menjadi pendukung penyiapan WK baru. 10. Keputusan atas kontrak migas yang akan berakhir secara antisipatif sebelum injury time, seperti keputusan pengelolaan Blok Mahakam yang telah diberikan kepada PT Pertamina pasca kontrak berakhir. Keterlambatan keputusan terhadap kontrak yang akan berakhir, beresiko menyebabkan penurunan produksi yang signifikan, seperti yang terjadi pada Blok CPP yang saat ini disebut sebagai WK BOB Bumi Siak Pusako. Pergantian operator WK BOB yang kurang sempurna menyebabkan adanya kehilangan produksi sebesar 30.000 bpd dalam kurun tahun 1999-2002 decline rate 18. Keterlambatan keputusan juga terjadi pada keputusan pengeolaan West Madura Offshore WMO, sehingga sempat berdampak pada penurunan produksi pada periode peralihan operator dari Kodeco ke BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 114 Pertamina Hulu Energi PHE. Keputusan yang baikcepatsmooth dilakukan pada Blok ONWJ yang beralih dari CNOOC ke PHE sehingga ada waktu untuk transisi yang baik dan tidak berdampak pada penurunan produksi. Adapun Wilayah Kerja yang harus diputuskan pada periode 2015-2019 yaitu Wilayah Kerja yang akan habis kontraknya pada tahun 2015-2021 setidaknya terdiri dari 27 WK. Tabel III-1 Wilayah Kerja Migas yang akan Habis Kontrak

11. Penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery EOR