Pembangunan komersil prototype rig CBM untuk pemboran sumur CBM Menyiapkan kebijakan, kerangka regulasi, insentif kegatan usaha hulu Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha migas, dalam Penyelesaian Rancangan Undang-Undang tentang Minyak

RENSTRA KESDM 2015-2019 115 • Tahap persiapan dan studi juga masih dilakukan dengan menerapkan metode chemical flooding di lapangan Limau KSO Inspec-Pertamina EP, Pedada BOB-BSP, Rama CNOOC SES, Melibur EMP, Rantau Z-600 Pertamina EP, Kenali Asam Pertamina EP, Tempino Pertamina EP, dan metode CO2 flooding di lapangan Gemah PetroChina. • Balitbang ESDM melalui LEMIGAS sudah melakukan uji lapangan menggunakan teknologi EOR dengan bahan Chemical Flooding di lapangan Ledok, Cepu. Pada tahun 2015 dan 2016 akan dilakukan aplikasi surfaktan pada lapangan-lapangan tertentu untuk menguji ketahanan formula surfaktan selama 3 bulan di dalam sumur reservoir dengan kondisi tertentu, dalam rangka peningkatan produksi migas lapangan dengan berbahan baku nabati.

12. Pembangunan komersil prototype rig CBM untuk pemboran sumur CBM

dan untuk kerja ulang sumur migas yang telah dilakukan tahun 2013 melalui pendanaan APBN. Rencananya hasil prototipe rig tersebut akan diikuti pembangunannya secara komersial oleh badan usaha atau industri dengan target 2 unit per tahun pada tahun 2015-2019.

13. Menyiapkan kebijakan, kerangka regulasi, insentif kegatan usaha hulu

migas, khususnya untuk KKS non-konvensional dan daerah remote agar tingkat keekonomiannya lebih menarik. • Perbaikan sistem, terms and conditions Kontrak Kerja Sama khususnya untuk migas non-konvensional CBM dan Tight Reservoir. • Pembuatan Pedoman Standar Teknis yang lebih sesuai untuk Migas non- konvensional CBM dalam aspek pengadaan barang dan jasa, kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan K3LL, pengeboran, serta penentuan sumber daya dan cadangan. • Kemudahan komersialisasi migas non-konvensional.

14. Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha migas, dalam

rangka persetujuan perizinan, Percepatan waktu perizinan, Koordinasi dengan PemdaKL, Penyelesaian permasalahan lahan. BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 116

15. Penyelesaian Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi.

Gambar III-4 Beberapa Pertimbangan Revisi Undang-Undang Migas

16. Peningkatan implementasi peraturan terkait produksi migas, antara

lain: • Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 177,178, dan 179 Tahun 2007 dalam rangka memberikan kepastian investasi jangka panjang; • Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi Migas Nasional; • Permen ESDM Nomor 8 Tahun 2005 tentang Insentif Pengembangan Lapangan Minyak Bumi Marginal; dan • Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Minyak Bumi pada Sumur Tua. 17. Peningkatan kehandalan fasilitas produksi untuk mengurangi gangguan produksi mengingat mayoritas fasilitas produksi eksisting merupakan fasilitas yang sudah cukup tua. BATUBARA . Berbeda dengan sektor migas, dimana Pemerintah cenderung untuk mendorong para kontraktor untuk meningkatkan produksi migas. Sebaliknya, Kebijakan Pemerintah untuk batubara justru mengendalikan agar produksinya optimal tidak berlebihan dengan menetapkan batasacuan produksi. Namun, tetap memperhatikan upaya pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan optimalisasi penerimaan negara. RENSTRA KESDM 2015-2019 117 Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan optimalisasi produksi energi terkait batubara, antara lain:

1. Mengendalikan produksi batubara dalam rangka konservasi dimana trend