Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik TTL melalui pelaksanaan tariff Perbaikan tegangan pelayanan, perbaikan System Average Interruption Memperbaiki energy mix pembangkit sehingga komposisi BBM pada Sosialisasi penghematan energi

RENSTRA KESDM 2015-2019 148

1. Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik TTL melalui pelaksanaan tariff

adjustment, untuk pelanggan yang sudah mencapai keekonomiannya. Pelanggan non subsidi yaitu: i. Rumah Tangga R-1 1.300 VA ii. Rumah Tangga R-1 2.200 VA iii. Rumah Tangga R-2 3.500 VA s.d. 5.500 VA iv. Rumah Tangga R-3 6.600 VA v. Bisnis Menegah B-2 6.600 VA s.d. 200 kVA vi. Bisnis Besar B-3 200 kVA vii. Industri Menengah I-3 200 kVA viii. Industri Besar I-4 30.000 kVA ix. Kantor Pemerintah P-1 6.600 VA s.d. 200 kVA x. Kantor Pemerintah P-2 200 kVA xi. Penerangan Jalan Umum P-3 xii. Layanan Khusus L Konsep tariff adjustment yaitu penyesuaian TTL mengikuti perubahan nilai kurs, Indonesian Crude Price ICP dan besaran inflasi untuk 12 golongan tarif diatas. Penerapan tariff adjustment ini merupakan hasil keputusan Kementerian ESDM dan DPR-RI.

2. Perbaikan tegangan pelayanan, perbaikan System Average Interruption

Duration Index SAIDI dan System Average Interuption Frequency Index SAIFI, penurunan susut teknis jaringan, dan rehabilitasi jaringan yang tua, dengan penurunan target susut jaringan dari 8,9 pada tahun 2015 menjadi 8,39 pada tahun 2019. Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Penurunan susut jaringan 8,9 8,7 8,55 8,45 8,39

3. Memperbaiki energy mix pembangkit sehingga komposisi BBM pada

bauran energi pembangkit semakin menurun. Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Penurunan pangsa energi primer BBM pada pembangkit listrik 8,85 6,97 4,66 2,08 2,04

4. Sosialisasi penghematan energi

KEBIJAKAN-8: MENCIPTAKAN IKLIM INVESTASI YANG KONDUSIF Kegiatan usaha di bidang energi dan sumber daya mineral, umumnya memiliki karakteristik padat modal, padat resiko, padat teknologi, dan kualifikasi SDM tinggi. Investasi berperan penting dalam kinerja perekonomian suatu negara. Untuk mendorong para investor dari dalam dan luar negeri berinvestasi di sektor ESDM maka iklim investasi Indonesia harus diciptakan menjadi semakin menarik dengan kepastian hukum, birokrasi yang sehat, kemudahan perizinan, keamanan dan faktor kemudahan lainnya. Praktik birokrasi yang lamban dan penuh ketidakpastian menimbulkan keengganan investor untuk menanamkan modal, lantas menghambat berkembangnya kegiatan usaha. Peraturan perundangan yang sudah ada perlu dikaji ulang apakah sudah RENSTRA KESDM 2015-2019 149 dapat menjamin kegiatan usaha investor tidak bermasalah di kemudian hari. Reformasi birokrasi yang sedang berjalan diterapkan pada setiap tingkat dalam Pemerintah sehingga memungkinkan kinerja birokrasi yang efektif, efisien, dan bebas dari praktik ketidakjujuran. Peningkatan investasi sektor ESDM tidak hanya pada sisi hulu sumber daya tetapi juga di sisi hilir termasuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, gas, dan batubara, kilang minyak, dan smelter. Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain: 1. Penawaran Wilayah Kerja Migas konvensional dan non-konvensional. 2. Menyiapkan kebijakan, kerangka regulasi, insentif kegatan usaha hulu migas, khususnya untuk KKS non-konvensional dan daerah remote agar tingkat keekonomiannya lebih menarik. • Perbaikan sistem, terms and conditions Kontrak Kerja Sama khususnya untuk migas non-konvensional CBM dan Tight Reservoir. • Pembuatan Pedoman Standar Teknis yang lebih sesuai untuk Migas non-konvensional CBM dalam aspek pengadaan barang dan jasa, kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan K3LL, pengeboran, serta penentuan sumber daya dan cadangan. • Kemudahan komersialisasi migas non-konvensional.

3. Melaksanakan lelang WKP Panas Bumi