RENSTRA KESDM 2015-2019
168
No Indikator Kinerja
Satuan Target
2015 2016
2017 2018
2019 3. Produksi Mineral:
a. Tembaga Ton
310.000 310.000 710.000 710.000 710.000
b. Emas Ton
75 75
75 75
75 c.
Perak Ton
231 231
231 231
231 d. Timah
Ton 50.000
50.000 50.000 50.000
50.000 e.
Produk Olahan Nikel Ton
413.000 651.000 651.000 1.231.000 1.231.000 f.
Nikel Matte Ton
80.000 80.000 80.000
80.000 80.000
4. Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian
mineral dalam negeri Unit
12 9
6 2
1
Sasaran strategis: Terwujudnya peran penting sub sektor mineral dan batubara dalam penerimaan Negara
5. Penerimaan Negara Bukan Pajak sub sektor minerba
Triliun Rp 52,2
44,7 45,2
45,6 46,1
Sasaran strategis: Terwujudnya peningkatan peran sub sektor mineral dan batubara dalam pembangunan daerah
6. Dana Bagi Hasil subsektor minerba
Triliun Rp 24,6
21,0 21,2
21,5 21,7
7. Dana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
Miliar Rp 2.067
2.129 2.192
2.258 2.326
Sasaran strategis: Meningkatnya investasi sub sektor mineral dan batubara 8. Investasi sub sektor minerba Miliar US
6,14 6,51
6,90 7,31
7,75 Sasaran strategis: Terlaksananya kegiatan pertambangan mineral dan batubara yang memenuhi
persyaratan kaidah teknis pertambangan yang baik good mining practice 9. Kegiatan pertambangan
mineral dan batubara yang melaksanakan kegiatan
pertambangan sesuai kaidah kegiatan pertambangan yang
baik:
a. Luas reklamasi lahan bekas tambang
Ha 6.600
6.700 6.800
6.900 7.000
b. Tingkat kekerapan kecelakaan pada
perusahaan pertambangan Frekuensi
0,50 0,49
0,48 0,47
0,46
6. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
No Indikator Kinerja
Satuan Target
2015 2016
2017 2018
2019 Sasaran strategis: Terwujudnya peran penting sub sektor Energi Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi dalam penerimaan negara 1. Jumlah Realisasi PNBP
Subsektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi
Energi Triliun Rp
0,58 0,63
0,67 0,73
0,78
Sasaran strategis: Meningkatnya investasi sub sektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
2. Jumlah Wilayah Kerja Panas Bumi yang dilelangkan
Wilayah Kerja
5 8
8 8
8 3. Investasi Bidang Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi Energi:
Miliar US
4,48 3,34
3,88 5,79
3,71 a.
Panas Bumi Miliar
US 0,94
1,14 1,61
1,91 1,28
b. Bioenergi
Miliar US
0,28 0,31
0,35 0,38
0,42 c.
Aneka Energi Baru dan Terbarukan
Miliar US
3,26 1,89
1,92 3,5
2 d.
Konservasi Energi Miliar
US - 0,00166 0,00273 0,00499 0,00665
RENSTRA KESDM 2015-2019
169
No Indikator Kinerja
Satuan Target
2015 2016
2017 2018
2019 Sasaran strategis: Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik
4. Jumlah Produksi: a.
Uap panas bumi Juta Ton
71,46 83,05
114,76 169,94
199,42 b.
Biofuel Juta KL
4,07 6,48
6,71 6,96
7,21 c.
Biogas M3hari
18.615 22.995
27.375 32.120
36.865 5. Jumlah Kepala Keluarga
KKRumah Tangga di wilayah terpencil remote dan atau
daerah perbatasan yang dilistriki dengan pembangkit
berbasis Energi Baru dan Terbarukan
Kepala Keluarga
83.350 114.483 115.650 114.300 109.350
Sasaran strategis: Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi 6. Jumlah Kapasitas Terpasang
Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan:
MW 11.755
13.137 13.998
15.461 16.996
a. Panas Bumi
MW 1.439
1.713 1.976
2.610 3.195
b. Bioenergi
MW 1.892
2.069 2.292
2.559 2.872
c. Air
MW 8.342
9.252 9.592 10.082 10.622
d. Surya
MW 76,87
92,10 118,60
180,00 260,30
e. AnginHybrid
MW 5,8
11,5 19,8
30,8 47,0
f. Laut
MW -
- -
- 1
Sasaran strategis: Meningkatkan efisiensi pemakaian dan pengelolaan energi 7. Intensitas Energi Primer
penurunan rata-rata 1 per tahun
SBM Miliar Rp.
482,20 477,30 472,60 467,80 463,20 8. Penurunan Emisi CO
2
Juta Ton 14,71
16,79 20,6
23,57 28,48
9. Jumlah gedung bangunan pemerintah yang menjadi objek
audit energi Objek
10 10
10 10
10 Sasaran strategis: Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka
diversifikasi energi 10 Persentase Pemanfaatan BBN
pada BBM PSO usaha mikro, usaha perikanan, usaha
pertanian, transportasi dan pelayanan umum
10 20
20 20
20
11 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM non-PSO
transportasi, industri, dan komersial, pembangkit listrik
10 20
20 20
20
7. Badan Geologi