RENSTRA KESDM 2015-2019
158
Strategi yang dilakukan dalam penerapan paradigma baru APIP sebagai Consultan dan Quality Assurance, antara lain sebagai berikut:
1. Pembentukan Inspektorat V, yang bertugas melaksanakan pengawasan
dengan tujuan tertentu atas penugasan Menteri ESDM, Riviu, Pemantauan, Evaluasi, Pengawasan Lainnya di lingkup Kementerian serta kegiatan
pencegahan dan pemberantasan Tipikor di lingkungan KESDM, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM tentang Organisasi Dan tata Kerja
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral.
2. Membuka PengaduanKonsultasi
melalui website
Pengadaan BarangJasa, Laporan Keuangan dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, yang dimaksudkan untuk mempermudah user di internal KESDM untuk melakukan Pengaduankonsultasi tanpa harus datang ke
Kantor Inspektorat Jenderal KESDM. Komunikasi ini bersifat dua arah, sehingga PNS dapat berinteraksi dengan Tim Konsultan melalui email dan
website interaktif.
3. Membentuk Unit Pengendali Gratifikasi, dalam rangka mewujudkan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di lingkungan KESDM sebagai bagian dari upaya
nyata pencegahan korupsi.
4. Mempertajam Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT melalui Audit
Tematik yang hasilnya akan digunakan sebagai bahan pimpinan dalam mengambil keputusan.
5. Mendorong peningkatan kualitas penyelenggaraan tugas dan fungsi KESDM secara efektif, efisien serta patuh terhadap peraturan perundang-
undangan.
6. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektifitas manajemen
resiko unit.
7. Pendampingan penyusunan Laporan Keuangan KESDM
untuk mempertahankan penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP dari
BPK-RI.
Peningkatan SDM. Kegiatan pertambangan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan dalam pengelolaan
pertambangan merupakan faktor utama. Pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat serta
meningkatkan manfaat potensi daerah bagi masyarakat. Setelah berlangsung belasan tahun, khususnya pada bidang pertambangan, keinginan untuk
meningkatkan pelayanan masyarakat belum maksimal terwujud sesuai harapan. Indikator kondisi ini antara lain ditunjukkan dengan: penerbitan izin
yang wilayahnya tumpang tindih, kondisi lingkungan pertambangan yang rusak, dan kondisi masyarakat sekitar tambang yang masih kekurangan.
Kualitas dan kemampuan aparat Pemda yang belum memadai untuk melakukan tanggung jawab pengawasan dan pembinaan kegiatan
RENSTRA KESDM 2015-2019
159
pertambangan berperan dalam pengelolaan pertambangan yang tidak sesuai dengan harapan. Menarik kembali kewenangan pengelolaan pertambangan
dari Pemda kembali ke Pusat merupakan langkah mundur yang tidak sesuai dengan perundang-undangan saat ini. Upaya yang dilakukan untuk
memperbaiki pengelolaan pertambangan adalah meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya manusia aparat pertambangan dan para tenaga
kerja profesional yang bekerja di perusahaan pertambangan. Peningkatan kemampuan dalam pengawasan dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan
menjadi Inspektur Tambang, pelaksanaan kursus teknis dan regulasi untuk meningkatkan kemampuan aparat, dan peningkatan kemampuan tenaga kerja
profesional melalui kursus teknis dan regulasi. Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam pengelolaan sektor ESDM sehingga tanpa
sumber daya manusia yang berkualitas dan berpotensi maka pelaksanaan pengelolaan pertambangan tidak optimal sesuai dengan prinsip pertambangan
yang baik dan benar.
Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 terkait peningkatan kompetensi sumberd daya manusia, antara lain, antara lain:
1. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,