Rencana peningkatan penerapan DMO batubara rata-rata sekitar 27 Pengawasan pelaksanaan DMO batubara pada PKP2B dan IUP Proses persetujuan peningkatan tahapan kegiatan PKP2B Rencana pembangunan Kilang minyak grassroot 300 ribu bcpd dengan

RENSTRA KESDM 2015-2019 120 Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan peningkatan alokasi energi domestik, terkait batubara, antara lain:

1. Rencana peningkatan penerapan DMO batubara rata-rata sekitar 27

per tahun. 2. Penurunan persentase ekspor batubara sebesar 14 per tahun. 3. Penyusunan neraca batubara nasional.

4. Pengawasan pelaksanaan DMO batubara pada PKP2B dan IUP

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Pengawasan DMO batubara perusahaan 91 97 103 109 115

5. Proses persetujuan peningkatan tahapan kegiatan PKP2B

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Persetujuan peningkatan tahapan kegiatan PKP2B perusahaan 24 25 25 30 30 KEBIJAKAN-3: PENINGKATAN AKSES DAN INFRASTRUKTUR ENERGI Peningkatan infrastruktur dalam rangka mendorong akses energi bagi masyarakat antara lain mencakup penyediaan BBM, LPG, gas untuk transportasi dan rumah tangga, serta listrik. Kebijakan peningkatan akses dan infrastruktur energi mencakup: • Peningkatan keandalan sistem produksi, transportasi dan distribusi penyediaan energi; • Prioritas penyediaan energi bagi masyarakat yang belum memiliki akses terhadap energi listrik, gas rumah tangga, dan energi untuk transportasi, industri dan pertanian; dan • Pengembangan infrastruktur energi memperhatikan kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan laut, dengan memperkuat infrastruktur eksplorasi, produksi, transportasi, distribusi, dan transmisi di wilayah kepulauan. Bahan Bakar Minyak BBM Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan peningkatan akses dan infrastruktur energi, terkait BBM, antara lain:

1. Rencana pembangunan Kilang minyak grassroot 300 ribu bcpd dengan

skema Kerjasama Pemerintah Swasta KPS di Bontang nilai proyek sekitar US 10 miliar ditargetkan dapat selesai tahun 2019. Selain pembangunan kilang grassroot tersebut, juga terdapat rencana pengembangan Kilang Pertamina lainnya melalui: RENSTRA KESDM 2015-2019 121 • Refinery Development Master Plan RDMP, yang mencakup upgrading dan modernisasi 5 kilang minyak Pertamina dengan nilai proyek sekitar US 25 miliar yaitu: Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Dumai, Kilang Plaju dan Kilang Balongan. Pengembangan kilang minyak tersebut akan meningkatkan produksi 2 kali lipat dari saat ini menjadi 1,6 juta bpd. RDMP tidak akan selesai dalam waktu 5 tahun, tetapi memiliki time frame proyek hingga tahun 2025. Untuk tahap pertama akan dimulai pada tahun 2018 yaitu modernisasi untuk 4 kilang yaitu Kilang Plaju, Balikpapan, Cilacap dan Balongan. Sementara Kilang Dumai akan dimulai tahun 2021. Calon investor proyek RDMP yang telah melakukan MoU dengan Pertamina antara lain Saudi Aramco, Sinopec dan JX Nippon dengan investasi sekitar 25 miliar US. • Residual Fluid Catalytic Cracking RFCC di kilang Cilacap yang dapat mulai beroperasi tahun 2015. RFCC akan memberikan tambahan produk gasoline sekitar 2 juta KL per tahun. • Proyek Langit Biru Cilacap PLBC. 2. Pembelian minyak mentah secara langsung dari produsen minyak dengan kontrak jangka menengah. 3. Promosi investasi market consultation pembangunan kilang minyak. 4. Mengganti bensin RON 88 dengan bensin RON 92 secara bertahap dengan target penyelesaian 2 tahun, antara lain melalui perbaikan sarana dan prasarana pengolahan dan pendistribusian BBM.

5. Mengupayakan cadangan stok BBM Nasional sekitar 21 hari dan