Penegakan hukum pada pelanggaran kegiatan pertambangan secara tegas konsekuen dan adil melalui: Penerapan kegiatan penambangan yang berkelanjutan dan menjaga kualitas lingkungan melalui: Pengembangan masyarakat dan peningkatan taraf hidup masyarakat di s

RENSTRA KESDM 2015-2019 145 diperlukan kerjasama dengan Kepolisian sehingga penegakan hukum yang tegas yang akan memberikan kepastian hukum kegiatan pertambangan dengan tetap memperhatikan masyarakat sekitar tambang. Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan peningkatan pengawasan pertambangan dan penertiban IUP, antara lain: 1. Penyederhanaan proses perijinan, pengawasan dan penertiban kegiatan pertambangan secara transparan, melalui: • Penyederhanaan, transparansi dan penertiban pemberian ijin pertambangan terutama pertambangan skala kecil; • Penyusunan dan pelaksanaan pemberian ijin secara terpadu dari berbagai instansi teknis bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan lembaga lain terkait TNIPolri; • Pembinaan dan pemberian ijin pada kegiatan pertambangan rakyat skala kecil, dan pada areal pertambangan yang ditinggalkan perusahaan besar.

2. Penegakan hukum pada pelanggaran kegiatan pertambangan secara tegas konsekuen dan adil melalui:

• Pelaksanaan operasi penertiban secara konsisten dan berkesinambungan; • Penyusunan prosedur penyidikan dan penindakan PETI secara transparan agar pelaksanaan penertiban PETI tidak berlarut-larut; • Pemberian sanksi yang tegas pada aparat Pemerintah yang terlibat dalam kegiatan PETI.

3. Penerapan kegiatan penambangan yang berkelanjutan dan menjaga kualitas lingkungan melalui:

• Penegakan standar pertambangan berkelanjutan good mining practices; • Pembinaan dan pendampingan pada operasi penambangan skala kecil dan bantuan teknologi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan peningkatan hasil tambang; • Peningkatan jumlah inspektur tambang di daerah yang pada saat ini masih sangat kurang; • Penegakan keharusan pengelolaan limbah dan area pasca tambang, termasuk pengelolaan area pembuangan limbah penambangan.

4. Pengembangan masyarakat dan peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar pertambangan, melalui:

• Pembentukan kemitraan yang difasilitasi oleh Pemerintah antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat dengan cara bertahap yaitu penerimaan, pelibatan dan kolaborasi; BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 146 • Kerjasama usaha dengan perusahaan pertambangan dalam mengelola kebutuhan perusahaan pertambangan dengan mempekerjakan masyarakat. KEBIJAKAN-7: RASIONALISASI SUBSIDI DAN HARGA ENERGI YANG LEBIH TERARAH Kebijakan rasionalisasi subsidi dan harga energi mencakup pengalihan subsidi dari belanja konsumtif dan belanja produktif. Subsidi tetap diperlukan, namun secara bertahap dikurangi karena tidak mencerminkan keadilan atau tidak tepat sasaran. Masyarakat mampu bahkan kaya, masih dapat menikmati subsidi BBM dan listrik. Rasionalisasi subsidi akan memberikan fiscal space bagi Pemerintah untuk mengalokasikan belanja produktif seperti pembangunan infrastruktur dasar, pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial untuk rakyat kurang mampu. Sebagaimana Pasal 7 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, bahwa “Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan, dan Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana subsidi untuk kelompok masyarakat tidak mampu”. Selain itu, sebagaimana PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, subsidi disediakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam hal: • Penerapan keekonomian berkeadilan dan kemampuan daya beli masyarakat tidak dapat dilaksanakan; • Harga energi terbarukan lebih mahal dari harga energi dari bahan bakar minyak yang tidak disubsidi. Penyediaan subsidi sebagaimana dimaksud meliputi: • Penerapan mekanisme subsidi dilakukan secara tepat sasaran untuk golongan masyarakat tidak mampu; • Pengurangan subsidi BBM dan listrik secara bertahap sampai dengan kemampuan daya beli masyarakat tercapai. Tabel III-7 Subsidi BBM dan LPG Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Subsidi BBM dan LPG Triliun Rp. 64,67 64,67 64,67 64,67 64,67 Volume BBM bersubsidi Juta KL 17,90 17,90 17,90 17,90 17,90 - Minyak solar 17,05 17,05 17,05 17,05 17,05 - Minyak tanah 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 Catatan: • Subsidi mengacu APBN-P 2015 dengan asumsi ICP: US 60barel, Nilai Tukar: Rp. 12.500US, Volume BBM bersubsidi: 17,9 juta KL, dan Volume LPG 3 kg: 5,77 juta ton. • Subsidi dan volume tahun 2016-2019 bersifat indikatif mengacu pada asumsi APBN-P 2015. • Asumsi volume subsidi tersebut dapat mengalami perubahan sesuai kebijakan dan APBN pada tahun berjalan. RENSTRA KESDM 2015-2019 147 Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan rasionalisasi subsidi dan harga energi yang lebih terarah, terkait subsidi BBM, antara lain:

1. Pengendalian volume dan subsidi BBM: