RENSTRA KESDM 2015-2019
149
dapat menjamin kegiatan usaha investor tidak bermasalah di kemudian hari. Reformasi birokrasi yang sedang berjalan diterapkan pada setiap tingkat dalam
Pemerintah sehingga memungkinkan kinerja birokrasi yang efektif, efisien, dan bebas dari praktik ketidakjujuran.
Peningkatan investasi sektor ESDM tidak hanya pada sisi hulu sumber daya tetapi juga di sisi hilir termasuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan,
gas, dan batubara, kilang minyak, dan smelter.
Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain:
1. Penawaran Wilayah Kerja Migas konvensional dan non-konvensional. 2. Menyiapkan kebijakan, kerangka regulasi, insentif kegatan usaha hulu
migas, khususnya untuk KKS non-konvensional dan daerah remote agar tingkat keekonomiannya lebih menarik.
• Perbaikan sistem, terms and conditions Kontrak Kerja Sama khususnya
untuk migas non-konvensional CBM dan Tight Reservoir. •
Pembuatan Pedoman Standar Teknis yang lebih sesuai untuk Migas non-konvensional CBM dalam aspek pengadaan barang dan jasa,
kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan K3LL, pengeboran, serta penentuan sumber daya dan cadangan.
• Kemudahan komersialisasi migas non-konvensional.
3. Melaksanakan lelang WKP Panas Bumi
yang kewenangannya dikembalikan ke Pemerintah Pusat pasca diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi.
4. Menyiapkan perangkat peraturan regulasi kegiatan usaha ESDM yang belum ada, antara lain tenaga angin dan arus laut.
5. Memberikan insentif pengembangan energi, termasuk infrastruktur
energi.
6. Melakukan evaluasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan. 7. Penyederhanaan perizinan, antara lain dengan implementasi Pelayanan
Terpadu Satu Pintu PTSP Menunjuk Eselon I sebagai koordinator dan penugasan 5 PNS KESDM di BKPM cq PTSP melalui Kepmen ESDM No.
4270 K70MEM2014 tentang PNS dipekerjakan pada BKPM.
8. Penyederhanaan perijinan bidang mineral dan batubara dari 56 jenis
menjadi 18 jenis.
9. Peningkatan kualitas pelayanan informasi dan investasi terpadu
bidang energi di unit kerja KESDM, utamanya Ditjen Migas, Ditjen Minerba, Ditjen Ketenagalistrikan, dan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi EBTKE.
10. Promosi investasi dan penyerbarluasan informasi dan peningkatan
kerjasama.
BAB TIG A
RENSTRA KESDM 2015-2019
150
11. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam mengatasi
permasalahan investasi seperti perizinan dan tumpang tindih penyediaan lahan.
12. Mendorong investasi dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta
KPS atau Public Private Partnership PPP.
13. Revisi UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
• •
KEBIJAKAN-9: MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN NEGARA Sektor ESDM selama ini menjadi tulang punggung perekonomian salah
satunya melalui kontribusi terhadap penerimaan negara yang terdiri dari penerimaan migas, minerba, panas bumi dan penerimaan lainnya. Peran
sektor ESDM sebagai prime mover perekonomian dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:
• Sebagai sumber penerimaan negara ekspor energi dan penerapan harga
jual yang lebih komersial. •
Sebagai modal pembangunan pemenuhan energi domestik dimana harga relatif lebih rendah dari harga ekspor.
Selama ini sektor ESDM lebih dituntut untuk meningkatkan penerimaan negara, namun akhir-akhir ini policy tersebut mulai bergeser dimana sumber
daya energi dan mineral lebih dikedepankan sebagai modal pembangunan.
Hal tersebut juga tercermin pada Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nmor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang antara lain menyebutkan
bahwa “Kemandirian energi dan ketahanan energi nasional dicapai dengan mewujudkan sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor
semata, tetapi sebagai modal pembangunan nasional”.
Faktor penentu penerimaan negara adalah produksi, harga dan nilai tukar rupiah. Sehingga setiap kebijakan yang mendukung produksi dan energi dan
mineral secara otomatis ikut mendukung penerimaan negara. Di samping itu, semakin tinggi harga jual dan nilai tukar rupiah, maka penerimaan negara pun
akan semakin besar.
Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan mengoptimalksan penerimaan negara, antara lain:
Minyak dan Gas Bumi 1. Renegosiasi harga gas. Identifikasi peluang renegosiasi terutama gas
untuk ekspor, termasuk harga gas LNG Tangguh ke Korea.
2. Ekspor minyak mentah maupun gas LNG dan pipa secara bijaksana. 3. Efisiensi cost recovery dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku
dan mengupayakan penurunan angka rasio cost recovery terhadap gross revenue.
RENSTRA KESDM 2015-2019
151
Mineral dan Batubara 1. Renegosiasi KK dan PKP2B.
2. Inventarisasi, verifikasi, dan penagihan kewajiban keuangan kepada pelaku usaha pertambangan termasuk jasa pertambangan untuk
menjaring seluruh kewajiban keuangan yang seharusnya diperoleh oleh negara.
3. Penegakan hukum secara konsisten sebagai faktor pendukung dalam