Melaksanakan lelang WKP Panas Bumi Memberikan insentif pengembangan energi, termasuk infrastruktur Penyederhanaan perijinan bidang mineral dan batubara dari 56 jenis Peningkatan kualitas pelayanan informasi dan investasi terpadu Promosi investasi

RENSTRA KESDM 2015-2019 149 dapat menjamin kegiatan usaha investor tidak bermasalah di kemudian hari. Reformasi birokrasi yang sedang berjalan diterapkan pada setiap tingkat dalam Pemerintah sehingga memungkinkan kinerja birokrasi yang efektif, efisien, dan bebas dari praktik ketidakjujuran. Peningkatan investasi sektor ESDM tidak hanya pada sisi hulu sumber daya tetapi juga di sisi hilir termasuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, gas, dan batubara, kilang minyak, dan smelter. Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain: 1. Penawaran Wilayah Kerja Migas konvensional dan non-konvensional. 2. Menyiapkan kebijakan, kerangka regulasi, insentif kegatan usaha hulu migas, khususnya untuk KKS non-konvensional dan daerah remote agar tingkat keekonomiannya lebih menarik. • Perbaikan sistem, terms and conditions Kontrak Kerja Sama khususnya untuk migas non-konvensional CBM dan Tight Reservoir. • Pembuatan Pedoman Standar Teknis yang lebih sesuai untuk Migas non-konvensional CBM dalam aspek pengadaan barang dan jasa, kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan K3LL, pengeboran, serta penentuan sumber daya dan cadangan. • Kemudahan komersialisasi migas non-konvensional.

3. Melaksanakan lelang WKP Panas Bumi

yang kewenangannya dikembalikan ke Pemerintah Pusat pasca diterbitkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi. 4. Menyiapkan perangkat peraturan regulasi kegiatan usaha ESDM yang belum ada, antara lain tenaga angin dan arus laut.

5. Memberikan insentif pengembangan energi, termasuk infrastruktur

energi. 6. Melakukan evaluasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan. 7. Penyederhanaan perizinan, antara lain dengan implementasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP  Menunjuk Eselon I sebagai koordinator dan penugasan 5 PNS KESDM di BKPM cq PTSP melalui Kepmen ESDM No. 4270 K70MEM2014 tentang PNS dipekerjakan pada BKPM.

8. Penyederhanaan perijinan bidang mineral dan batubara dari 56 jenis

menjadi 18 jenis.

9. Peningkatan kualitas pelayanan informasi dan investasi terpadu

bidang energi di unit kerja KESDM, utamanya Ditjen Migas, Ditjen Minerba, Ditjen Ketenagalistrikan, dan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE.

10. Promosi investasi dan penyerbarluasan informasi dan peningkatan

kerjasama. BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 150

11. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam mengatasi

permasalahan investasi seperti perizinan dan tumpang tindih penyediaan lahan.

12. Mendorong investasi dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta

KPS atau Public Private Partnership PPP.

13. Revisi UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

• • KEBIJAKAN-9: MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN NEGARA Sektor ESDM selama ini menjadi tulang punggung perekonomian salah satunya melalui kontribusi terhadap penerimaan negara yang terdiri dari penerimaan migas, minerba, panas bumi dan penerimaan lainnya. Peran sektor ESDM sebagai prime mover perekonomian dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu: • Sebagai sumber penerimaan negara ekspor energi dan penerapan harga jual yang lebih komersial. • Sebagai modal pembangunan pemenuhan energi domestik dimana harga relatif lebih rendah dari harga ekspor. Selama ini sektor ESDM lebih dituntut untuk meningkatkan penerimaan negara, namun akhir-akhir ini policy tersebut mulai bergeser dimana sumber daya energi dan mineral lebih dikedepankan sebagai modal pembangunan. Hal tersebut juga tercermin pada Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nmor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang antara lain menyebutkan bahwa “Kemandirian energi dan ketahanan energi nasional dicapai dengan mewujudkan sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata, tetapi sebagai modal pembangunan nasional”. Faktor penentu penerimaan negara adalah produksi, harga dan nilai tukar rupiah. Sehingga setiap kebijakan yang mendukung produksi dan energi dan mineral secara otomatis ikut mendukung penerimaan negara. Di samping itu, semakin tinggi harga jual dan nilai tukar rupiah, maka penerimaan negara pun akan semakin besar. Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan mengoptimalksan penerimaan negara, antara lain: Minyak dan Gas Bumi 1. Renegosiasi harga gas. Identifikasi peluang renegosiasi terutama gas untuk ekspor, termasuk harga gas LNG Tangguh ke Korea. 2. Ekspor minyak mentah maupun gas LNG dan pipa secara bijaksana. 3. Efisiensi cost recovery dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku dan mengupayakan penurunan angka rasio cost recovery terhadap gross revenue. RENSTRA KESDM 2015-2019 151 Mineral dan Batubara 1. Renegosiasi KK dan PKP2B. 2. Inventarisasi, verifikasi, dan penagihan kewajiban keuangan kepada pelaku usaha pertambangan termasuk jasa pertambangan untuk menjaring seluruh kewajiban keuangan yang seharusnya diperoleh oleh negara.

3. Penegakan hukum secara konsisten sebagai faktor pendukung dalam