pemahaman konsep perkalian yang digunakan adalah nilai yang diperoleh siswa terhadap butir-butir instrument tes soal yang menggambarkan
pemahaman konsep perkalian dengan menggunakan alat peraga setelah melakukan proses belajar mengajar. Kemampuan pemahaman konsep
perkalian siswa diukur dengan menggunakan instrument tes uraian sebanyak 15 butir soal.
d. Pengertian Pembelajaran Matematika Di SDMI
Anak-anak, khususnya usia sekolah dasar 7-11 tahun, beradasarkan Jean Piaget, berada pada tahap konkret operasional.
Sehingga, secara natural cara belajar terbaik mereka adalah secara nyata dengan melihat, merasakan, dan melakukan dengan tangan mereka.
Konsep sedapat mungkin diajarkan dengan dilihat, dipegang dan dimainkan, digambar, diucapkan, lalu ditulis. Pengalaman melakukan
secara nyata ini akan sangat membantu anak dalam membentuk abstraksi yang dibutuhkan untuk memahami matematika.
30
Dalam pembelajaran matematika di SD, diharapkan terjadi reinvention penemuan kembali. Penemuan kembali adalah menemukan
suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang
yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru.
31
Dalam kurikulum
2004, disebutkan
tujuan pembelajaran
matematika disekolah, yaitu:
32
1. Melatih cara berfikir dan bernalar daam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.
30
Fatimah, Fun Math Matematika Asyik Dengan Metode Pemodelan Bandung: DARI MIZAN, 2009, Cet. 1, h. 8.
31
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, h. 4.
32
Sri Anitah, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 7.30.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Adapun ciri-ciri pembelajaran matematika di SD, yaitu:
33
1. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral
2. Pembelajaran matematika bertahap
3. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
5. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Berdasarkan tujuan dan ciri-ciri pembelajaran matematika diatas, maka dpat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika ditingkat
SD harus bisa mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat komunikasi melalui
tabel, garfik diagram, simbol dan model alat peraga dalam menjelaskan gagasan. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain,
dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh sebab itu, siswa harus ikut serta dalam menemukan sendiri pemahaman konsep yang
akan diajarkan.
2. Hakikat Perkalian dalam Matematika
a. Pengertian Perkalian
Perkalian adalah konsep matematika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak setelah mereka mempelajari operasi penambahan
dan pengurangan. Bila operasi pertambahan dan pengurangan ini sudah
33
Erna Suwangsi., op. cit., h. 25-26.
diperkenalkan pada kelas satu di sekolah dasar, maka biasanya untuk perkalian ini sudah diperkenalkan dikelas dua sekolah dasar. Perkalian
adalah operasi penjumlahan berulang-ulang.
34
Contohnya: 3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15
4 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 = 24 Adapun konsep perkalian itu sendiri yang didapat dari penggunaan
alat peraga batang napier yakni sebagai berikut:
35
Misalnya: 14 x 9 =
Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1.
Tulis 14 ke samping dan 9 kebawah 2.
Kalikan 9 dengan 4 maka diperoleh hasil 36 Perhatikan cara menulis 36, yaitu angka 3 diatas karena bernilai
puluhan sedangkan angka 6 dibawah karena bernilai satuan Kalikan 9 dengan 1, maka diperoleh hasil 9, karena angka 9 bernilai
satuan maka berada dibawah Jumlahkan angka-angka dalam kisi-kisi itu menurut diagonal 6, 3 + 9
maka diperoleh hasilnya 126.
Gambar 2.1 Gambar Batang Napier Perkalian
1 4
X
1 9
3 6
9
2 6
34
J. Untoro, Buku Pintar Matematika SD, Jakarta: Wahyu Media, 2006, Cet.1, h. 13.
35
Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan PGSD D2, Bandung: Tarsito, 1990, h. 95.
b. Sifat-sifat Perkalian
Sifat-sifat dalam perkalian terbagi menjadi tiga, yaitu:
36
1 Sifat Pertukaran Komutatif
Sifat pertukaran terjadi apabila ada dua bilangan cacah bila dikalikan hasilnya tidak berubah tetapi letak kedua bilangan perkalian itu
dipertukarkan. Contoh:
3 x 5 = . . . Jika perkalian diatas diubah menjadi sifat pertukaran akan menjadi
5 x 3 = 15 Jadi, perkalian 3 x 5 = 5 x 3
15 = 15 2
Sifat Pengelompokkan Asosiatif Sifat pengelompokkan terjadi apabila hasil dari perkalian sama
walaupun dikerjakan dari mana saja. Contoh:
3 x 4 x 6 = . . . Jika perkalian diatas diubah menjadi sifat pengelompokkan akan menjadi
3 x 4 x 6 menjadi 3 x 4 x 6. Jadi, perkaliannya 3 x 4 x 6 = 3 x 4 x 6
12 x 6 = 3 x 24 72 = 72
3 Sifat Penyebaran Distributif
Untuk sifat distributif ini berlaku bahwa: a x b + c = a x b + a x c
Contoh: 2
x 4 + 5 jika diubah menjadi sifat distributif menjadi, 2 x 4 + 5 = 2 x 4 x 2 x 5
36
J. Untoro., op. cit., h. 14-16.