Populasi dan Sampel Penelitian
7 Menghitung
perkalian dengan cara mendatar,
bersusun panjang dan bersusun
pendek 4a
4b 3
8 Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan
perkalian 7,8
2
Jumlah Soal 12
Kriteria Penskoran Pemahaman Konsep Matematika
Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data posttest dari kedua kelompok. Data tersebut merupakan skor aktual,
yaitu “skor kenyataan empirik yang diperoleh siswa”. Agar dapat diinterpretasikan, kemudian skor
diubah menjadi nilai. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dengan berpatokan pada sistem Rubrics. Adapun tentang skor yang digunakan adalah
0, 1, 2, 3, dan 4 dengan kriteria pemberian skor menurut Cai, Lane Jacabsin disajikan dalam bentuk tabel berikut:
57
57
Gusni Satriawati, “Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP
”, dalam ALGORITMA Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Vol. 1 No. 1 Juni 2006, Jakarta: CEMED UIN Jakarta,
2006, h. 112.
Tabel 3.3 Kriteria Skor Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Skor Pemahaman
4 Konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap;
penggunaan istilah dan notasi matematika secara tepat; penggunaan algoritma secara lengkap dan benar.
3 Konsep dan prinsip terhadap soal matematika hampir lengkap;
penggunaan istilah dan notasi matematika hampir benar; penggunaan algoritma secara lengkap; perhitungan secara umum benar namun
mengandung sedikit kesalahan. 2
Konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap; jawaban
mengandung perhitungan yang salah.
1 Konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas; jawaban
sebagian besar mengandung perhitungan yang salah.
Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika.
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, realibiltas, dan
objektivitas. Maka sebelum soal tersebut diberikan kepada siswa, soal itu harus dianalisis validitas, realibilitasnya dan daya pembeda serta indeks
kesukaran soal. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Realibilitas berkaitan dengan masalah kepercayaan.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Sehingga kedua hal tersebut
sangat penting di uji terlebih dahulu, agar hasil yang didapatkan dapat memenuhi standar penilaian.