Kesiapan Belajar Subyek Siswa 3
99 tidak dapat menyesuaikan pola makanan pantangan makan gluten dan kasein
di rumah maupu n di sekolah. Namun, ketiga subyek ibu setuju bahwa pelaksanaan pantangan makan
makanan yang mengandung gluten dan kasein pada siswa perlu dilaksanakan jika pantangan makanan tersebut berdampak positif pada anak.
Sebagian besar ibu tidak dapat melaksanakan pantangan makan tersebut karena ketiga siswa senang memilih-milih makan dan paling menyukai
makanan yang berbahan dasar gluten dan kasein, sementara subyek ibu 1 selain dari pihak siswa, ibu juga mengalami hambatan karena ibu sibuk
menjadi guru di salah satu sekolah menengah atas dan tidak sempat menyiapkan makanan yang bebas gluten dan kasein. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa ibu dari siswa autistik kelas 1 Sekolah Dasar di SLBN 1 Bantul memiliki pengetahuan yang rendah dalam pentingnya pemberian
makanan yang bebas gluten dan kasein kepada siswa yang mengalami Autistik.
Cara yang digunakan oleh ibu dalam memperoleh pengetahuan adalah berdasarkan sumber informasi dan cara otoriter. Subyek ibu 1 memperoleh
dengan cara sumber informasi berupa majalah dan teman dan subyek ibu 2 bserta subyek ibu 3 memperoleh informasi dengan cara otoriter dari
himbauan dokter. Namun himbauan yang diberikan dokter, siswa hanya dilarang makan susu dan coklat namun tidak ada penjelasan lebih mendetail
mengenai alasan diet tersebut dilakukan. Faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan subyek ibu 1 adalah
berdasarkan minat membaca dari majalah bahwa tepung tidak baik untuk
100 siswa. Sementara untuk subyek ibu 2 hanya berdasarkan pengalaman
memiliki anak Autistik sehingga saat mengurangi susu sapi meninngkatkan kemampuan verbal siswa sehingga pantangan tersebut dilanjutkan. Begitu
pula halnya dengan subyek ibu 3 ibu memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman dengan bertukar informasi dengan sesama ibu-ibu yang
memiliki anak Autistik. Faktor eksternal yang mempengaruhi ibu dalam memperoleh informasi
terdiri atas faktor lingkungan tempat tinggal dan faktor media masa. Subyek ibu 1 memperoleh informasi dari lingkungan di sekitar tempat tinggal jika
tepung-tepungan tidak boleh dikonsumsi padahal hanya tepung yang menggandung gluten yang tidak boleh dikonsumsi seperti misalnya tepung
terigu. Subyek ibu 2 dan subyek ibu 3 memperoleh informasi dari media masa internet. Subyek ibu 2 hanya mengetahui pemberian makanan yang
mengandung gluten dan kasein perlu diberikan namun tidak mengetahui dampaknya negatifnya. Subyek ibu 3 hanya mengetahui susu sapi tidak
boleh dikonsumsi oleh siswa namun ibu tidak mengetahui bahwa gluten dan susu hewani lainnya juga tidak boleh dikonsumsi oleh siswa. Berdasarkan
uraian diatas dapat ditegaskan bahwa pengetahuan ibu dalam pemberian makanan yang bebas gluten dan kasein pada siswa autistik Kelas 1 di
Sekolah Dasar SLBN 1 Bantul adalah rendah.
101