62 ditandatangani oleh ibu siswa karena siswa autistik masih di bawah tanggung
jawab orang tua khususnya ibu siswa. Berdasarkan teknik penentuanm subyek, maka subyek penelitian pada
penelitian ini terdiri atas tiga 3 ibu dari siswa autistik Kelas I Sekolah Dasar SLBN 1 Bantul Yogyakarta dengan unit analisis Pengetahuan Ibu dalam
Pemberian Makanan yang Bebas Gluten dan Kasein dan tiga 3 orang siswa autistik Kelas I Sekolah Dasar SLBN 1 Bantul Yogyakarta dengan unit
analisis Kesiapan Belajar Siswa sehingga total jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini adalah enam 6 orang.
C. Waktu dan Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Rentang waktu penelitian ini selama satu setengah bulan pada pada 20 April 2015 hingga tanggal 30 Mei 2015. Pelaksanaan penelitian ini, terbagi
atas pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara menggunakan instrumen observasi dan wawancara. Waktu penelitian akan
dijabarkan dalam tabel berikut ini, Tabel 1. Waktu Penelitian
2 . Setting Penelitian
Setting penelitian ini bertempat di dalam kelas dan di luar kelas Sekolah Dasar Jurusan Autistik SLBN 1 Bantul Yogyakarta. Penelitian
No. Rentang Waktu
Tanggal, Bulan dan Tahun Penelitian
Agenda 1
Minggu Ketiga 6 Hari
20-25 April 2015 Pendahuluan Persiapan
Penelitian 2
Minggu Keempat dan Pertama 10 Hari
28 April-7 Mei 2015 Pelaksanaan Penelitian
3 Minggu Kedua dan Ketiga
12 Hari 11-23 Mei 2015
Analisis Data 4
Minggu Keempat 6 Hari
25-30 Mei 2014 Penyusunan Laporan dan
Publikasi Hasil Penelitian
63 mengenai Pengetahuan Ibu dalam Pemberian Makanan yang bebas Gluten
dan Kasein dilakukan di luar kelas saat ibu siswa menunggu siswa yang sedang melaksanakan pembelajaran. Setting penelitian ini dipilih agar
subyek dalam hal ini ibu dari siswa dalam keadaan yang tidak sibuk sehingga peneliti dapat melakukan wawancara tanpa mengganggu subyek
penelitian. Sedangkan setting pegamatan mengenai kesiapan belajar siswa autistik kelas I dilakukan di dalam kelas I pada pagi hari saat pembelajaran
pertama agar siswa dalam keadaan fresh saat dilakukan penelitian. Selain itu, setting dalam penelitian ini dilakukan terpusat pada suatu tempat yaitu di
SLBN 1 Bantul sehingga mempermudah peneliti dalam proses pengambilan data.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Wawancara merupakan suatu metode yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seorang responden Notoatmodjo
dalam Clara, 2014: 80. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara bebas terpimpin. Teknik wawancara bebas terpimpin dipilih
karena dapat mempersingkat waktu dalam penelitian dibandingkan dengan teknik wawancara lainnya. Menurut Clara, 2014: 83 teknik wawancara
bebas terpimpin adalah teknik wawancara yang dilakukan secara bebas tetapi dengan menggunakan pedoman wawancara sehingga peneliti harus
64 mengikuti sistematika, tujuan dan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pemilihan teknik wawancara bebas terpimpin dipilih selain karena
mempersingkat waktu penelitian juga memiliki beberapa kelebihan lainnya. Kelebihan teknik wawancara bebas terpimpin menurut Clara, 2014: 83
adalah peneliti dapat melakukan pengolahan data secara bebas, cermat dan teliti dengan adanya pertanyaan yang sama dalam pelaksanaan wawancara
memungkinkan hasilnya dapat dibandingkan sehingga hasilnya diharapkan lebih valid dan reliabel.
Data yang akan dikumpulkan dengan teknik bebas wawancara terpimpin adalah data mengenai pengetahuan ibu dalam pemberian makan
makanan yang bebas gluten dan kasein pada siswa autistik tingkat sekolah dasar di SLBN 1 Bantul Yogyakarta. Pengetahuan ibu yang akan diteliti
terbagi atas tiga sub variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu, cara perolehan pengetahuan dan faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
pemberian makanan yang bebas gluten dan kasein siswa autistik tingkat sekolah dasar di SLBN 1 Bantul Yogyakarta.
Pengambilan data menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin memiliki kelemahan yaitu wawancara terlihat kaku dan kurang fleksibel
serta sangat formal Clara, 2014: 83, namun peneliti tetap menggunakan teknik wawancara ini dan untuk mengatasi kelemahannya tersebut peneliti
melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada responden sebelum melakukan penelitian sehingga saat pelaksanaan penelitian suasana
wawancara lebih bebas serta tidak terlalu kaku dan formal.