keahlian perilaku Kendala Kinerja Pegawai di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang

97 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan belum sepenuhnya disadari oleh pegawai di UPT Tengah, pekerjaan sering ditinggal untuk kepentingan lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, pegawai bahkan sibuk dengan urusan pribadinya dan meninggalkan pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Selain itu tidak adanya rincian tugas dan deadline yang mengikat membuat pegawai tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, dan tidak adanya bentuk laporan pertanggung jawaban hasil kerja. Tabel 7. Temuan Lapangan Kinerja Pegawai UPT Tengah INDIKATOR KINERJA a. Prestasi Kerja Hasil pekerjaan kurang teliti, pegawai menunda pekerjaan

b. keahlian

Pendidikan terakhir pegawai adalah SLTA dan SLTP, dalam bekerja pegawai menunggu perintah atasan, komunikasi berjalan lancar dan kerjasama hampir setiap hari dilakukan oleh pegawai

c.perilaku

Terpasang absen sidik jari, salah satu pegawai diberhentikan arena tindakan tidak disiplin, dalam bekerja pegawai masih menunda

b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang

Dalam suatu organisasi pastilah terdapat kendala yang menghambat tumbuh kembangnya organisasi tersebut. UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang memiliki beberapa kendala diantaranya adalah kendala internal dan eksternal. Berikut akan dijelaskan mengenai kendala yang dialami oleh UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang. 98

1 Kendala Internal

Beberapa kendala internal yang dialami oleh UPT Tengah adalah kurangnya motivasi pegawai dalam bekerja yang terlihat dari pegawai yang tidak memiliki semangat kerja, kondisi fisik pegawai yang sudah tua dan pengalaman kerja yang minim dan keberadaan pegawai di kantor yang tidak produktif dalam bekerja. a Motivasi Jika seorang pegawai dalam bekerja memiliki motivasi yang tinggi maka pekerjaannya dipastikan baik, namun sebaiknya jika motivasinya dalam bekerja rendah maka pekerjaannya tidak akan maksimal. Motivasi pegawai dalam bekerja menurut penuturan pegawai di UPT Tengah pada wawancara hari Kamis, 30 Oktober 2014, MR selaku pegawai di UPT tengah menyampaikan “Kalau ada pekerjaan ya dikerjakan saja mbak, motivasinya mungkin tergantung banyaknya pekerjaan mbak, biasanya akan cepat selesai kalau sudah diburu- buru atasan.” Hal berbeda disampaikan oleh SY selaku Kepala UPT Tengah pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 dalam wawancara sebagai berikut “Pegawai kurang semangat dalam bekerja, misalnya kerja dari pagi sampai sore itu yang beneran kerja itu bisa dari jam 9 pegi nanti kalau sudah jam 12 tidak ada pelayanan atau kerjaan pegawai ngobrol, kerja ya sedikit-sedikit. ” Hal ini diperkuat dengan hasil observasi pada hari Selasa, 4 November 2014 di ruang kerja pegawai peneliti menemukan pada saat jam kerja pegawai tidak melaksanakan pekerjaannya malahan pegawai asik mengobrol dengan rekan kerjanya, memang hal ini tidak dilakukan oleh 99 semua pegawai. Terdapat pula pegawai yang mengerjakan tugas namun itu juga tidak dilakukan dengan serius, diselingi dengan bermain game. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa motivasi pegawai dalam bekerja masih rendah karena pegawai kurang bersemangat dalam bekerja, jika tidak ada pekerjaan maka waktu akan dihabiskan pegawai dengan mengobrol. Dan pegawai akan giat jika pekerjaan sudah mendekati batas waktu yang telah ditentukan oleh pimpinan. b Kondisi Fisik Kondisi fisik merupakan suatu hal yang penting bagi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, karena kondisi fisik dapat menentukan kualitas dan kemampuan tiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tuntutan pekerjaan yang optimal dalam suatu organisasi tersebut. Menurut penuturan KD selaku Kasubag TU UPT Tengah dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 “Gimana ya mbak, UPT Tengah ini sebenarnya UPT yang masih harus meniti karir ibaratnya, karena paling bontot berdiri dengan jumlah TK dan SD terbanyak di se Kecamatan Magelang tapi tidak didukung dengan pegawai yang maksimal. Pegawai disini sepuh- sepuh mbak, kondisi fisiknya tidak cekatan seperti yang muda- muda.Cepat capek, jadi tidak bisa dipaksakan dalam mengerjakan tugas.” Hal ini juga didukung oleh penuturan MR salah satu pegawai di UPT Tengah dalam wawancara hari Kamis, 30 Oktober 2014 “Saya ini sudah tua mbak, kalau bekerja harus sesekali istirahat, kalau dipaksakan langsung capek nanti kalau capek bisa masuk angin.” Kemudian dari hasil observasi mengenai profil pegawai, peneliti menemukan bahwa benar jika usia 100 pegawai di UPT Tengah termasuk pada usia akhir produktif dimana usia PNS yang mendekati masa pensiun adalah usia 56 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dan temuan yang peneliti dapat dari observasi terlihat bahwa usia pegawai di UPT Tengah berada pada akhir masa usia produktif sehingga dalam bekerja tidak maksimal karena sering kecapekan dan dalam melaksanakan pekerjaan pegawai kurang cekatan yang menyebabkan pekerjaan menjadi lebih lama terselesaikan. c Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Pada UPT Tengah pegawai terlihat masih minim pengalaman kerja, hal ini disampaikan oleh SY selaku Kepala UPT Tengah pada wawancara 30 Oktober 2014 “UPT Tengah ini berdirinya paling terakhir dibanding UPT Selatan dan Utara, pegawai paling lama bekerja disini dari tahun 2009. Saya kira pengalaman kerjanya masih sangat kurang, keliatan mbak, pegawai itu kadang tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas. Kan seharusnya pegawai itu sudah terbiasa dengan pekerjaan sehari-hari, disini belum terlihat seperti itu, gerakan mengerjakan tugas itu tidak man tap dan lancar.” Hal tersebut ditambahkan oleh KD selaku Kasubag TU UPT Tengah pada wawancara Kamis, 30 Oktober 2014 di ruangan kantor UPT Tengah “Pengalaman kerja pegawai disini saya rasa belum cukup mbak, pegawai disini paling lama itu dari 2009, pegawai yang baru berapa bulan juga ada, saya rasa pekerjaan yang dulu tidak nyambung dengan pekerjaan disini sehingga pegawai dalam bekerja masih ragu- ragu, masa kerjanya belum banyak begitu. Kan ada to mbak yang disini itu pindahan dari satpol PP, kan ya gak nyambung mbak.” 101 Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka peneliti melakukan observasi pasif di ruang kantor UPT Tengah pada Selasa, 4 November 2014 terlihat bahwa pegawai kurang cekatan dalam mengerjakan tugas. Maka dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti laksanakan di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja pegawai di UPT Tengah masih kurang, terlihat dari masa kerja yang paling lama dimulai dari tahun 2009, kemudian latar belakang pengalaman kerja yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan baru di UPT Tengah, pegawai tampak tidak percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan, gerakannya tidak mantap dan lancar, pegawai dalam bekerja terkesan masih ragu-ragu. d Keberadaan Dalam sebuah organisasi keberadaan bisa diartikan sebagai ada dan hadir di tempat. Keberadaan seorang pegawai sangat berpengaruh terhadap mekanisme kegiatan sebuah organisasi, dimana pegawai tersebut menjalankan kegiatan organisasinya. Keberadaan pegawai di UPT Tengah menurut SY selaku Kepala UPT Tengah dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 adalah sebagai berikut “Saya jika tidak ada dinas di luar selalu berada di kantor mbak. Disini salah satu pegawai tidak disiplin mbak, tidak selalu ada dikantor, selalu membolos, ada saja yang bolong setiap harinya maka saya berhentikan, kemudian pegawai di UPT Tengah ini meskipun setiap hari ada di kantor namun kurang efektif dalam bekerja .” Hasil wawancara dengan Kepala UPT Tengah juga diperkuat dengan keterangan dari MR selaku salah satu pegawai di UPT Tengah 102 “Pimpinan hampir setiap hari ada di kantor mbak, kalau ada kepentingan lain baliknya ya dikantor lagi, kalau pegawai kemarin baru saja ada yang berhenti mbak karena sering membolos. Kalau sekarang pegawai sudah tidak ada yang membolos.” Kemudian peneliti melakukan observasi pasif di ruangan kantor UPT Tengah pada Selasa, 4 November 2014 terlihat pegawai dan pimpinan berada ditempat meskipun beberapa pegawai yang tidak bekerja. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti laksanakan maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan pegawai di UPT Tengah belum sepenuhnya mendukung mekanisme kegiatan UPT Tengah karena meskipun pegawai berada di kantor namun dalam bekerja belum produktif karena sering ditunda dan ditinggal mengobrol dengan rekan kerja lainnya yang menyebabkan pekerjaan tidak selesai tepat waktu dan salah satu pegawai diberhentikan karena keberadaannya yang dirasa kurang oleh pimpinan.

2 Kendala Eksternal

Beberapa kendala eksternal yang dimiliki oleh UPT Tengah diantaranya adalah pegawai yang belum pernah mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuannya, fasilitas yang belum sepenuhnya mendukung pegawai dalam bekerja, struktur organisasi yang tidak sesuai dengan kondisi aslinya, pegawai yang tidak memiliki rincian tugas sebagai pedoman dalam bekerja, dan kurangnya peran pimpinan dalam memotivasi pegawai untuk bekerja lebih efektif. a Pelatihan Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan pegawai dengan 103 yang dikehendaki oleh sebuah organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki oleh pegawai dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan serta mengubah sikap yang kurang baik dari dalam diri pegawai. Oleh karena itu pelatihan menjadi penting diadakan dalam suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan menjadi sesuatu yang tidak pernah dirasakan oleh pegawai di UPT Tengah. KD selaku Kasubag TU UPT Tengah dalam wawancara pada 30 Oktober 2014 ketika ditanyakan mengenai pelatihan yang pernah diikuti pegawai mengatakan bahwa: “Tidak pernah ada pelatihan mbak, itu yang saya sayangkan jadi kemampuan pegawai tidak berkembang, apalagi masalah komputer. Hanya salah satu saja yang mahir komputer, lainnya bisa tapi ya tidak sepintar pegawai tersebut padahal komputer sangat mendukung dalam bekerja.” Hal yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh MR, salah satu pegawai UPT Tengah dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 “Tidak pernah ada pelatihan mbak, mungkin karena pekerjaannya begini- begini saja makanya pelatihan dianggap tidak penting atau bagaimana saya tidak tahu.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelatihan tidak pernah diadakan untuk mengasah pengetahuan dan keahlian pegawai, dari hasil wawancara juga diketahui bahwa kemampuan pegawai dalam mengoperasikan komputer masih kurang, hanya terdapat satu pegawai yang mahir dalam komputer itu karena pegawai tersebut merupakan pegawai paling muda di UPT Tengah. Bukti surat undangan pelatihan juga tidak peneliti temui di UPT Tengah 104 b Fasilitas UPT Tengah meiliki beberapa fasilitas untuk mendukung kinerja pegawai diantaranya adalah : Tabel 8. Fasilitas UPT Tengah No Nama Barang Jumlah Kondisi 1 Komputer 2 Rusak 2 Printer 2 Rusak 3 Laptop 1 Baik 4 Mesin a. Ketik b. FC 3 - Baik - 5 Brankas 2 Baik 6 Filling Cabinet 1 Baik 7 Meja pegawai 4 Baik 8 Kursi 3 Baik 9 Almari 3 Baik 10 Telepon 1 Baik 11 Proyektor 1 Baik Sumber : Observasi dan wawancara Dari tabel diatas dapat diketahui beberapa fasilitas yang dimiliki oleh UPT Tengah. Beberapa diantaranya dalam kondisi rusak, seperti 2 unit komputer yang tidak dapat dioperasikan dengan maksimal yang disebabkan virus yang menyebabkan data tidak dapat tersimpan didalamnya, 2 printer yang salah satunya juga mengalami kerusakan sehingga pegawai kesulitan ketika membutuhkan printer, kursi yang hanya berjumlah 3 dirasa kurang jika UPT sedang melakukan pelayanan terhadap masyarakat maupun tenaga pendidik yang datang ke UPT Tengah. KD selaku Kasubag TU dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 menyampaikan bahwa “UPT memiliki 2 unit komputer, 1 laptop, 2 printer, 3 mesin ketik yang membantu tulis menulis. Tapi komputerya yang satu rusak jadi Cuma satu saja yang 105 bisa digunakan.” Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh MR selaku pegawai UPT Tengah berujar bahwa “Fasilitas ya lumayan mendukung mbak, ada lemari, brangkas, ya banyak. Tapi komputer kadang tidak dapat menyiman data, komputer sering diservis dan tidak diganti padahal sudah tidak layak digunakan jadi kalau kerja pakai komputer harus mengantri.” Kemudian ditambahkan oleh MR selaku pegawai di UPT Tengah dalam wawancara kamis, 30 Oktober 2014 “Kursi disini kurang mbak, jadi kalau saya sedang melayani guru-guru dan teman lain juga ngelayani sering kekurangan kursi jadinya guru- guru ngantri di luar.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan sehingga belum sepenuhnya dapat mendukung kinerja pegawai diantaranya adalah komputer yang dimiliki oleh UPT Tengah tidak berfungsi maksimal dalam mendukung kinerja pegawai, pegawai mengeluhkan komputer tidak dapat menyimpan data karena kapasitasnya yang sudah penuh dari dua unit komputer yang dimiliki hanya satu saja yang dapat berfungsi normal. Kegunaan sarana yang lain juga tidak sepenuhnya mendukung dalam bekerja, mesin ketik yang sudah tua dan printer yang juga sering mengalami kerusakan. Hal tersebut juga peneliti temukan saat melakukan observasi pada 4 November 2014 di UPT Tengah di ruang kerja pegawai terdapat komputer dengan kondisi yang memang sudah rusak dan tidak digunakan pegawai. Selain itu jumlah kursi masih kurang, karena jika pegawai sedang melayani guru-guru jika kekurangan kursi maka guru-guru tersebut menunggu diluar dan membuat pelayanan menjadi lebih lama. 106 c Struktur Organisasi Struktur yang dimiliki oleh UPT Tengah belum diperbaharui, hal ini peneliti temukan saat mengambil foto struktur organisasi sebagai bukti dokumentasi pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, peneliti menemukan bahwa struktur organisasi menunjukan tahun 2009-2011, nama Kepala UPT yang baru juga belum diganti dalam struktur organisasi, nama pegawai yang dikeluarkan juga belum dilepas dan digantikan oleh pegawai baru pada struktur organisasi. Hal ini peneliti tanyakan pada Kasubag TU pada saat peneliti melakukan wawancara pada Kamis, 30 Oktober 2014 KD mengatakan bahwa “UPT sedang mengadakan renovasi mbak makanya belum dibetulkan.” Hal yang hampir sama peneliti temukan pada wawancara dengan SY selaku Kepala UPT Tengah dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 yang menyampaikan bahwa struktur organisasi memang belum sesuai dengan kondisi aslinya. “Struktur organisasinya belum diganti mbak, jadinya pegawai tidak paham betul terhadap tugas dan kewajibannya yang dia dapat dari jabatan. Struktur organisasi juga penting diperhatikan mbak agar pegawai lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang menjadi kewajibannya.” Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti menemukan kurangnya pemahaman anggota UPT Tengah terhadap struktur organisasi, struktur organisasi tidak diperbaharui semenjak tahun 2009, sedangkan Kepala UPT baru, pegawai sudah berganti dan juga tenaga harian lepas yang tidak dicantumkan dalam struktur organisasi. Tidak tepatnya struktur organisasi dengan kedudukan pegawai yang sebenarnya membuat 107 pegawai tidak memahami betul tugas dan tanggung jawab yang ia miliki dari jabatan yang didudukinya dan alur wewenang yang terdapat di UPT Tengah. d Job Description Rincian Tugas Pegawai pada UPT Tengah tidak memiliki rincian tugas, hal ini disampaikan oleh SY selaku Kepala UPT Tengah pada wawancara Kamis, 30 Oktober 2014 beliau menyampaikan “Disini tidak ada rincian tugas mbak, pekerjaan kan tidak pasti. Kadang ada, kadang tidak. Kebanyakan tugas disini dikerjakan bersama mbak oleh pegawai.” Ketika peneliti melakukan wawancara dengan MR ,salah satu pegawai di UPT Tengah malahan pegawai tersebut tidak mengetahui apa itu rincian tugas. “Iya mbak, tidak ada rincian tugas atau tupoksi jadi saya kadang bingung mau ngerjain apa. Kerjaan tetap ya kerjaan rutin kalau saya bagian keuangan ya ngurusin duit, tapi kadang ada tugas dadakan na itu kita sebagai pegawai bingung mau dikerjakan siapa ya kalau begitu biasanya dikerjakan yang gak ada kerjaan atau yang bisa atau kerjasama.” Begitu yang disampaikan oleh pegawai di UPT Tengah pada saat diwawancarai pada hari Kamis, 30 Oktober 2014. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat diketahui bahwa dalam mengerjakan tugas pegawai tidak memiliki pedoman, asal ada pekerjaan maka dikerjakan secara bersama-sama oleh pegawai UPT Tengah. Dengan tidak adanya pedoman tugas yang dimiliki oleh masing-masing pegawai membuat pegawai kebingungan dalam bekerja dan tidak mandiri dalam melaksanakan pekerjaan karena seringnya bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan, hal ini juga membuat pegawai tidak disiplin dalam melaksanakan pekerjaan, 108 tidak merasa diberikan tanggung jawab sehingga pegawai sering menunda dan meninggalkan pekerjaan yang dimilikinya. e Kepemimpinan Pimpinan di UPT Tegah dalam kesehariannya mengaku memiliki komunikasi yang baik dengan bawahan, dalam mengobrol terkadang menyelipkan wejangan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini SY selaku Kepala UPT Tengah sampaikan dalam wawancara Kamis, 30 Oktober 2014 dalam wawancara “Saya tiap hari ngobrol mbak dengan pegawai, makanya keluhan pegawai saya tau dan keadaan disini setiap harinya juga saya perhatikan, kalau ada yang tidak beres saya tegur.” Namun hal berbeda peneliti temui ketika melakukan wawancara dengan KD selaku Kasubag TU pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 “Saya rasa pimpinan kurang tegas dalam mengatasi pegawai yang bermalas-malasan, peringatan ada mbak sekedar lisan namun seperti hukuman biar kapok itu saya rasa belum. Misalnya pegawai yang telat mengumpulkan laporan dihukum apa gitu .” Pada saat observasi dihari Selasa, 4 November 2014 peneliti juga mendapati Kepala yang akrab terhadap pegawai, perbincangan ringan dengan mengoreksi kekurangan pegawai nampaknya belum efektif untuk membuat pegawai bekerja lebih maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan ditemukan fakta bahwa pimpinan dalam membawahi pegawai bersikap akrab namun dalam keakraban tersebut belum terdapat peran pimpinan untuk mengarahkan, meskipun komunikasi tiap hari berjalan dengan baik 109 namun hal itu belum maksimal terbukti dengan kinerja pegawai yang belum sesuai dengan harapan pimpinan. Kemampuan pemimpin untuk mengkoordinasi bawahan masih kurang sehingga masih ditemui pegawai yang kurang termotivasi dalam bekerja. Tabel 9. Temuan Lapangan Kendala Kinerja Pegawai UPT Tengah INDIKTOR KENDALA KINERJA PEGAWAI a. Internal Pegawai kurang semangat dalam bekerja, kondisi fisik sudah tua, pengalaman kerja minim, keberadaan pegawai tidak dimaksimalkan untuk bekerja,

b. Eksternal