109
namun hal itu belum maksimal terbukti dengan kinerja pegawai yang belum sesuai dengan harapan pimpinan. Kemampuan pemimpin untuk
mengkoordinasi bawahan masih kurang sehingga masih ditemui pegawai yang kurang termotivasi dalam bekerja.
Tabel 9. Temuan Lapangan Kendala Kinerja Pegawai UPT Tengah INDIKTOR
KENDALA KINERJA PEGAWAI a. Internal
Pegawai kurang semangat dalam bekerja, kondisi fisik sudah tua, pengalaman kerja minim, keberadaan
pegawai tidak dimaksimalkan untuk bekerja,
b. Eksternal
Pegawai tidak pernah mengikuti pelatihan, komputer rusak,, struktur organisasi 2009-2011, tidak memiliki
rincian tugas, pimpinan kurang memotivasi pegawai untuk bersemangat dalam bekerja
c. Upaya yang sudah dilaksanakan dalam mengatasi kendala di UPT Tengah Dinas Pendidikan Kota Magelang
1 Upaya dalam Mengahadapi Kendala Internal
Kurangnya motivasi pegawai dalam bekerja merupakan salah satu kendala internal yang dialami oleh UPT Tengah, kebiasaan pegawai yang
menunda pekerjaan jika pekerjaan itu sedikit mengakibatkan hal tersebut terbawa ketika pekerjaan menumpuk, sehingga tidak jarang pekerjaan selesai
tidak tepat waktu. Ketika tidak ada pekerjaan waktu dihabiskan pegawai untuk mengobrol, dalam mengatasi hal tersebut menurut penuturan SY selaku Kepala
UPT Tengah dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 mengatakan “Saya mengajak mengobrol dan terkadang memberikan wejangan agar
pegawai lebih giat dalam bekerja.” Hal yang sama juga dituturkan oleh MR salah satu pegawai di UPT Tengah pada wawancara Kamis, 30 Oktober 2014
110
“Pimpinan memberikan nasehat mbak pada pegawai yang tidak bersemangat dalam bekerja.” Berdasarkan keterangan tersebut maka diketahui bahwa untuk
meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja pimpinan memberikan nasehat agar pegawai lebih giat, meskipun kenyataannya masih ditemui pegawai yang
tidak disiplin dalam bekerja. Usia pegawai di UPT Tengah hampir semuanya sudah mendekati masa
pensiun dengan kinerja yang lambat untuk mengatasi masalah tersebut menurut penuturan SY selaku Kepala UPT Tengah pada wawancara hari Kamis, 30
Oktober 2014 adalah “Memaksimalkan sebisanya mbak, kalau memang capek ya saya
maklumi istirahat sebentar. Biasanya pegawai harian lepas disini tidak tega, maka pegawai yang meminta bantuannya pasti ditolong apalagi
yang kaitannya komputer, saya kadang kasian. Paling muda, paling pinter dinunuti tugas-
tugas yang sudah sepuh, tapi itu juga tidak sering.” Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh MR salah satu pegawai di
UPT Tengah pada wawancara Kamis, 30 Oktober 2014 “Saya berusaha semaksimal mungkin mbak dalam mengerjakan tugas, nanti kalau gak bisa
baru minta tolong yang lain. Usia saya juga sudah tua staminanya tidak enerjik seperti yang muda-
muda.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui dalam mengatasi kebeterbasanan usia pegawai yang sudah tua dan
mendekati masa pensiun, pimpinan memaklumi dan mengijinkan pegawai untuk sesekali beristirahat ketika sedang bekerja.
Pengalaman kerja juga menjadi salah satu masalah internal yang dihadapi oleh UPT Tengah khususnya pegawai, untuk mengatasi masalah tersebut
menurut penuturan SY selaku Kepala UPT Tengah dalam wawancara 30
111
Oktober 2014 “Pegawai saling membantu mbak, dengan begitu kan juga belajar dan mendapat pengetahuan baru.” MR selaku pegawai di UPT Tengah
pada wawancara 30 Oktober 2014 juga menuturkan hal yang hampir sama dengan pimpinan, yaitu “Saling membantu mbak, saling bertanya kalau
mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan.” Pegawai di UPT
Tengah jarang membolos, setiap hari masuk ke kantor namun pekerjaan dirasa belum maksimal oleh pimpinan, dalam mengatasi masalah tersebut pada
wawancara 30 Oktober 2014 SY selaku pimpinan mengatakan “Pegawai disini memang masa kerjanya sedikit dibanding UPT lain, makanya dalam bekerja
saling membantu mbak.” Begitupun dengan jawaban KD selaku Kasubag TU pada wawancara 30 Oktober 2014
“Kerjasama dan saling membantu untuk menutupi kekurangan pegawai, kekurangan pengalaman kerja, kekurangan personil ya begitulah mbak.
Karena meskipun setiap hari datang ke kantor dalam mengerjakan tugas
pegawai kurang maksimal” Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan upaya apa
saja yang sudah dilaksanakan oleh UPT Tengah untuk mengatasi kendala internal, diantaranya adalah pimpinan memberikan motivasi dan ceramah yang
lebih mendalam kepada pegawai yang sedang tidak bersemangat dalam bekerja meskipun hal ini belum sepenuhnya berhasil karena prestasi kerja pegawai
tidak meningkat dengan masih adanya keterlambatan penyelesaian pekerjaan kemudian karena hampir semua pegawai berusia lanjut pimpinan memberikan
toleransi untuk istirahat sejenak kemudian melanjutkan melaksanakan pekerjaan kembali, ketika pegawai berusia lanjut tersebut merasa kesulitan
dalam melaksanakan tugas dikarenakan usianya yang sudah tua maka pegawai
112
yang lebih muda akan membantu. Hal lain yang menjadi masalah adalah pengalaman kerja pegawai yang belum mumpuni, dihitung dari tahun 2009
merupakan tahun tertua memulai pekerjaan yang dirasa belum cukup untuk menunjukan kualitas dari kinerja pegawai dan juga keberadaan pegawai setiap
harinya dikantor namun dirasa belum maksimal dalam mengerjakan tugas, kedua hal ini dipecahkan dengan bekerja sama dengan rekan kerja lain, dengan
bekerja sama diharapkan tugas menjadi cepat selesai dan terasa ringan. Dengan bekerja sama diharapkan pengerjakan tugas lebih optimal dan sesuai dengan
harapan pimpinan.
2 Upaya dalam Menghadapi Kendala Eksternal
Pegawai di UPT Tengah belum pernah mendapatkan pelatihan untuk mengasah kemampuan, keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan
kinerjanya, hal ini disampaikan oleh KD selaku Kasubag TU pada wawancara hari Kamis 30 Oktober 2014 hal yang paling mencolok adalah keterampilan
pegawai dalam mengoperasikan komputer dirasa masih kurang karena dalam mengerjakan tugas khususnya yang berkaitan dengan komputer pegawai tidak
begitu mahir dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengerjakan, “Tidak adanya pelatihan khususnya dalam hal teknologi membuat
pegawai disini tidak begitu mahir dalam komputer, biasanya dikerjakan oleh pegawai yang paling muda mbak, dan kadang juga mengajari
pegawai lain agar lebih terampil dan tidak bergantung pada satu orang
saja.” Hal itu diperkuat dengan pengakuan MR salah satu pegawai di UPT
tengah pada wawancara hari Kamis, 30 Oktober 2014, mengatakan bahwa “Kalau saya ini ngerjainnya lama, maka saya minta bantuan sama mas Rino
113
mbak, dia paling bias computer tapi kalau sibuk saya ya berusaha sebisanya nanti kalau ada yang salah dibenarkan.”
Dari hasil wawancara tersebut maka diketahui bahwa tidak adanya pelatihan berdampak pada keterbatsan keterampilan pegawai khususnya dalam
mengoperasikan komputer, karena hal tersebut pegawai mengatasinya dengan menyerahkan pekerjaan pada satu orang saja, namun jika pegawai tersebut
sedang sibuk maka akan dikerjakan sendiri. Fasilitas yang dimiliki oleh UPT Tengah untuk mendukung kinerja
pegawai masih kurang, salah satunya adalah komputer. Komputer merupakan salah satu unsur fasilitas untuk mendukung kinerja pegawai, sedangkan UPT
Tengah hanya memiliki 2 unit komputer, sayangnya hanya 1 yang dapat berfungsi normal, karena keterbatasan itu Kasubag TU memberikan instruksi
untuk membawa laptop bagi pegawai yang memiliki laptop untuk membawanya saat bekerja sehingga tidak bergantung pada komputer yang
dimiliki kantor. Hal ini penulis temukan pada saat wawancara pada hari Kamis 30 Oktober 2014 dengan KD selaku Kasubag TU UPT Tengah
“Saya menginstruksikan pegawai untuk membawa laptop mbak jika punya, kalau gak begitu ya pekerjaan gak cepat selesai. Meskipun tidak
semua memiliki, tapi ya sesekali ada yang bawa, milik anaknya dipinjam
begitu. Lumayan mbak, jadi gak bergantung pada komputer kantor.” Pada kenyataannya hal tersebut tidak senada dengan apa yang dikatakan
MR selaku pegawai di UPT Tengah dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, dikatakannya
“Kasubag memang menginstruksikan membawa laptop tapi tidak semua anak kita memiliki laptop mbak, tidak pernah membawa jadinya hanya
mengandalkan komputer kantor. Kalau sedang dipakai ya nunggu giliran
114
berikutnya, ya menghambat mbak, kerjaan jadi lama karena mengantri. Selain itu kursi untuk pelayanan kurang mbak, jadinya pinjam kursi
pegawai lain yang tidak dipakai” Hal lain peneliti temukan ketika melakukan observasi di UPT Tengah
pada 4 November 2014, meskipun pegawai diinstruksikan untuk membawa laptop, tidak satupun pegawai yang membawanya ke kantor karena tidak
punya, atau tidak dapat mengoperasikannya. Meskipun Kasubag telah menginstruksikan membawa laptop namun hal itu tidak berjalan, sehingga
dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan komputer pegawai hanya mengandalkan komputer yang dimiliki oleh UPT Tengah, tidak jarang ketika
komputer dipakai, maka pegawai lain harus menunggu. Hal tersebut juga yang menjadikan penyelesaian pekerjaan menjadi tidak tepat waktu. Selain itu
kurangnya kursi yang dimiliki oleh UPT Tengah menghambat pegawai untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat Magelang Tengah, hal ini diatasi
dengan meminjam kursi pegawai yang tidak terpakai. Struktur organisasi UPT Tengah yang belum diperbaharui semenjak
tahun 2011 juga menjadai salah satu kendala pegawai karena tidak adanya struktur organisasi membuat pegawai tidak peka akan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai konsekuensi dari jabatan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. Dalam struktur organisasi yang dimiliki oleh UPT Tengah tertera
tahun 2009-2011. Hal itu yang peneliti temukan ketika melakukan observasi pada 30 Oktober 2014, menurut penuturan KD selaku Kasubag TU pada saat
diwawancara pada hari Selasa, 4 November 2014 di kantor UPT Tengah mengatakan bahwa
115
“UPT Tengah sedang mengadakan renovasi mbak, struktur organisasi diusahakan akan diganti jika kantor UPT Tengah sudah terbangun. Tapi
sejauh ini bukan jadi masalah, karena masing-masing dari kita juga tau jabatan masing-
masing.” Kemudian dalam mengerjakan tugas pegawai juga tidak memiliki rincian
tugas sebagai acuan dalam mengerjakan tugas sehari-hari, hal ini dipecahkan dengan mengerjakan pekerjaan bersama dan pekerjaan lebih dicondongkan
kepada pegawai yang lebih ahli dibidangnya meskipun pegawai lain ikut membantu. Hal ini sesuai dengan penuturan Kasubag TU UPT Tengah “Tidak
ada rincian tugas, pekerjaan dilakukan sebisa mungkin oleh pegawai kalau tidak bisa ya dibantu, dikerjakan bersama mbak. Ya intinya saling bekerja
sama, kalau gak begitu selesainya lama mbak.” Dari hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya rincian tugas yang dimiliki oleh
masing-masing pegawai diatasi dengan mengerjakan tugas bersama dan jika pegawai tidak bisa mengerjakan maka tugas dilemparkan pada pegawai yang
lebih ahli. Hal ini membuat pegawai tidak mandiri dalam mengatasi pekerjaannya sendiri dan bergantung pada pegawai lain, meskipun begitu
kerjasama tidak sepenuhnya berdampak positif karena selain pegawai tidak mandiri juga menyusahkan orang lain yang dibebankan pekerjaan yang bukan
menjadi kewajibannya. Kepemimpinan juga menjadi salah satu kendala di UPT Tengah, peran
pimpinan untuk membawahi pegawai belum cukup untuk meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja sehingga masih terdapat pelanggaran maupun
tindakan tidak disiplin yang dilakukan oleh pegawai, karena kondisi tersebut pimpinan mengaku
“Saya lebih mempertegas hukuman bagi pegawai yang
116
melanggar aturan seperti kemarin pemberhentian bagi pegawai yang tidak taat pada aturan.”
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan upaya apa saja yang sudah UPT Tengah lakukan untuk mengatasi kendala eksternal yang terjadi di
UPT Tengah, diantaranya adalah karena tidak pernah mendapatkan pelatihan khususnya keterampilan komputer sebagai penunjang optimalnya kinerja
pegawai, sebagai sarana belajar pegawai akan tukar pikiran sesama pegawai, biasanya pegawai yang paling muda di UPT Tengah akan membantu pegawai
lain dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan komputer, selain itu menjelaskan beberapa hal mengenai komputer agar pegawai lebih mahir karena
selama ini pegawai masih kesulitan dalam mengoperasikannya. Kemudian komputer yang dimiliki oleh UPT Tengah hamya 2 unit, 1 unit mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat dipakai. Untuk mengatasi masalah tersebut Kasubag TU memberikan instruksi kepada pegawai untuk membawa laptop
dari rumah bagi yang memilikinya meskipun hal itu tidak berjalan, pegawai lebih sering menunggu giliran memakai komputer dan berbagi komputer
dengan pegawai lain, hal tersebut juga membuat pegawai menjadi terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu untuk mengatasi kekurangan kursi
untuk melayani masyarakat Magelang Tengah, pegawai akan meminjam kursi yang tidak terpakai.
Struktur organisasi yang dimiliki oleh UPT Tengah juga belum sesuai dengan kondisi aslinya, pembenahan struktur organisasi akan dilakukan setelah
pembangunan gedung UPT Tengah selesai, tidak adanya struktur organisasi
117
dan rincian tugas membuat pegawai kebingungan dalam bekerja sehingga pegawai lebih sering bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan. Pimpinan
juga mengaku lebih tegas dalam memberikan instruksi ataupun hukuman bagi pegawai yang melakukan tindakan tidak disiplin maupun pelanggaran lainnya.
Tabel 10. Temuan Lapangan Upaya mengatasi Kendala Kinerja Pegawai UPT Tengah
INDIKATOR UPAYA MENGATASI KENDALA
a. Internal Mengajak ngobrol pegawai, pegawai