69
dimilikinya. Bentuk pertanggungjawaban berupa laporan juga jarang dibuat pegawai jika tidak diminta oleh pimpinan.
Tabel 3. Temuan Lapangan Kinerja Pegawai UPT Selatan INDIKATOR
KINERJA a. Prestasi
Kerja
pegawai sering menunda pekerjaan dan akan terburu-buru saat mendekati deadline sehingga hasil pekerjaan kurang teliti
b. keahlian
Pendidikan terakhir pegawai adalah SLTA, dalam bekerja pegawai menunggu perintah atasan, komunikasi berjalan baik
antara pimpinan dan pegawai, kerjasama setiap hari dilakukan
c.perilaku
Terpasang absen sidik jari, pegawai masih menunda pekerjaan dan meninggalkan pekerjaan
b. Kendala Kinerja Pegawai di UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang
Kendala kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam diri pegawai seperti bawaan dari lahir atau diperoleh saat berkembang. Kendala internal yang dimiliki oleh UPT Selatan adalah
kurangnya motivasi pegawai dalam bekerja, keberadaan pimpinan yang tidak setiap hari di tempat yang membuat pengawasan terhadap pegawai belum
optimal dan keberadaan pegawai di kantor tidak dimaksimalkan untuk bekerja. Kemudian faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri pegawai,
meliputi pelatihan, fasilitas, struktur organisasi, job description atau rincian tugas, Kepemimpinan, dll. Berikut akan dijelaskan lebih mendalam mengenai
kendala kinerja pegawai yang dimiliki oleh UPT Selatan :
70
1 Kendala Internal
Kendala internal yang menjadi kendala di UPT Selatan diantaranya adalah pegawai yang kurang termotivasi dalam bekerja yang terlihat dari
kurangnya semangat pegawai dalam bekerja, kemudian pimpinan yang tidak setiap saat berada di kantor untuk mengawasi kinerja pegawai sedangkan
pegawai setiap hari berada di kantor namun tidak maksimal dalam bekerja, pegawai seringkali melakukan aktivitas yang tidak terkait dengan pekerjaan.
a Motivasi
Motivasi merupakan dorongan dan keinginan yang terdapat di dalam ataupun diluar diri seseorang untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan DW selaku pegawai di UPT Selatan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 menyampaikan.
“Bagaimana ya mbak, pekerjaan disini itu tidak menentu, kadang banyak kadang sedikit jadi kalau
motivasi mungkin meningkat kalau pekerjaan sedang banyak dan menumpuk.” KS selaku Kasubag TU UPT Selatan menambahkan dalam
wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 “Motivasinya kurang mbak. Pegawai disini kurang bersemangat
dalam mengerjakan tugas, jadi kerja itu disambi mbak, gak fokus, kerjaan sering terlambat dan kadang juga masih ada kesalahan-
kesalahan. Kalau lagi banyak kerjaan kebingungan.kerjaan juga kadang gak selesai dihari itu, besoknya lagi baru dikerjakan”
Hal ini juga peneliti amati saat observasi pada hari Senin, 3 November 2014 di Kantor UPT Selatan ketika pegawai sedang bekerja juga melakukan
aktifitas lain seperti bermain game di HP dan cenderung mengajak ngobrol rekan kerjanya, kemudian pada hari lain yaitu pada tanggal 6 Januari pukul
71
14.00 WIB peneliti melakukan observasi dan menemui pegawai yang bersantai di teras depan kantor.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa motivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan masih kurang, kebiasaan
pegawai yang bermalas-malasan saat jam kerja membuat pekerjaan tertunda, ketika pekerjaan menumpuk pola kerja pegawai yang malas membuat
pegawai kurang bersemangat dalam bekerja sehingga jika pekerjaan tidak selesai pada hari itu akan dilanjutkan pada hari berikutnya yang berarti
pekerjaan menjadi terlambat dan tidak sesuai dengan deadline.
b Keberadaan
Keberadaan merupakan salah satu faktor dimana dengan keberadaan seseorang aktivitas dari sebuah kegiatan dapat berjalan, bagi suatu
organisasi keberadaan anggotanya merupakan unsur terlaksananya kegiatan. Keberadaan bukan hanya sekedar hadir. Kehadiran dan keberadaan hampir
sama, namun kehadiran bisa berarti datang dan bisa meninggalkan tempat sedangkan keberadaan berarti orang tersebut ada ditempat. Keberadaan
pimpinan maupun anggota dalam sebuah organisasi tersebut sangat penting bagi berjalannya organisasi. Keberadaan menjadi salah satu kendala internal
yang dialami oleh UPT Selatan, hal ini disampaikan oleh KS selaku Kasubag TU UPT Selatan pada wawancara 29 Oktober 2014
“Kalau keberadaan pegawai ya tertib mbak meskipun dalam melaksanakan pekerjaan belum maksimal, yang sering tidak ada di
tempat justru pimpinan mbak karena saat ini beliau menduduki 2 jabatan sehingga tidak bisa optimal di UPT sini, kadang beliau ada di
dinas kadang disini, jadi kadang kalau memerlukan tanda tangan
72
sedikit susah, tidak adanya pimpinan juga membuat pengawasan kurang.”
Hasil wawancara tersebut juga diperkuat oleh DW salah satu pegawai di UPT Selatan pada wawancara di hari Kamis, 30 Oktober 2014
“Pimpinan tidak selalu ada di kantor mbak, kalau pegawai disini tertib kalau tidak
datang pasti ada surat ijinnya.” Dari hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan tidak selalu berada di tempat, hal tersebut
terkadang menjadikan kesulitan jika dibutuhkan tanda tangan dari pimpinan maupun hal lain yang berhubungan dengan pimpinan. Keberadaan pegawai
tertib setiap harinya jika tidak masuk akan membuat surat ijin, meskipun pegawai berada di kantor namun jem kerja belum dimaksimalkan untuk
melakukan pekerjaan.
2 Kendala Eksternal
Beberapa kendala eksternal yang dimiliki oleh UPT Selatan selama ini adalah pegawai
yang tidak pernah mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya, kemudian fasilitas yang
dimiliki belum sepenuhnya mendukung aktivitas bekerja pegawai, struktur organisasi yang tidak sesuai dengan kondisi aslinya, pegawai yang memiliki
rincian tugas namun kurang memahaminya sehingga hampir semua pekerjaan dilakukan dengan bekerjasama dan peran pimpinan yang kurang memiliki daya
dorong untuk memotivasi pegawai dalam bekerja. Berikut ini akan dijelaskan lebih mendalam mengenai kendala eksternal yang dimiliki oleh UPT Selatan:
73
a Pelatihan
Pelatihan merupakan usaha untuk memperbaiki dan menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan pada diri pegawai sesuai dengan pekerjan
dan tanggung jawabnya. Pegawai di UPT Selatan belum pernah melakukan pelatihan, hal ini disampaikan oleh DW selaku pegawai di UPT Selatan
pada wawancara di hari Kamis, 30 Oktober 2014 “Tidak pernah ada
pelatihan dari pemerintah mbak.” Hal lain juga ditambahkan oleh KS selaku Kasubag TU UPT Selatan dalam wawancara
“Tidak pernah ada pelatihan untuk pegawai mbak, dinas pendidikan tidak pernah memberikan
undangan untuk melaksanakan pelatihan bagi pegawai.” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pegawai tidak pernah mengikuti
pelatihan dari instansi manapun, sehingga keterampilan dan pengetahuan pegawai tidak bertambah. Salah satu contoh kurangnya pelatihan bagi
pegawai adalah pegawai tidak mahir dalam mengoperasikan microsoft office, hanya beberapa pegawai saja yang terampil. Itupun juga terbatas
mengingat perkembangan
teknologi tiap
tahunnya mengalami
perkembanganm sedangkan kemampuan pegawai tidak dapat mengikutinya. Keterampilan menggunakan komputer sangat penting bagi pegawai
mengingat semakin banyak pekerjaan yang menggunakan komputer baik itu untuk pengetikan surat, mengolah data maupun menyimpan data sedangkan
pelatihan untuk hal itu tidak pernah didapatkan oleh pegawai UPT Selatan. Surat undangan pelatihan atau pelatihan juga tidak dapat peneliti penuhi
untuk kepentingan dokumentasi.
74
b Fasilitas
Keberadaan dan kelengkapan fasilitas mendukung kinerja pegawai agar lebih maksimal. Dijaman modern ini hampir semua instansi memiliki
fasilitas untuk mendukung kinerja pegawainya Terdapat beberapa fasilitas yang dimiliki oleh UPT Selatan, diantaranya ruang pegawai, ruang Kepala
UPT dan sarana lainnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa fasilitas yang mendukung kinerja pegawai di UPT Selatan sesuai dengan hasil observasi
yang peneliti laksanakan pada hari Senin, 3 November 2014. Hasil dari observasi yang peneliti lakukan disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4. Fasilitas UPT Selatan
No Nama Barang
Jumlah Kondisi
1 Komputer
3 Rusak
2 Printer
2 Rusak
3 Laptop
1 Baik
4 Mesin Ketik
2 Baik
5 Brankas
1 Baik
6 Filling Cabinet
2 Baik
7 Meja pegawai
4 Baik
8 Kursi
4 Baik
9 Almari
2 Baik
10 Telepon
1 Baik
Sumber : Observasi dan Wawancara Ditambahkan pula keterangan dari DW, salah satu pegawai UPT
Selatan dalam wawancara pada hari kamis, 30 Oktober 2014, “Fasilitas ada mbak, tapi tidak komplit. Komputer itu hanya dua yang
dari dinas, karena kurang maka kita meminta bantuan dari bank BPD kan kita ada kerjasama dengan pihak bank mbak, guru-guru sering
meminjam bank lewat UPT maka inisiatif saja mbak kita minta bantuan 1 unit komputer, ya dikasih mbak. Laptop hanya 1 itu kalo
ada yang bertugas keluar boleh dibawa. Mesin ketik ada 2 mbak,
kondisinya bagus. Printer 2, kadang rusak mbak”
75
KS selaku Kasubag TU UPT Selatan dalam wawancara hari Rabu, 29 Oktober 2014 menambahkan
“Fasilitas ada mbak, tapi gak komplit. Menghambat pekerjaan jadinya, apalagi komputer. Pegawai jadi gak biasa
pakai komputer mbak.” Dari hasil wawancara tersebut pegawai menyatakan kekurangan fasilitas untuk mendukung kinerja sehingga meminta bantuan
kepada instansi bank untuk menyumbangkan 1 unit komputer. Hal ini dilakukan karena pengadaan dari Dinas Pendidikan lambat, permintaan
penambahan sarana sudah dibuatkan dalam proposal namun hingga sekarang belum mendapat tanggapan, hal inilah yang membuat UPT Selatan
meminta bantuan kepada salah satu bank di Kota Magelang dengan persetujuan Kepala UPT Selatan. Kondisi komputer yang tidak bisa
digunakan karena rusak juga menghambat kinerja pegawai, dimana pegawai dalam mengoperasikan komputer secara bergantian, karena dari ketiga
komputer yang dimiliki hanya dua yang bisa digunakan.2 printer yang dimiliki juga hanya 1 yang dapat berfungsi dengan baik.
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di UPT Selatan terlihat bahwa beberapa fasilitas yang dimiliki oleh UPT Selatan
belum sepenuhnya dapat mendukung kinerja pegawai, beberapa peralatan mengalami kerusakan sehingga menghambat pegawai untuk bekerja.
Kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh UPT Selatan membuat pegawai berinisiatif untuk meminta bantuan pada instansi lain untuk memenuhi
kekurangan tersebut.
76
c Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan struktur yang dapat menjadi dasar tanggung jawab dan kewajiban dari profesi yang dimiliki oleh seseorang
dalam lembaga atau organisasi yang diikuti. UPT Selatan memiliki struktur organisasi yang menjelaskan kedudukan masing-masing perorangan yang
bekerja di UPT Selatan. Dalam struktur organisasi UPT Selatan dijelaskan bahwa terdapat 1 Kepala UPT, 1 Kasubag TU, 2 pengawas SD dan 4
pegawai staff PNS. Menurut penuturan KS selaku Kasubag TU UPT Selatan dalam wawancara pada hari Rabu, 20 Oktober 2014 struktur
organisasi sudah ada dan terpasang diruang tamu UPT Selatan namun struktur organisasi tidak tepat dengan keadaan sebenarnya dan masih
terdapat kesalahan dalam struktur organisasi, hal ini disampaikan dalam kutipan wawancara sebagai berikut
“Struktur organisasi ada, tapi gak sesuai dengan kondisi aslinya. Misalnya itu satu nama namun merangkap dua jabatan, padahal
kerjaannya gak sama seperti yang ada distruktur. Saya sendiri menjadi Kasubag TU tapi nyatanya saya mengerjakan bagian
kepegawaian yang diisi oleh nama lain.” Peneliti juga menanyakan hal tersebut kepada DW salah satu pegawai di
UPT Selatan pada Rabu, 20 Oktober 2014 pada saat wawancara dan didapatkan jawaban “Struktur organisasi itu tidak sesuai mbak, Kasubag
TU itu selain jadi kasubag juga melakukan pekerjaan kepegawaian. Struktur organisasi itu gak s
ama dengan keadaan aslinya.” Hal itu juga yang peneliti temui saat observasi pada hari Senin, 3
November 2014 dimana pegawai dalam mengerjakan tugas tidak memahami
77
dengan baik akan tugas dan kewajiban yang diperolehnya dari jabatan yang ia duduki. Kasubag TU melakukan pekerjaan pegawai pada bidang
kepegawaian, struktur organisasi tidak diperbaharui karena hampir setiap tahunnya terdapat perombakan perubahan jabatan pada struktur dari
Pemerintah Kota Magelang dan juga penambahan tugas bagi pegawai yang membuat kebingungan jika struktur organisasi diubah-ubah. Kemudian
tenaga lepas harian juga tidak dicantumkan dalam struktur organisasi. Selain itu bukti dokumentasi yang diambil pada hari Senin, 3 November 2014
berupa struktur organisasi UPT Selatan yang memang belum tepat sesuai dengan penuturan Kasubag TU. Berdasarkan hasil wawancara, observasi
dan dokumentasi maka dapat dilihat bahwa struktur organisasi pada UPT Selatan belum tepat dengan dengan keadaan yang sebenarnya dan juga
terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan di struktur organisasi, pegawai harian lepas yang juga tidak termasuk dalam struktur organisasi, karena hal
tersebut pegawai menjadi kurang peka terhadap kewajibannya dalam bekerja sehingga dalam melaksanakan pekerjaan pegawai masih
kebingungan dan menjadikan pegawai kurang bertanggung jawab. Tidak adanya rasa tanggung jawab tersebut membuat prestasi kerja pegawai masih
rendah.
d Job Description Rincian Tugas
Job description atau yang biasa disebut dengan rincian tugas merupakan penjabaran dari Tupoksi. Pegawai di UPT Selatan tidak
memiliki tupoksi namun rincian tugas yang merupakan jabaran tupoksi yang
78
dimiliki oleh Kepala UPT dan Kasubag TU. Job description merupakan rincian tugas yang harus dikerjakan oleh para pegawai yang menjadi
kewajibannya. Pegawai di UPT Selatan tidak memiliki rincian tugas, hal ini dituturkan oleh pegawai UPT Selatan dalam wawancara pada hari Kamis,
30 Oktober 2014 “Gak ada rincian tugas mbak, kalau ada kerjaan ya
dilaksanakan.” Hal berbeda dituturkan oleh KS selaku Kasubag TU UPT Selatan pada wawancara hari Rabu, 29 Oktober 2014
“Pegawai mempunyai rincian tugas ataupun tupoksi mbak, itu yang memiliki hanya Kepala UPT dan Kasubag TU, mereka menjalankan
tugas sesuai jabaran dari tupoksi kami namun secara tertulis ada mbak tapi gak saklek karena pekerjaan disini dikerjakan bersama,
target setiap hari juga tidak ada karena pekerjaan itu tidak tentu,
kadang sedikit kadang banyak.” Selanjutnya ketika peneliti melakukan observasi pada hari Senin, 3
November 2014 dan meminta hasil kinerja berupa laporan atau catatan bukti pegawai sebagai dokumentasi pegawai ternyata tidak semua pegawai
memiliki hasil kerja. Jika pimpinan meminta maka akan dibuatkan, namun jika pimpinan tidak memintanya pegawai jarang membuatnya dan hanya
dituliskan pada buku pribadinya sebagai pengingat, laporan kerja dibuat jika dibutuhkan dan ditanyakan saja. Sebenarnya pegawai di UPT Selatan
memiliki rincian tugas yang terdapat pada Formulir Sasaran Kerja PNS yang menjelaskan tugas yang harus dikerjakan masing-masing pegawai
selama satu tahun dan pada akhirnya akan dinilai oleh pimpinan.
e Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan aktivitas mempengaruhi orang lain, baik itu individu maupun kelompok agar melakukan aktivitas dalam usaha
79
mencapai tujuan dalam suatu organisasi. Saat ini UPT Selatan belum memiliki pimpinan tetap untuk memimpin bawahan di UPT Selatan, hal ini
karena pimpinan yang lama baru saja pensiun maka kedudukan pimpinan yang baru diisi oleh Ketua Seksi TK dan SD di Dinas Pendidikan Kota
Magelang, karena sementara waktu belum ditentukan pimpinan untuk menduduki jabatan Kepala UPT Selatan maka Kasie TK dan SD diserahi
tugas tambahan sebagai Kepala UPT Selatan. Berikut adalah penuturan MU selaku Kepala PLT UPT Selatan saat diwawancarai pada hari Rabu, 29
Oktober 2014 “Dalam mengarahkan maupun membawahi pegawai saya dibantu
oleh Kasubag TU karena tidak setiap saat saya berada disini. Namun saya rasa masih kurang optimal karena kerjaan pegawai juga masih
tidak beres. Pekerjaan kurang maksimal, mungkin kurang
pengawasan.” Hal senada juga disampaikan oleh KS selaku Kasubag TU UPT
Selatan dalam wawancara hari Rabu 29 Oktober 2014 “Terkadang tidak adanya pimpinan ditempat membuat pegawai
kurang pengawasan dalam bekerja, pimpinan sangat berpengaruh dikantor mbak, menjadikan kantor lebih terkontrol. Kalau tidak ada
pimpinan pegawai disini menjadi malas-
malasan dalam bekerja.” Kedua hasil wawancara trsebut kemudian peneliti tambahkan dengan
melakukan penelitian pada hari Senin, 3 November 2014 di kantor UPT Selatan, terlihat bahwa memang tidak adanya pimpinan membuat pegawai
dalam bekerja kurang cekatan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan tersebut terlihat bahwa UPT Selatan belum memiliki
figur pimpinan yang setiap hari dapat mengawasi bawahannya dalam bekerja, hal ini sudah diatasi dengan Kasubag TU menggantikan pimpinan
80
ketika tidak berada di tempat, namun figur pimpinan masih dirasa kurang sehingga masih terdapat pegawai yang kurang efektif dalam bekerja, fungsi
pimpinan untuk menggerakan, koordinasi dan pengawasan belum berjalan di UPT Selatan.
Tabel 5. Temuan Lapangan Kendala Kinerja Pegawai UPT Selatan INDIKTOR
KENDALA KINERJA PEGAWAI a. Internal
Pegawai kurang semangat dalam bekerja, pimpinan tidak setiap hari berada ditempat, pegawai berada
dikantor namun dalam bekerja tidak maksimal
b. Eksternal