1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya zaman, manusia dituntut untuk selalu tanggap dalam menjawab tantangan di dunia kerja. Dalam suatu instansi ataupun
organisasi baik itu instansi pemerintahan ataupun swasta keberlangsungan kegiatan dan suksesnya tujuan organisasi dipengaruhi oleh sumber daya manusia
yang berkualitas, artinya harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan organisasi agar visi dan misi dari organisasi tersebut dapat tercapai. Suyadi Prawirosentono
1999: 2 mendefinisikan kinerja sebagai performance, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Usaha untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan salah satunya
dipengaruhi oleh kualitas personalia pendidikan. Pegawai di suatu instansi pendidikan memegang peranan penting, pegawai menjadi ujung tombak
keberhasilan pelaksanaan dan tercapainya tujuan organisasi. Pada dasarnya setiap orang memiliki tingkatan yang berbeda dalam mengerjakan tugas. Kinerja
tergantung pada keinginan, motivasi, usaha dan kemampuan dari masing-masing individu. Suprihanto 2004: 86 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai adalah bakat, pendidikan, dan latihan, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan industrial, teknologi manajemen,
kesempatan berprestasi dan lain sebagainya.
2
Dalam hal ini pegawai memiliki peranan dalam mendukung tercapainya tujuan dari organisasi atau instansi pemerintahan. Sesuai dengan peranan pegawai
tersebut, dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian dalam Pasal 1 ayat 1 disebutan bahwa “Pegawai Negeri adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.”
Sesuai dengan pasal tersebut maka setiap Warga Negara Indonesia dapat diangkat menjadi pegawai negeri jika memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dan selanjutnya akan diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan diserahi tugas sesuai dengan jabatan yang diterima dan akan memperoleh gaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan diserahi tugas dalam suatu jabatan, Pegawai Negeri juga memiliki kewajiban sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang tertuang dalam Pasal 3 bagian kesatu tentang Kewajiban
Pegawai Negeri. Sesuai dengan beberapa ayat yang ada didalamnya dijelaskan bahwa selain mengucapkan janji sebagai PNS, menaati segala ketentuan peraturan
perundang-undangan PNS juga wajib melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab, bekerja dengan jujur, tertib,
cermat dan bersemangat, masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, mencapai sasaran kerja pegawai dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
3
masyarakat. Maka dari itu pegawai sangatlah berperan dalam menjalankan mekanisme kegiatan guna mencapai tujuan dari instasi pemerintahan. Salah satu
unsur dalam PNS adalah tenaga kependidikan, mereka yang termasuk dalam tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Hal ini seiring dengan UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat
5 disebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Kemudian pada pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 1 menyebutkan bahwa “Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan”. Dengan berbagai tugas yang dimiliki
oleh tenaga kependidikan diperlukan kinerja yang optimal, tanpa kinerja yang optimal tujuan dari instansi akan sulit dicapai. Keberhasilan instansi dalam
mencapai tujuan merupakan salah satu cerminan organisasi yang efektif. Penilaian kinerja pegawai dalam organisasi merupakan hal yang penting karena bermanfaat
untuk mengetahui efektifitas kinerja pegawainya sehingga tujuan organisasi yang sebelumnya telah menjadi kesepakatan bersama dapat tercapai.
Penilaian kinerja pegawai dalam instansi pemerintah mempunyai aturan yang baku dalam penilaian kinerja pegawai yaitu dengan SKP Sasaran Kerja
Pegawai yang dilakukan pada tiap akhir tahun. Namun penilaian kinerja itu sendiri tidak semata-mata hanya didasarkan pada SKP, dapat pula dilakukan
penilaian kinerja yang bersifat lebih umum untuk mempermudah atasan dalam
4
menilai kinerja bawahannya. Penilaian kinerja diperlukan untuk mengetahui keberhasilan seseorang, dalam hal ini pegawai dengan menilai pekerjaan yang
telah dilaksanakan. Dari hasil penelitian “Kinerja Pegawai negeri Sipil PNS di Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur” oleh Dirk Malaga Kusuma 2013, diperoleh gambaran bahwa secara keseluruhan kinerja pegawai di BKD
Kabupaten Kutai Timur belum berjalan dengan maksimal karena membutuhkan lebih banyak SDM serta pegawai memiliki kemampuan serta pengalaman dan
tingkat disiplin pegawai yang masih rendah. Berjalannya suatu sistem pemerintahan khususnya dalam dunia pendidikan
tidak lepas dari kinerja pegawai. Dewasa ini dibutuhkan pegawai yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, memiliki komitmen terhadap pekerjaan
dan tentunya kinerja optimal. Dinas Pendidikan Kota Magelang dalam menjalankan tugasnya dalam bidang pendidikan dibantu oleh 4 UPT Unit
Pelaksana Teknis, yaitu UPT Selatan, Tengah, Utara dan Desa Buku. Tiga UPT yaitu tengah, utara dan selatan merupakan lembaga yang melaksanakan kebijakan
pendidikan di Kota Magelang dalam lingkup Kecamatan yang menyediakan layanan, pembinaan, pengembangan, pemantau pendidikan di tingkat SD dan TK.
Sedangkan UPT Desa Buku merupakan UPT penyedia buku di dalam kawasan pariwisata Kyai Langgeng sebagai sarana baca penduduk lokal maupun
wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata tersebut. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada tiga UPT yaitu Selatan, Tengah dan
Utara tanpa UPT Desa Buku.
5
Dari hasil observasi pada tanggal 26 Juni 2014 di 3 tempat yaitu UPT Selatan, Tengah dan Utara dan dengan cara melakukan pengamatan langsung
melihat cara kerja pegawai di UPT Selatan dan melakukan wawancara dengan Kasubag TU dan salah satu pegawai di bagian umum ditemukan beberapa
permasalahan dan hambatan yang berhubungan dengan kinerja pegawai di UPT Selatan. Diantaranya adalah, dalam mengerjakan tugas sehari-hari UPT Selatan
dipimpin oleh PLT Pelaksana Tugas Kepala UPT yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Seksi Pembinaan SD dan TK di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Kota Magelang, hal ini disebabkan Kepala UPT yang lama pensiun dan belum ada pengganti yang tetap sehingga belum adanya Kepala UPT
membuat pengawasan belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena keberadaan Kepala PLT UPT Selatan yang tidak setiap hari berada di tempat
karena selain di UPT Selatan juga bekerja di Dinas Pendidikan Kota Magelang. Hal lain yang juga menjadi masalah adalah UPT Selatan memiliki 4
pegawai tetapPNS dan 1 tenaga harian lepas sedangkan UPT Selatan membawahi 24 TK, 18 SD Negeri dan 4 SD Swasta. Dengan banyaknya TK dan SD yang
ditangani, sedangkan jumlah pegawai tidak cukup untuk memberikan pelayanan dan pembinaan kepada SD dan TK di wilayah Magelang Selatan, hal ini membuat
beban kerja tiap pegawai bertambah dalam melaksanakan pekerjaan, akibatnya pekerjaan pegawai tidak teliti dan tidak sesuai dengan Tupoksi Tugas Pokok dan
Fungsi. Sebagai salah satu contoh pada pegawai dibagian umum UPT Selatan, pegawai dibagian ini tidak hanya mengerjakan tugas dibagian umum saja namun
juga merangkap pekerjaan lain seperti pengarsipan dan masih banyak yang lain,
6
hal ini menyebabkan pekerjaan yang seharusnya diselesaikan menjadi terhambat. Banyaknya tugas namun tidak diimbangi dengan jumlah pegawai yang mencukupi
mengakibatkan tertundanya pekerjaan dan hasil kerja yang kurang teliti dan tidak jarang melampaui batas waktu yang diberikan pimpinan.
Kemudian dari hasil pengamatan di kantor UPT Tengah yang juga melakukan pengamatan langsung melihat cara kerja pegawai di Kantor UPT
Tengah dan dengan melakukan wawancara dengan Kasubag TU pada tanggal 26 Juni 2014 permasalahan yang di UPT Tengah yaitu banyaknya beban kerja tidak
sesuai dengan jumlah pegawai yang ada di Kantor UPT Tengah dengan jumlah TK dan SD yang paling banyak di Kecamatan Magelang Tengah. Kantor UPT
Tengah hanya memiliki 3 pegawai tetap PNS dan 1 tenaga harian lepas dengan 28 TK, 24 SD Negeri dan 8 SD Swasta. Hal lain yaitu beberapa pegawai yang
berusia lanjut atau hampir pensiun yang sudah tidak cekatan dalam mengerjakan tugas sehingga waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan lebih lama
hal ini terkadang membuat pekerjaan terlambat dari batas waktu yang ditentukan. Usia pegawai yang tua namun tuntutan pekerjaan yang sebagian besar
menggunakan komputer dengan keterampilan pegawai dalam mengoperasikan komputr yang kurang cekatan menjadikan pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu-
satunya tenaga harian lepas di UPT Tengah yang lebih terampil dalam mengoperasikan komputer. Keberadaan fasilitas yang dimiliki UPT Tengah belum
sepenuhnya mendukung pegawai dalam bekerja karena dari beberapa fasilitas yang dimiliki oleh UPT Tengah dalam kondisi tidak dapat dipakai, seperti 2
komputer dan printer yang mengalami kerusakan sehingga membuat pekerjaan
7
tertunda. Selain itu kebiasaan menunda pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan atau Dinas Pendidikan Kota Magelang menyebabkan penyelesaian pekerjaan
sering tidak tepat waktu. Sebagian dari pegawai seringkali kebut pekerjaan di hari-hari terakhir deadline, penundaan penyelesaian pekerjaan juga disebabkan
oleh keterlambatan data yang dibutuhkan dari pihak SD atau TK di wilayah tersebut.
Permasalahan yang ada di kantor UPT Utara memiliki kesamaan dengan UPT Tengah dan Selatan, dari hasil pengamatan di kantor UPT Utara yang juga
melakukan pengamatan langsung melihat cara kerja pegawai di Kantor UPT Utara dan dengan melakukan wawancara dengan Kasubag TU pada tanggal 26 Juni
2014 ditemukan beberapa permasalahan, yaitu banyaknya pekerjaan namun tidak diimbangi dengan jumlah pegawai yang setara dengan beban pekerjaan yang
dimiliki oleh UPT Utara hal ini membuat beberapa pegawai sibuk melakukan pekerjaan namun juga terdapat pegawai yang melakukan aktivitas diluar
pekerjaan. Kemudian minimnya sarana pengembangan seperti diklat atau pelatihan untuk mengasah kemampuan pegawai menjadikan keterampilan
pegawai tidak berkembang dan monoton. Kantor UPT Tengah yang dipimpin oleh Kepala UPT hanya memiliki 4 pegawai tetap dan 1 tenaga harian lepas yang
dibawah pimpinan Kasubag TU dengan 20 TK dan 23 SD Negeri dan Swasta. Dengan berbagai permasalahan yang ada di UPT Selatan, Tengah dan
Utara penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Kinerja Pegawai
di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang.”
8
B. Identifikasi Masalah