Kinerja Pegawai UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang

54

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dan diperoleh data tentang kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang, kemudian kendala yang dialami dan upaya yang sudah dilakukan dalam mengatasi kendala kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kota Magelang. Data akan dipaparkan sebagai berikut:

1. UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang

a. Kinerja Pegawai

Kinerja Pegawai di UPT Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang meliputi: prestasi kerja dimana prestasi kerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dilihat dari hasil kerjanya dari segi kualitas dan kuantitasnya. Prestasi kerja pegawai di UPT Selatan terlihat dari hasil kerjanya yang kurang teliti. Kemudian keahlian yang diantaranya meliputi pengetahuan pegawai semuanya lulusan SLTA, inisiatif pegawai dalam melaksanakan tugas mandiri hanya jika mendapatkan instruksi dari pimpinan namun inisiatif pegawai untuk bekerjasama hampir dilakukan disetiap pengerjakan tugas, komunikasi yang terjalin di UPT Selatan berjalan lancar dan kerjasama hampir dilakukan di semua pekerjaan pegawai. Yang terakhir adalah perilaku, meliputi disiplin dan tanggung jawab pegawai belum sepenuhnya disadari karena pegawai masih sering meninggalkan dan menunda pekerjan. Beberapa hal tersebut dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut: 55

1 Prestasi Kerja

Prestasi kerja diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Terkait dengan kualitas kerja pegawai di UPT Selatan, peneliti melakukan wawancara dengan KS, Kasubag TU UPT Selatan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 di Ruang Kasubag, mengatakan bahwa kualitas kerja dari pegawai UPT Selatan masih perlu ditingkatkan, hal ini tersirat dalam kutipan wawancara yang peneliti lakukan “Perlu ditingkatkan mbak, belum semua pegawai bekerja dengan maksimal. Belum adanya pembagian kerja yang jelas membuat pegawai kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan. Memang di UPT Selatan ini pegawai hanya memiliki rincian kerja sebagai patokan dalam bekerja, saya dan bapak Kepala yang memiliki tupoksi dari dinas dan juga struktur organisasi yang tidak sesuai dengan kondisi aslinya, jadi misalnya di struktur itu saya sebagai Kasubag TU pada kenyataannya saya juga mengerjakan data” Hal yang hampir serupa juga disampaikan oleh MU, Kepala PLT UPT Selatan pada wawancara hari Rabu, 29 Oktober 2014 pukul 10.00 WIB di Ruang Kepala UPT Selatan, berikut petikan wawancaranya: “Kualitas kerjanya standar proporsional kurang sedikit mbak karena ada beberapa pegawai yang pekerjaannya masih salah- salah.” Pemimpin mengatakan bahwa memang kualitas kerja pegawai perlu ditingkatkan hal ini karena pekerjaan pegawai masih banyak terjadi kesalahan, tidak teliti dalam mengerjakan. pengakuan Kepala UPT Selatan juga didukung dengan hasil wawancara dengan MU pegawai UPT Selatan pada hari Kamis 30 Oktober 2014 pukul 14.00 WIB di kantor UPT Selatan yang menyatakan bahwa: 56 “Kualitas kerja saya mungkin dinilai biasa saja mbak oleh pimpinan karena saya menyadari dalam bekerja terkadang saya tergesa-gesa dan hasilnya tidak maksimal. Tergesa-gesanya itu bisa karena saya ingin cepat pulang karena jarak rumah saya dengan kantor jauh mbak, saya tinggal di Temanggung, atau karena ada pekerjaan lain yang menunggu mbak. Maklum disini pegawainya sedikit cuman 4 orang saja yang 1 pegawai tidak tetap” Dapat dilihat dari hasil wawancara tersebut bahwa pegawai tidak begitu memperhatikan kualitas kerja, pegawai hanya sekedar menyelesaikan tugas dengan cepat dengan alasan masih ada tugas lain yang menunggu atau bahkan malah tergesa-gesa untuk pulang. Jumlah pegawai 4 orang dengan beban tugas yang cukup banyak juga menjadi salah satu penyebab kualitas pekerjaan yang kurang maksimal. Hal ini juga terlihat ketika peneliti melakukan observasi pasif pada hari Kamis, 30 oktober 2014 pada jam 14.00 WIB di ruangan pegawai bahwa terlihat banyak sekali tumpukan kertas dimeja pegawai, yang merupakan pekerjaan yang sedang dikerjakan dan beberapa merupakan tugas yang belum dikerjakan. Berdasarkan hasil data yang peneliti peroleh dilapangan berupa hasil wawancara, observasi dan dokumentasi maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai di UPT Selatan terkait dengan prestasi kerja terlihat bahwa kualitas pekerjaan pegawai belum sesuai dengan harapan pimpinan, adanya rincian tugas yang dimiliki oleh masing-masing pegawai namun tidak dilaksanakan sesuai perintah dan struktur organisasi yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya membuat pegawai kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang menjadi kewajibannya, selain itu pegawai cenderung tergesa-gesa pada saat- saat tertentu sehingga hasil pekerjaan tidak teliti, waktu yang ada lebih sering 57 digunakan untuk mengobrol ataupun melakukan kegiatan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menjadi menumpuk dan diselesaikan sekedarnya dengan cepat dengan dalih masih banyak pekerjaan lain yang belum diselesaikan sehingga hasil pekerjaan pegawai belum maksimal dan tidak teliti.

2 Keahlian

Keahlian merupakan tingkat kemampuan teknis yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya, keahlian pegawai di UPT Selatan dapat mendukungnya dalam bekerja meskipun pengetahuan yang dimiliki pegawai hanya sebatas apa yang didapatkan saat menempuh pendidikan dengan latar belakang pendidikan SMA. Pegawai tidak memiliki inisiatif untuk bekerja secara mandiri, pekerjaan dilakukan jika diinstruksikan oleh pimpinan namun hal ini tidak menjadi masalah karena pegawai memiliki inisiatif untuk bekerja sama dengan pegawai lain dan dengan komunikasi yang terjalin setiap harinya dapat memudahkan pegawai jika ingin meminta bantuan pegawai lain. a Pengetahuan Pengetahuan merupakan hal yang paling dasar yang dapat dilihat apabila ingin mengetahui keahlian seseorang. Pada dasarnya latar belakang pendidikan akan mempengaruhi keahlian seseorang. Dalam suatu instansi keahlian pegawai merupakan hal yang sangat mendukung pegawai dalam bekerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di UPT Selatan, pada tanggal 6 Januari 2014, semua pegawai di UPT 58 Selatan Dinas Pendidikan Kota Magelang merupakan lulusan SLTA atau sederajat 1 pegawai merupakan lulusan SMEA dengan jurusan tata usaha, 2 pegawai merupakan lulusan SMA dengan jurusan Sosial IPS dan 1 pegawai lulusan SMEA dengan jurusan tata buku. Penempatan kerja untuk pegawai di UPT Selatan berdasarkan kriteria lulus SLTA dan sederajat sudah terpenuhi. Namun kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki pegawai terbatas membuat pekerjaan dikantor menjadi terhambat. Seperti yang dikatakan oleh informan MU selaku Kapala PLT UPT Selatan yang mengatakan bahwa: “Sebenarnya lulusan SMA saja sudah memenuhi kriteria, tapi saya rasa pengetahuannya tidak dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi karena pegawai disinikan yang sudah sepuh mbak, tidak pernah ada pelatihan juga sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan yang ada, hanya begitu-begitu saja mbak kemampuan pegawai.” Ditinjau dari hasil wawancara dengan Kepala PLT UPT dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan pegawai sudah memenuhi persyaratan yaitu lulusan SLTA atau sederajat namun pengetahuan dan keahlian yang terbatas membuat pegawai tidak update terhadap teknologi yang setiap tahunnya mengalami perubahan. Kemudian dari hasil observasi pada hari Senin, 3 November 2014 juga terlihat beberapa pegawai dalam melaksanakan pekerjaan seperti penggunaan teknologi khususnya komputer pegawai tidak begitu mahir dalam menggunakan microsoft office. Misalnya dalam pengetikan surat kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sekitar 15 menit, pegawai di UPT Selatan mengerjakannya 30 menit atau bahkan lebih dari waktu tersebut. 59 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa pengetahuan pegawai terbatas dan tidak berkembang, latar belakang pegawai sebenarnya telah memenuhi persyaratan administrasi yaitu lulusan SLTA atau sederajat namun hal ini belum cukup untuk mendukung kinerja pegawai karena pengetahuan yang terbatas tersebut selain itu pelatihan juga tidak pernah didapatkan oleh pegawai di UPT Selatan untuk mengasah pengetahuan dan keahliannya yang sebenarnya dapat mendukungnya dalam bekerja. b Inisiatif Selain latar belakang pendidikan yang harus disesuaikan dengan penempatan pegawai agar sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakannya juga dibutuhkan inisiatif yang tinggi bagi para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan ataupun memiliki kreatifitas agar kinerja pegawai dapat dinilai baik dan agar tugas dapat segera selesai. Dalam hal inisiatif ketika peneliti bertanya pada MU selaku Kepala PLT UPT Selatan dalam wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 di Ruangan Kepala UPT Selatan, mengatakan “Kalau ada tugas tidak langsung dikerjakan mbak, terkadang kalau data yang dibutuhkan berasal dari guru-guru TK atau SD sering terlambat karena mereka mengumpulkannya terlambat.” hal yang sama juga disampaikan oleh DW selaku pegawai UPT pada wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014,mmengatakan “Kalau pekerjaan lain belum selesai yang baru ditunda dulu mbak.” Kemudian ditambahkan oleh 60 KS selaku Kasubag TU UPT Selatan dalam wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 “Inisiatif pegawai untuk saling membantu dan bekerja sama bagus mbak, hampir semua pekerjaan disini dilakukan bersama. Namun inisiatif untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri masih kurang, kerjaan sering ditinggal. Ada saja alasannya, yang data terlambat diterima dari pihak sekolah atau dibilang pekerjaan sebelumnya belum selesai. Ya begitu mbak, kerjasamanya baik tapi kerjaan sendiri masih terbengkalai .” Kemudian saat peneliti melakukan observasi non partisipan pada hari Senin, 3 November 2014 di ruang kantor UPT Selatan. Masing-masing pegawai memiliki perbedaan dalam inisiatif namun pada saat itu terlihat pegawai tidak selalu langsung mengerjakan tugas yang menjadi kewajibannya, terkadang tugas yang ada ditinggal mengobrol, ataupun melakukan aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Keterlambatan data yang dibutuhkan dari SD ataupun TK juga merupakan salah satu penyebab pegawai tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan pegawai juga tidak memiliki inisiatif untuk menghubungi pihak terkait agar segera mengumpulkan data sehingga pegawai dapat segera mengerjakannya. Kurangnya inisiatif pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan cepat membuat pekerjaan menumpuk dan ketika batas waktu hampir habis pegawai selalu terburu-buru dalam menyelesaikannya sehingga tidak jarang kualitas dari pekerjaannya tidak sesuai dengan harapan pimpinan. Di UPT Selatan setiap pegawai memiliki tugas yang berbeda satu dengan yang lainnya, kesibukan pegawai dalam mengerjakan tugas juga berbeda. Ketika salah satu pegawai sedang sibuk, belum tentu pegawai lain 61 sibuk. Pada waktu tersebut pegawai yang tidak memiliki pekerjaan akan membantu pegawai lain yang sibuk. Kemudian peneliti melakukan observasi kembali pada tanggal 6 Januari 2014 di ruang pegawai UPT Selatan pukul 14.00 WIB, pada saat itu terdapat pegawai yang sedang sibuk melayani guru dan pegawai lain yang tidak memiliki pekerjaan sedang menonton TV, karena memang pada UPT Selatan TV diletakan pada ruang pegawai. Selayaknya pegawai seharusnya tidak selalu menunggu datangnya pekerjaan, dalam hal ini akan lebih baik jika pegawai lebih tekun dan tidak menghabiskan waktu untuk menonton TV dan mengobrol saat tidak ada pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang peneliti peroleh berupa foto kegiatan pegawai saat jam kerja terlihat bahwa pegawai memiliki inisiatif yang rendah dalam mengerjakan tugas pribadi, seringkali pekerjaan yang ada ditinggalkan untuk kepentingan lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Hal lain yang membuat pegawai tertunda dalam melaksanakan pekerjaan adalah keterlambatan data yang dibutuhkan dari TK atau SD di Kecamatan Magelang Selatan dan pegawai tidak memiliki inisiatif untuk menghubungi pihak terkait. Meskipun inisiatif pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya sendiri masih bermalas-malasan namun inisiatif pegawai dalam membantu pegawai lain terjadi hampir setiap hari di UPT Selatan, pegawai saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada saat-saat tertentu ketika salah satu pegawai sibuk dengan pekerjaannya 62 dan pegawai lain tidak ada pekerjaan maka akan membantu, inisiatif pegawai untuk saling membantu terlihat di UPT Selatan dengan jelas. c Komunikasi Komunikasi dapat mengindarkan terjadinya kesalahpahaman dalam suatu organisasi, komunikasi yang baik akan memupuk rasa kekeluargaan antara pegawai dan pimpinan. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang dapat menjalin proses komunikasi dengan pegawainya baik masalah pekerjaan ataupun masalah pribadi yang dapat menganggu kinerja pegawai. Pegawai di UPT Selatan mengaku menjalin komunikasi yang baik dengan pimpinan dan sesama pegawai. Hal ini disampaikan oleh KS selaku Kasubag TU di UPT Selatan dalam wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 di ruang Kasubag TU.“Tentu mbak, semuanya dikomunikasikan. Dan setiap hari kita saling menyapa, jadi kalau ada kebingungan atau informasi pasti dibicarakan.” Kemudian diperkuat oleh wawancara dengan DW selaku pegawai di UPT Selatan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 “Disini semuanya yang terkait pekerjaan dikomunikasikan mbak, kalau ada info saling memberitahu agar tidak ketinggalan. Komunikasi dengan pimpinan baik, begitu juga dengan sesama pegawai mbak. ” Hal ini juga terlihat jelas ketika peneliti melakukan observasi di kantor UPT Selatan pada hari Senin, 3 November di kantor UPT Selatan pada pukul 14.00 WIB ,dalam bekerja semua pegawai dan pimpinan terlihat akrab dan menjalin komunikasi yang baik, terkadang dalam bekerja diselingi dengan gurauan yang membuat suasana menjadi mencair. 63 Sebuah organisasi yang nyaman tentunya juga didukung dengan hubungan yang baik antar anggota, hal ini terlihat di kantor UPT Selatan yang selalu mengkomunikasikan pekerjaan antara satu dengan yang lain, sehingga ketika salah satu dari pegawai mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas pegawai lain yang lebih terampil dapat membantu. Dengan komunikasi antar anggota kantor mempermudah dalam mengerjakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepada mereka. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di UPT Selatan terlihat bahwa komunikasi berjalan dengan lancar antara pimpinan dengan pegawai maupun sesama pegawai. d Kerjasama Kerjasama merupakan salah satu faktor penting dalam tewujudnya suatu tujuan dalam suatu organisasi. Kerjasama dalam suatu organisasi dilakukan agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan dengan sistematis serta mengurangi beban pekerjaan yang dimiliki oleh masing- masing pegawai, dan juga untuk mengoptimalkan hasil atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisai, adanya kerjasama didalam bekerja tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai. Kerjasama yang terjalin di UPT Selatan sesuai dengan yang diuturkan oleh MU selaku Kepala PLT UPT Selatan dalam wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 pada pukul 10.00 WIB di ruang Kepala UPT Selatan “Hampir setiap hari disini kerjasama mbak, pekerjaan disini dilakukan bersama-sama, saling membantu. Kalau ada yang sibuk sekali ya dibantu mbak. Dengan bekerja 64 sama pekerjaan menjadi cepat selesai mbak” Hal yang sama juga disampaikan oleh DW selaku pengawai di UPT Selatan pada pukul 14.00 WIB dalam wawancara pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 di Kantor UPT Selatan “Kerjasama disini baik mbak, dalam mengerjakan tugas saling membantu, kalau saya sibuk dibantu yang lain, nanti giliran saya gak ada kerjaan saya bantu yang lain yang kerjaannya banyak. Saling membantu mbak.” Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa dalam mengerjakan tugas antar sesama pegawai saling membantu, kerjasama antar anggota hampir terjadi setiap harinya. Hal ini juga terlihat dalam observasi pasif yang peneliti lakukan pada hari Senin, 3 November 2014 di kantor UPT Selatan, terlihat bahwa pegawai dalam mengerjakan tugas saling membantu dan bekerja sama misalnya hal kecil ketika salah satu pegawai kebingungan dalam mengoperaskan komputer untuk mengcopy materi tugas dan pegawai lain membantu membukakan file yang dibutuhkan. Hal ini juga didukung dengan dokumentasi berupa foto yang peneliti ambil pada saat jam bekerja di UPT Selatan pada hari Senin, 3 November 2014 terlihat pegawai dalam mengerjakan tugas saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Sehingga berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kerjasama yang terjalin di UPT Selatan hampir setiap hari dilakukan, dengan adanya kerjasama pekerjaan menjadi cepat selesai, ketika ada yang kesulitan maka pegawai lain akan membantu. 65

3 Perilaku

Perilaku merupakan sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Perilaku pegawai di UPT Selatan kurang memiliki disiplin dan tanggung jawab karena seringnya pekerjaan terbengkalai dan tidak sesuai deadline. a Disiplin Disiplin merupakan sikap dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang tercermin dari perbuatan dan tingkah laku berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga atau organisasi. KS selaku Kasubag TU UPT Selatan pada wawancara 29 Oktober 2014 mengatakan “Pegawai dalam mengerjakan tugas masih sering pekerjaan itu terlambat. Misalnya harus selesai hari Selasa untuk diberikan ke Dinas, Rabu atau Kamis baru selesai, na jadi saya yang kena teguran dinas.” Ditambahkan oleh DW, salah satu pegawai di UPT Selatan dalam wawancara ada hari Kamis, 30 Oktober 2014 mengatakan bahwa “Saya kalau mengerjakan tugas ya tepat waktu mbak, tapi teman- teman masih ada yang lambat dalam mengerjakan tugas, makanya saling membantu biar cepet. Kadang ya kalau gak selesai hari ini saya lanjutkan besoknya.” Dikatakan juga oleh MU selaku Kepala UPT Selatan pada peneliti saat wawancara pada Rabu, 29 Oktober 2014 pada pukul 10.00 WIB di ruangan Kepala UPT Selatan dalam cuplikan wawancara sebagai berikut “Kalau untuk pekerjaan ya lumayan disiplin saya rasa meskipun terkadang ada keterlambatan penyelesaian. Kalau untuk disiplin waktu kita baru saja memasang absen sidik jari mbak, baru seminggu jadi ya sekarang tambah rajin kalau dulu waktu masih presensi manual banyak yang terlambat.” 66 Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi non partisian yang peneliti lakukan sebulan sebelum absen sidik jari dipasang di UPT Selatan yaitu pada bulan September 2014. Saat itu absen masih berupa buku yang tiap pegawai datang maka akan mengisikan tanda tangan, namun pada saat itu absen sering dirapel dan kadang pengisiannya jika pegawai sempat saja. Pemerintah Kota Magelang menyebarkan 50 absen sidik jari pada semua institusi negeri di Kota Magelang, salah satunya terdapat di UPT Selatan, dengan adanya absen sidik jari baik pimpinan ataupun pegawai diharapkan lebih tertib dalam jam kerja. Pegawai yang terlambat akan terdeteksi dan menerima sanksi dari pemerintah kota. Meskipun jam kerja seperti kedatangan dan jam pulang pegawai tertib, ketika peneliti melakukan observasi pasif pada tanggal 30 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB di teras depan UPT Selatan terdapat beberapa pegawai yang sedang berbincang di teras, hal tersebut dilakukan ketika tidak ada pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di UPT Selatan ditemukan fakta bahwa pegawai belum sepenuhnya melakukan disiplin khususnya dalam menyelesaikan tugas. Masih banyak pegawai yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaan tidak selesai tepat waktu yang menyebabkan pelayanan kepada masyarakat menjadi kurang optimal. Kemudian terkait dengan jam kerja UPT Selatan baru saja memasang absen sidik jari sehingga pegawai menjadi lebih tertib terkait dengan jam kerja, artinya tidak terlambat dan tidak pulang sebelum waktunya karena meskipun pada saat jam kerja pegawai tidak bekerja secara efektif. Hal ini 67 berarti bahwa pegawai menjadi lebih disiplin dengan datang dan pulang tepat waktu namun keberadaan pegawai di kantor UPT Selatan belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk bekerja, dengan masih adanya pegawai yang menunda pekerjaan, pegawai belum bekerja secara efektif meskipun berada di kantor pegawai lebih sering menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan belum optimal. b Tanggung Jawab Disiplin dan tanggung jawab tentunya memiliki keterkaitan, jika pegawai tidak disiplin maka dia juga dipastikan kurang dalam tanggung jawab. Tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas dianggap belum maksimal dengan masih banyak kekurangan dalam bekerja seperti keterlambatan penyelesaian pekerjaan, kesalahan dalam melakukan pekerjaan, dan pegawai yang tidak konsisten dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini sampaikan dalam wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 oleh MU selaku Kepala UPT Selatan, “Tanggung jawab pegawai dalam menjalankan pekerjaan sering dikebut jadi hasilnya tidak maksimal, apalagi pegawai jarang sekali membuat laporan pertanggungjawaban hasil kerja. Biasanya kalau s aya minta baru dibuatkan.” Ditambahkan pula oleh KS selaku Kasubag TU UPT Selatan dalam wawancara pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 mengatakan bahwa “Pembagian kerja belum jelas, selain itu penempatan jabatan yang tidak jelas juga mbak. Struktur organsasi disini seadanya, belum sesuai dengan kondisi aslinya ya mungkin karena itu juga pegawai jadi tidak paham betul dengan kewajiban dan tanggung jawabnya.” 68 Selain itu berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Senin, 3 November 2014 pukul 09.00 WIB di Kantor UPT Selatan peneliti melihat dalam mengerjakan tugas pegawai sambil main game, ada pula yang SMSan. Hal ini terlihat bahwa pegawai belum memiliki kesadaran sepenuhnya akan tugasnya sebagai pegawai yang harus mengerjakan tugas sehingga tidak jarang dalam mengumpulkan pekerjaannya tidak tepat sesuai dengan deadline. Observasi peneliti lakukan kembali pada tanggal 6 Januari 2014 untuk mengcrosscheck dengan observasi yang sebelumnya telah peneliti lakukan, hal tidak jauh berbeda peneliti temui yaitu pegawai yang tidak memiliki pekerjaan sedang menonton TV. Kebiasaan pegawai yang menunda pekerjaan dan melakukan aktivitas yang tidak berkaitan dengan pekerjaan saat jam kerja dan sibuk pada saat-saat tertentu mencerminkan pegawai yang menyepelekan pekerjaan dan cenderung tidak bertanggung jawab atas kewajiban yang dimilikinya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan maka dapat diketahui bahwa tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan pegawai lebih sering menghabiskan waktu pada saat jam kerja untuk beraktivitas lain dibandingkan melaksanakan pekerjaan, Pekerjaan sering dikebut sehingga hasilnya kurang maksimal. Pembagian tugas dan struktur organisasi yang tidak jelas bagi para pegawai juga membuat pegawai kurang menyadari akan kewajiban dan tanggung jawab yang 69 dimilikinya. Bentuk pertanggungjawaban berupa laporan juga jarang dibuat pegawai jika tidak diminta oleh pimpinan. Tabel 3. Temuan Lapangan Kinerja Pegawai UPT Selatan INDIKATOR KINERJA a. Prestasi Kerja pegawai sering menunda pekerjaan dan akan terburu-buru saat mendekati deadline sehingga hasil pekerjaan kurang teliti

b. keahlian