59 pemilik dan mampu memperkerjakan seorang karyawan sebagai anak kandang.
Sedangkan dampak negatip yang ditimbulkan adalah kotoran yang dihasilkan dapat menjadi sumber bau dan lalat.
Untuk menghindari timbulnya permasalahan dengan warga dan sebagai bentuk tanggung jawab sosial Bapak Marhaya memberikan ayam broiler saat
panen pada rumah-rumah warga yang berada disekitar lokasi kandang ternak. Cara ini sangat efektif karena selain terhindar dari masalah dengan warga pemilik
juga menjadi akrab dalam berhubungan sosial di masyarakat.
6.2. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial pada usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha ini, sehingga hasil dari
output penelitian diharapkan dapat menjadi rekomendasi pertimbangan dalam melaksanakan pengembangan investasi skala usaha. Kelayakan finansial yang
diperhitungkan dilakukan dalam dua skenario. Kondisi pertama dilakukan tanpa pertimbangan risiko dan pertimbangan kedua dilakukan dengan memperhitungkan
risiko. Kondisi kedua memiliki tiga skenario yang terdiri dari kondisi terbaik, kondisi terburuk dan kondisi normal dasar. Komponen dari aspek yang dikaji
pada analisis aspek finansial adalah:
6.2.1. Arus Manfaat Inflow
Manfaat yang diterima dari usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya merupakan hasil penerimaan bagi pemilik. Manfaat adalah segala hasil
penerimaan yang didapat dari usaha peternakan ayam broiler tiap periodenya. Sumber penerimaan yang merupakan manfaat dari kegiatan peternakan ayam
broiler adalah penerimaan hasil penjualan ayam dan kotoran kandang. Selain dari dua komponen utama penerimaan tersebut,
pemilik juga memperoleh penerimaan nilai sisa dari barang-barang investasi yang telah habis masa pakai umur
ekonomisnnya. Nilai sisa dari barang-barang investasi tersebut diperhitungkan sebagai hasil tambahan dalam komponen penerimaan perhitunga cashflow.
Manfaat usaha sudah dapat diperoleh pada tahun pertama pelaksanaan proyek setelah kegiatan investasi yakni pembuatan kandang selesai dikerjakan.
Manfaat dari penjualan ayam broiler dan kotoran ayam diperoleh enam kali dalam satu tahun karena pemilik melakukan kegiatan pembesaran ayam
60 broiler sebanyak enam periode setiap tahunnya. Kedua komponen tersebut
diperhitungkan berdasarkan data produksi yang telah dilakukan dalam enam periode terakhir.
Manfaat yang diterima dari hasil penjualan ayam broiler pada tahun pertama sejumlah
Rp 693.455.624. Jumlah ini terdiri dari penerimaan enam periode pada tahun tersebut. Selain dari penjualan ayam broiler jumlah
penerimaan tersebut juga disumbang dari insentif yang diberikan perusahaan mitra karena konversi pakan ke bobot ayam FCR melebihi standar yang
diberikan perusahaan. Insentif tersebut sejumlah Rp 140 per kilogram bobot panen ayam. Jumlah insentif pada tahun pertama adalah
Rp 6.640.620. Manfaat selanjunya berasal dari penjualan pupuk kandang yang
merupakan hasil dari kototran ayam dan sekam yang terkumpul dan telah terdekomposisi selama kurang lebih 35 hari selama proses pemeliharaan ayam
broiler satu periode. Pada tahun pertama pupuk kandang menghasilkan penerimaan sebesar
Rp 3.012.500. Harga jual pupuk kandang dihitung per karung dan dihargai Rp 3.000 per karung. Harga pupuk tersebut dikurangi dengan biaya
pengumpulan dan angkut dari kandang sejumlah Rp 500 sehingga peternak mendapatkan harga bersih pupuk kandang per karungnya senilai Rp 2.500.
Manfaat terakhir adalah hasil dari nilai sisa barang-barang investasi. Manfaat tersebut diperoleh pada tahun kelima dan tahun terakhir umur proyek.
Pada tahun kelima pemilik peternakan memperoleh penerimaan nilai sisa sejumlah
Rp 402.875 dan pada tahun kesepuluh atau umur akhir proyek sebesar Rp 3.812.000. Komposisi hasil penerimaan hasil peternakan ayam broiler milik
Bapak Marhaya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Kondisi Tanpa Risiko
Komponen Tahun ke-
1 5
10 Ayam
Rp 693.455.624 Rp 693.455.624 Rp 693.455.624
Pupuk Kandang Rp 3.012.500
Rp 3.012.500 Rp 3.012.500
Nilai Sisa Investasi Rp 0
Rp 402.875 Rp 3.812.000
Total Inflow Rp 696.468.124
Rp 696.870.999 Rp 700.280.124
61
6.2.2. Arus Biaya Outflow
Komponen biaya yang dikeluarkan dalam usaha peternakan ayam broiler mencakup biaya investasi dan biaya reinvestasi serta biaya operasional yaitu biaya
variabel dan biaya tetap. Pengeluaran biaya investasi dan pengeluaran biaya operasional pada kondisi tanpa risiko berdasarkan data hasil pengumpulan.
Sedangkan dua kondisi risiko harga dan kodisi risiko produksi menggunakan asumsi biaya tetap hasil dari rata-rata produksi. Berikut komponen arus biaya
yang ada dalam usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya:
1 Biaya Investasi dan Biaya Reinvestasi
Biaya invetasi yang ada pada peternakan ayam broiler dikeluarkan pada saat usaha akan dijalankan. Biaya ini merupakan dana dalam pengadaan barang-
barang investasi.
Tabel 9. Biaya Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya
No Jenis Investasi
Jumlah Harga Satuan Rp Total Rp
1 Lahan
1200 20.000
24.000.000 2
Bangunan Kandang 2
69.240.000 69.240.000
3 drumtungku penghangat
6 60.000
360.000 4
Tower tandon air 2
750.000 1.500.000
5 Dudukan Tower Air
2 500.000
1.000.000 6
Alat Pompa Air 2
3.000.000 6.000.000
7 Sumur
2 600.000
1.200.000 8
Tempat Pakan Ternak 185
17.000 3.145.000
9 Tempat Minum Ternak
185 16.500
3.052.500 10 Alat-alat Rutin:
11 Suntikan 2
400.000 800.000
12 Gunting Operasi 3
25.000 75.000
13 Ember 4
25.000 100.000
14 Sendok Ciduk Ransum 4
5.000 20.000
Total
110.492.500