Kerangka Pemikiran Operasional Analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler pada kondisi risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

39 menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar proyek untuk sumber daya yang digunakan. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku. Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap tidak layak untuk direalisasikan. Rumus perhitunganya adalah sebagai berikut: Keterangan: i` : discount rate yang menghasilkan NPV positif i`` : discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV` : NPV bernilai positif NPV`` : NPV bernilai negatif Kriteria kelayakan dari IRR: a. IRR Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate maka bisnis layak untuk dilaksanakan. b.IRR Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan. 4.7.4. Payback Period PP Payback Period merupakan jangka waktu pengembalian investasi yang dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek Umar, 2003. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi yang dikeluarkan maka bisnis semakin layak diusahakan. Rumus perhitunganya adalah sebagai berikut: Keterangan: PP : Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal tahun I : Jumlah modal investasi Rp Ab : Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun periode Rp 40

4.7.5. Discounting Factor dan Compounding Factor

Untuk melakukan perhitungan nilai uang sekarang jika diketahui sejumlah uang dimasa yang akan datang, digunakan rumus discounting factor sebagai berikut: Keterangan: DF : nilai uang sekarang t : tahun ke 1, 2,3, …, n i : tingkat suku bunga yang berlaku Untuk melakukan perhitungan nilai uang yang akan datang jika diketahui sejumlah uang pada saat sekarang, digunakan rumus compounding factor sebagai berikut: Keterangan: CF : nilai uang yang akan datang t : tahun ke 1, 2,3, …, n i : tingkat suku bunga yang berlaku Compounding factor dipakai untuk melakukan perhitungan nilai yang lalu untuk dinilai pada saat ini. Hal tersebut dilakukan karena karena kegiatan investasi telah dilakukan pada tahun 2008 yang artinya nilai tersebut akan lebih besar jika berada pada saat perhitungan di tahun 2011. Discounting factor digunakan untuk menarik nilai yang akan datang karena investasi kandang yang dilakukan peternak memiliki umur teknis pemakaian sampai dengan 10 tahun pemakaian.

4.7.6. Break Even Point

Break Even Point BEP adalah titik pulang pokok dimana total penerimaan sama dengan total biaya Nurmalina, 2010. Nilai BEP menjadi nilai patokan jumlah minimum hasil produksi suatu usaha dikatakan ekonomis. Nilai 41 titik impas berfungsi sebagai jumlah produk minimum yang harus dihasilkan dan harga jual terendah produk. Rumus dari BEP adalah sebagai berikut:

4.7.7. Penilaian Risiko dalam Investasi

Dua hal yang akan didapat dari suatu tindakan investasi adalah pengembalian dan risiko. Semua bisnis mengandung unsur risiko yang berbeda satu dengan yang lain. Fluktuasi dari hasil adalah salah satu indikasi risiko. Besar risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan berhubungan positif. Semakin besar unsur risiko yang terkandung dalam bisnis maka tingkat pengembalian yang mungkin diberikan juga semakin tinggi. Teknik yang digunakan untuk mengukur risiko yang dihadapi Bapak Marhaya dalam menjalankan bisnis pembesaran ayam broiler adalah analisis skenario. Analisis dan identifikasi dengan teknik ini menggunakan tiga kondisi berbeda yang mungkin dihadapi bisnis. Tiga skenario berbeda tersebut adalah kategori kondisi terburuk, terbaik dan kondisi yang paling mungkin. Skenario terburuk Worst case scenario adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar. Skenario terbaik Best case scenario adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar. Skenario dasar Base scenario adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling menguntungkan. Ukuran yang dijadikan standar penilaian risiko adalah:

4.7.7.1. NPV yang Diharapkan

NPV yang diharapkan adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan dari sebuah investasi yang dilakuan investor. Nilai tersebut didapatkan dari mencari rata-rata tertimbang dari semua kemungkinan pengembalian dengan mengalikannya dengan probabilitas. Semakin besar nilai NPV yang diharapkan maka tingkat risiko yang terkandung dalam bisnis juga semakin besar. Secara matematis perhitungan dalam menentukan nilai NPV yang diharapkan adalah sebagai berikut : 42 Keterangan: E NPV : Expected NPV NPV yang diharapkan Pi : Kemungkinan atau probabilitas hasil pengembalian ke-i akan terjadi : Nilai tigkat pengembalian ke-i yang diharapkan

4.7.7.2. Standar Deviasi dari Pengembalian yang Diharapkan

Standar deviasai adalah akar dari rata-rata kuadrat deviasi masing-masing tingkat pengembalian yang diharapkan Keown et. al, 2004. Deviasi standar merupakan ukuran absolut dari suatu keputusan yang mengandung risiko. Risiko yang dihadapi bisnis akan semakin rendah jika nilai yang dihasilkan standar deviasi juga semakin rendah. Rumus yang dipakai dalam perhitungan standar deviasi adalah sebagai berikut: Keterangan: : Standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan Pi : Kemungkinan atau probabilitas hasil pengembalian ke-i akan terjadi : Nilai tigkat pengembalian ke-i yang diharapkan :Tingkat pengembalian yang diharapkan n : Jumlah hasil yang mungkin Peluang dari perhituangan standar deviasi dilakukan berdasarkan informasi yang didapat pada saat observasi dilapangan. Nilai peluang yang dipakai adalah frekuensi dari kemungkinan harga dan produksi yang muncul pada tiga kondisi terburuk, normal dan terbaik. Nilai ditentukan dari hasil produksi yang telah dilakukan peternakan. Frekuensi yang ada dibagi dengan sembilan siklus produksi yang merupakan total siklus yang telah dilakukan peternakan milik Bapak Marhaya.