30
3.1.7. Perhitungan Bunga
Bunga memiliki dua peran utama dalam penilaian kelayakan bisnis. Bunga merupakan biaya modal dan juga biaya kesempatan yang harus dikeluarkan
investor. Bunga sebagai biaya modal merupakan beban tanggungan bagi peminjam uang debitor, besar kecilnya nilainya dipengaruhi jangka waktu
pinjaman, jumlah nominal uang yang dipinjam, dan tingkat bunga yang diberlakukan kreditor. Bunga dijadikan biaya kesempatan karena bunga adalah
kesempatan yang harus dibuang investor dengan pemilihan investasi daripada tabungan. Biaya merupakan daya tarik pinjaman yang ditawarkan bank atas
simpanan yang dilakukan masyarakat Ibrahim, 1998. Ada tiga bentuk sistem perhitungan bunga yang penggunaannya
tergantung pada keperluan berbeda, tiga sistem tersebut adalah Keown et. al, 2004:
1 Bunga Biasa Simple interest
Besar kecilnya jumlah bunga yang diterima kredidor tergantung pada tiga hal, yaitu besar kecilnya modal, tingkat bunga dan jangka waktu.
Keterangan: B
: Bunga P
: Prinsipal modal i
: interest rate tingkat bunga n
: jangka waktu 2
Bunga Majemuk Compound interest Bunga majemuk adalah bunga yang perhitungannya dilakukan lebih dari
satu periode. Bunga majemuk merupakan bunga yang terjadi ketika bunga dibayar terhadap investasi selama periode pertama ditambahkan kepokoknya kemudian,
selama periode kedua bunga ditambahkan pada jumlah yang baru. Bunga majemuk dapat dihitung dalam suatu interval, satu bulan, empat bulan, enam
bulan dan satu tahun.
31 Keterangan:
S : jumlah penerimaan
n : periode waktu
3 Anuitas Annuity
Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama untuk jumlah tahun tertentu. Tiga hal yang berpengaruh terhadap besar kecilnya anuitas sama dengan
yang berpengaruh pada bunga biasa. Tiga hal tersebut adalah jumlah pinjaman, jangka waktu dan tingkat bunga. Semua anuitas melibatkan kerangka yang sama
pada suatu tahun. Ada dua tipe dasar anuitas yaitu anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo. Pada anuitas biasa, pembayaran diasumsikan di akhir tiap periode. Pada
anuitas jatuh tempo pembayaran terjadi pada awal tiap periode.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Kegiatan bisnis budidaya ayam broiler memiliki peluang yang baik. Daging broiler merupakan salah satu pilihan sumber protein hewani dengan harga
terjangkau sehingga diminati masyarakat dibanding dengan jenis daging lain. Permasalahan pada budidaya ayam broiler yang menjadi faktor penghambat
menjalanan bisnis adalah jaminan harga input ditingkat petani. Petani dengan skala kecil memiliki daya tawar lemah terhadap harga input yang dibayarkan
sehingga fluktuasi pada harga beli input sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnis. Keberhasilan suatu bisnis bukan hanya dilihat dari jalan tidaknya bisnis
secara kualitatif namun dibutuhkan perhitungan mendalam mengenai kelayakan finansial dan aspek non finansial terhadap bisnis itu sendiri.
Penentuan kelayakan
aspek non
finansial dilakukan
dengan membandingkan fakta yang terjadi dilapangan dengan teori-teori yang terkait
melalui kegiatan observasi kemudian di analisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan aspek finansial dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi suatu
bisnis yang meliputi NPV, Net BC, PP dan IRR. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial
bagi bisnis budidaya ayam broiler peternakan milik Bapak Marhaya.