Aspek Teknis Analisis Aspek Kelayakan Non Finansial

61

6.2.2. Arus Biaya Outflow

Komponen biaya yang dikeluarkan dalam usaha peternakan ayam broiler mencakup biaya investasi dan biaya reinvestasi serta biaya operasional yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Pengeluaran biaya investasi dan pengeluaran biaya operasional pada kondisi tanpa risiko berdasarkan data hasil pengumpulan. Sedangkan dua kondisi risiko harga dan kodisi risiko produksi menggunakan asumsi biaya tetap hasil dari rata-rata produksi. Berikut komponen arus biaya yang ada dalam usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya: 1 Biaya Investasi dan Biaya Reinvestasi Biaya invetasi yang ada pada peternakan ayam broiler dikeluarkan pada saat usaha akan dijalankan. Biaya ini merupakan dana dalam pengadaan barang- barang investasi. Tabel 9. Biaya Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya No Jenis Investasi Jumlah Harga Satuan Rp Total Rp 1 Lahan 1200 20.000 24.000.000 2 Bangunan Kandang 2 69.240.000 69.240.000 3 drumtungku penghangat 6 60.000 360.000 4 Tower tandon air 2 750.000 1.500.000 5 Dudukan Tower Air 2 500.000 1.000.000 6 Alat Pompa Air 2 3.000.000 6.000.000 7 Sumur 2 600.000 1.200.000 8 Tempat Pakan Ternak 185 17.000 3.145.000 9 Tempat Minum Ternak 185 16.500 3.052.500 10 Alat-alat Rutin: 11 Suntikan 2 400.000 800.000 12 Gunting Operasi 3 25.000 75.000 13 Ember 4 25.000 100.000 14 Sendok Ciduk Ransum 4 5.000 20.000 Total 110.492.500 62 Besarnya dana investasi awal yang dieluarkan Bapak Marhaya adalah Rp110,492,500. Barang-barang modal yang didapat dari dana investasi tersebut adalah lahan, bangunan kandang, drum penghangat, tendon air, alat pompa air, dudukan tower air, sumur dan peralatan-peralatan rutin dalam budidaya ayam broiler. Berikut rincian biaya investasi untuk barang-barang modal dapat dilihat pada Tabel 9 di atas. Biaya investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha mengalami penyusutan tiap tahunnya dengan proporsi yang berbeda. Penyusutan barang- barang investasi dipengaruhi umur teknis yang mampu diperoleh dari masing- masing barang investasi. Dasar penentuan umur teknis adalah lama tingkat pakai kemampuan barang untuk masih layak digunakan. Umur teknis dari kandang adlah sepuluh tahun. Umur dari kandang hanya sepuluh tahun karena kanang ayam broiler yang didirikan menggunakan bahan baku dari bambu yang rata-rata hanya mampu dipakai secara layak dalam waktu sepuluh tahun saja. Setelah sepuluh tahun kandang masih tetap dapat dipakai namun memerlukan biaya perawatan yang cukup besar. Peralatan-peralatan lain seperi drum penghangat, tower, tempat pakan ternak, tempat minum ternak, suntikan dan gunting operasi masih layak digunakan dalam waktu lima tahun. Sedangkan ember cuci dan ciduk ransum hanya memiliki umur teknis selama dua tahun. Setelah umur teknis suatu barang investasi telah habis maka barang tersebut harus diganti dengan barang investasi baru. Penggantian barang investasi lama menjadi barang investasi baru memerlukan sejumlah dana yang disebut dengan biaya reinvestasi. Biaya reinvestasi dikeluarkan pada tahun baru setelah tahun pemakaian berakhir. Peternakan mengeluarkan biaya sebesar Rp 120.000 pada tahun ke tiga untuk pengadaan ember dan ciduk ransum. Pada tahun ke enam peternakan akan mengeluarkan biaya reinvestasi sebesar Rp 8.432.500 untuk drum penghangat, tandon air, tempat pakan, tempat minum, suntikan dan gunting operasi. Sedangkan untuk tahun kesebelas pemilik perlu mengeluarkan dana reinvestasi sebesar Rp 76.240.000 dalam pengadaan investasi ulang kandang, dudukan tower, alat pompa air. Tabel 10 menunjukkan nilai biaya reinvetasi yang harus dikeluarkan pemilik peternakan. 63 Barang-barang investasi tersebut mengalami penyusutan nilai tiap tahunnya. Nilai barang di akhir tahun teknis pemakaian akan lebih kecil daripada nilai barang di awal tahun pembelian karena proses pemakaian barang yang terus- menerus. Nilai penyusutan ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus. Metode garis lurus dihitung dengan cara harga beli aset dikurangi dengan nilai sisa hasil pengurangan kedua nilai tersebut lalu dibagi dengan umur teknis, nilai sisa ditentukan dengan proporsi lima persen dari nilai awal pembelian barang. Setiap nilai aset dari suatu barang akan memiliki nilai yang berbeda karena ditentukan dari tiga faktor yang masuk kedalam unsur perhitungan nilai penyusutan tersebut yakni nilai awal, nilai sisa dan umur teknis. Nilai sisa merupakan salah satu komponen dari perhitungan laba rugi dan nilai sisa merupakan salah satu komponen penerimaan kegiatan proyek. Tabel 10. Biaya Reinvestasi yang Dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya No Jenis Investasi Harga Satuan Rp Jumlah Unit Umur Teknis tahun Reinvestasi Rp 1 Kandang 69.240.000 2 10 69.240.000 2 Drum Penghangat 360.000 6 5 360.000 3 Tandon Air 1.500.000 2 5 1.500.000 4 Dudukan Tower 1.000.000 2 10 1.000.000 5 Alat Pompa Air 6.000.000 2 10 6.000.000 6 Peralatan: 1. Tempat pakan 3.145.000 185 5 3.145.000 2. Tempat minum 3.052.500 185 5 3.052.500 3. Alat-alat rutin: Suntikan 800.000 2 5 800.000 Gunting operasi 75.000 3 5 75.000 Ember 100.000 4 2 100.000 Ciduk Ransum 20.000 4 2 20.000 Total 85.292.500 Total nilai penyusutan dari barang-barang modal dalam usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya adalah Rp 9.008.725. Nilai penyusutan 64 terbesar disumbang oleh bangunan kandang dengan nilai Rp 6.577.800. Kandang memiliki nilai penyusutan tertinggi karena dalam usaha peternakan ayam broiler, pengadaan kandang adalah barang investasi terbesar sehingga juga merupakan patokan dalam menentukan umur proyek. Rincian perhitungan nilai peyusutan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Penyusutan dari Barang Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya No Jenis Investasi Penyusutan Rp 1 Bangunan Kandang 6.577.800 2 DrumTungku Penghangat 68.400 3 Tower Tandon Air 285.000 4 Instalasi Dudukan Tower Air 95.000 5 Alat Pompa Air 570.000 6 Peralatan-Peralatan Budidaya Ayam Broiler: 1. Tempat Pakan Ternak 597.550 2. Tempat Minum Ternak 579.975 3. Alat-alat Rutin: Suntikan 160.000 Gunting operasi 15.000 Ember 50.000 Sendok ciduk ransum 10.000 Total 9.008.725 2 Biaya Variabel Biaya variabel merupakan salah satu komponen biaya operasional dalam kegiatan bisnis. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya terdiri dari tenaga kerja harian, tenaga kerja panen, konsumsi harian anak kandang, DOC, pakan ternak, obat-obatan, vitamin, vaksin, kayu bakar dan sekam padi. Biaya variabel yang dikeluarkan peternakan dimulai pada tahun pertama umur proyek. Biaya ini keluar hanya pada saat peternakan melakukan kegiatan pembesaran ayam broiler. Sedangkan pada masa istirahat setelah periode berakhir 65 biaya ini tidak dikeluarkan peternakan. Besaran nilai biaya variabel tergantung pada jumlah ayam broiler yang dibesarkan pada tiap periodenya. Semakin banyak ayam yang dipelihara maka biaya variabel yang dibutuhkan akan semakin besar dan sebaliknya. Biaya variabel yang diperlukan untuk membesarkan ayam DOC sebanyak 4.519 ekor sebesar Rp 97.826.104 per periode. Dalam satu tahun Peternakan mampu melakukan kegiatan produksi sebanyak enam periode sehingga akumulasi biaya variabel per tahun sebesar Rp 586.956.624 di tahun pertama. Besaran biaya variabel dipengaruhi harga sarana produksi peternakan di pasar. Rincian biaya variabel yang dikeluarkan peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya dapat dilihat pada Tabel 12. Pakan ransum merupakan komponen terbesar pada biaya variabel. Untuk pemeliharaan ayam broiler sebanyak 4519 ekor DOC diperlukan biaya pakan sebesar Rp 67.901.904. Dengan besaran biaya tersebut maka proporsi biaya pakan ternak adalah 69,82 persen. Biaya terbesar kedua dengan proporsi 24,63 persen adalah biaya pembelian DOC. Pengadaan 4519 ekor DOC memerlukan biaya total Rp 23.950.700. Kondisi tersebut menjadikan perubahan harga pakan dan DOC di pasar sangat berpengaruh pada perhitungan laba rugi dan kelayakan usaha. Peternakan menggunakan tenaga kerja harian dan tenaga kerja panen yang dipekerjakan ketika proses panen berlangsung. Tenaga kerja panen bertugas mengangkut hasil panen ternak dari kandang menuju mobil angkut panen. Tenaga kerja harian dibayar Rp 350 per ekor ayam hidup pada masa panen. Untuk pemeliharaan ayam hidup panen sebanyak 4.346 ekor diperlukan biaya tenaga kerja harian sebesar Rp 1.521.100. Tenaga kerja panen diberikan bayaran sebesar Rp 50 per ekor ayam yang diangkut. Besaran biaya panen untuk mengangkut ayam broiler siap panen 4.346 ekor sebesar Rp 217.300. Selain mendapatkan bayaran dari pemeliharaan ayam broiler tenaga kerja harian juga dibayar Rp 15.000 per hari untuk konsumsi harian di kandang. Pengeluaran biaya obat, vaksin dan vitamin adalah Rp 300 per ekor. Untuk pemeliharaan ayam broiler sebanyak 4.519 ekor diperlukan biaya variabel sebesar Rp 1.303.800. Besaran biaya kayu bakar untuk kegiatan pengaturan suhu panas kandang sama dengan besaran biaya obat, vaksin dan vitamin yakni Rp 1.303.800.