Internal Rate of Return IRR

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah Umum Peternakan

Usaha peternakan pembesaran ayam broiler milik Bapak Marhaya mulai berjalan pada bulan agustus 2008. Usaha peternakan ayam broiler yang dimiliki Bapak Marhaya tergolong dalam peternakan ayam broiler skala kecil karena berkapasitas 6.000 ekor kurang dari 15.000 ekor. Peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya berada di kampung Pasir Gintung, desa Parakan Muncang, RT 04 RW 08, kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Lokasi kandang didirikan berada sekitar 500 meter dari lokasi jalan raya. Lokasi ini tergolong strategis dan lokasi tepat karena berada cukup jauh dari pemukiman dan berada di sekitar lokasi persawahan dengan sumber air cukup. Disekitar lokasi kandang miik kandang Bapak Marhaya terdapat beberapa kendang pemeliharaan ayam broiler milik peternak lain. Peternak lain yang berlokasi di sekitarkandang milik bapak Marhaya adalah kandang milik H. Idris dan Bapak Mamat. Maksud dan tujuan dari pendirian peternakan oleh Bapak Marhaya adalah keinginan untuk menjadi pekerja mandiri dan memperkerjakan orang lain. Selain itu juga memanfaatkan ketermpilan yang diperoleh selama bergelut di usaha perunggasan. Fasilitas dari peternakan adalah kandang ternak, gudang penyimpanan pakanperalatan dan tempat tidur bagi anak kandang selama proses pemeliharaan ayam broiler. Peternakan mulai kegiatan proses pembesaran budidaya ayam broiler pada agustus 2008. Kepemilikan dari peternakan dimiliki tunggal oleh Bapak Marhaya. Modal awal yang dipakai adalah modal pribadi pemilik. Sampai saat ini, pencarian tambahan modal dari pihak kedua belum dilakukan. Selama proses kegiatan operasional peternakan sumber dana yang dipakai tetap berasal dari pembiayaan pribadi.

5.2. Jalinan Kerjasama Peternakan milik Bapak Marhaya

Peternakan milik Bapak Marhaya merupakan peternakan mitra bagi perusahaan kemitraan Dramaga Unggas Farm yang memiliki kantor administrasi 47 cabang di Ruko Perum Dramaga Hijau no. 1 A yang terletak di jalan Raya Darmaga Km. 8 Kabupaten Bogor. Bentuk kerjasama antara peternak dan perusahaan kemitraan adalah dalam hal keterikatan dalam hal pengadaan sarana input produksi peternakan dan penjualan hasil produksi ayam broiler. Dengan bentuk kerjasama ini peternakan memperoleh jaminan pasokan input dan harga jual yang telah disepakati pada saat awal periode pemeliharaan. Selain itu, manfaat lain dari kerjasama dengan Dramaga Unggas Farm adalah bentuk supervisi rutin yang dilakukan selama proses pemeliharaan. Degan kondisi tersebut peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya mendapatkan pengarahan dan solusi selama proses budidaya. Dari segi harga jual peternakan memperoleh kompensasi sebesar 25 persen dari harga pasar jika harga jual daging ayam dipasar melebihi kontrak awal yang disepakati. Bapak Marhaya juga akan mendapatkan insentif dari konversi efisiensi konversi pakan ke bobot badan ayam dengan ketentuan tertentu. Namun, jika ayam broiler yang dihasilkan dalam kondisi sakit maka ada potongan sebesar Rp 500 per kilogram bobot ayam. Bapak Marhaya dapat menjadi peternakan mitra dari Dramaga Unggas Farm karena memiliki kapasitas produksi kansang lebih dari 3.000 ekor. Selain kapasitas dalam setiap awal kontrak Bapak Marhaya harus memberikan jaminan senilain Rp 2.000 per ekor DOC. Bentuk jaminan dapat berupa uang riil, emas dan surat-surat berharga yang legal.

5.3. Risiko Usaha Peternakan milik Bapak Marhaya

Kegiatan usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya dihadapkan pada berbagai kondisi risiko. Risiko tersebut adalah risiko produksi dan risiko harga jual ayam broiler di pasaran. Kedua risiko tersebut diperlihatkan oleh indikasi risiko yakni fluktuasi pada harga jual dan jumlah produksi. Tabel 6. Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada Kondisi Berbagai Risiko Kondisi Produksi kg Terbaik 8640,8 Normal yang mungkin diperoleh 8272,2 Terburuk 5454,8 48 Risiko produksi pada peternakan ayam broiler terjadi ketika dalam proses pemeliharaan. Risiko produksi terjadi karena beberapa sebab diantaranya tingkat mortalitas, efisiensi konversi pakan ke bobot tubuh, cuaca, kegiatan pemeliharaan yang tidak sesuai dengan standard dan berbagai hal lainnya. Faktor-faktor yang menimbulkan risiko produksi pada peternakan ayam broiler tersebut antara lain: 1 Tingkat mortalitas ayam broiler Pemeliharaan yang baik selama proses budidaya per periode membuat tingkat mortalitas rendah. Rata-rata tingkat mortalitas yang dapat dipertahan peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya adalah 3,5 persen dari jumlah DOC awal yang dipelihara. Sampai dengan saat ini peternakan mampu menghasilkan output dengan kualitas dan kuantitas baik. Tingkat kematian dapat ditekan karena pengalaman maupun pengetahuan teknis yang dimiliki Bapak Marhaya dan anak kandang yang dipekerjakan telah memenuhi standar kompetensi. 2 Efisiensi konversi pakan ke bobot tubuh ayam broiler Semakin besar efisiensi penggunaan pakan maka biaya variabel untuk pembelian pakan dapat ditekan. Penilaian ini juga merupakan salah satu pertimbangan bagi perusahaan kemitraan untuk pemberian intensif bagi peternakan. Oleh karena itu, selain biaya pakan yang rendah tingkat efisiensi konversi pakan yang baik merupakan peluang bagi peternakan untuk memperoleh tambahan penerimaan. Efisiensi dapat diperoleh dengan adanya pola pemberian paan yang tepat. Pada saat suhu lingkungan sangat panas peternakan tidak memberikan pakan pada ayam broiler yang dipelihara. Hal tersebut dimaksudkan karena pada kondisi lingkungan tersebut pakan tidak dikonversi optimal ke bobot badan. Pada sat itu peternakan hanya menambahkan jumlah minum di siang hari. Proporsi pakan ditambahkan pada pagi dan malam hari. Pola teknis pemberian pakan ini sangat tepat sehingga tidak terjadi pemborosan biaya. 3 Cuaca dan penyakit Perubahan cuaca yang tidak menentu membuat pemeliharaan ayam menjadi sulit dan semakin rentan terhadap serangan penyakit. Ayam yang