Saluran Tataniaga I Lembaga dan Saluran Tataniaga

66 sebagai penyalur sayuran tomat kepada konsumen di pasar tersebut dalam jumlah eceran. f. Pedagang pengecer Pasar Induk Kramat Jati Jakarta adalah lembaga tataniaga yang beroperasi si Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dan memiliki peranan sebagai penyalur sayuran tomat kepada konsumen di pasar tersebut dalam jumlah eceran. g. Pedagang Pengecer Pasar Andir Bandung adalah lembaga tataniaga yang beroperasi di Pasar Andir Kota Bandung dan memiliki peranan sebagai penyalur sayuran tomat kepada konsumen di pasar tersebut dalam jumlah eceran. Hubungan antar lembaga tataniaga membentuk saluran tataniaga. Saluran tataniaga adalah himpunan lembaga maupun individu perseorangan yang mengambil alih hak atau membantu pengalihan hak atas barang atau jasa dari produsen sampai kepada konsumen. Saluran tataniaga juga menggambarkan hubungan timbal balik antara pihak-pihak yang terdapat dalam sistem tataniaga tomat di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Penelusuran saluran tataniaga tomat dilakukan mulai dari pihak petani yang telah melakukan pemanenan tomat. Berdasarkan informasi dan keterangan yang diperoleh dari petani tersebut, penelusuran saluran tataniaga dilanjutkan ke lembaga tataniaga berikutnya yaitu ke beberapa pedagang tingkat pertama, dimana pedagang ini memiliki hubungan lansung dengan petani dalam hal pemasaran tomat. Berdasarkan informasi dari pedagang tingkat pertama, maka observasi dilanjutkan sampai kepada pedagang tingkat kedua, dimana pedagang pada level ini mendapatkan tomat dari pedagang tingkat pertama dan menjual tomat kepada konsumen. Dari penelusuran ini, diperoleh enam saluran tataniaga tomat yang tersebar di tiga buah pasar dan dipilih delapan orang lembaga tataniaga yang terlibat dalam sistem tataniaga tomat tersebut.

6.2.1 Saluran Tataniaga I

Saluran tataniaga I melibatkan beberapa pihak, diantaranya satu orang petani tomat Desa Tugumukti, satu orang Pedagang Kecil Pasar Andir Bandung PKPAB dan satu orang pedagang pengecer di Pasar Andir Bandung. Proses 67 tataniaga tomat pada saluran I dimulai oleh PKPAB yang masih merupakan salah seorang warga Desa Pasirlangu di Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. PKPAB yang kesehariannya berjualan di Pasar Andir Bandung, membutuhkan pasokan tomat segar langsung dari petani. Kondisi ini mengharuskan PKPAB mencari tomat ke petani langganannya, PKPAB menghubungi petani langganannya untuk menanyakan ketersediaan stok tomat di kebun masing-masing petani. Adapun beberapa hal penting yang dibicarakan oleh PKPAB dan petani adalah terkait kisaran harga tomat yang sanggup dibayar oleh PKBAB dan jumlah tomat segar yang dibutuhkan. Apabila kedua buah kriteria tersebut terpenuhi sebagai kesepakatan awal, maka pada hari yang sama PKPAB akan mendatangi petani secara langsung untuk melihat kondisi tomat yang akan dibeli. PKPAB mendatangi petani dengan menggunakan mobil bak terbuka pick up dan petani telah menyiapkan tomat yang telah selesai dipetik pada hari yang sama. Berdasarkan informasi dari petani, jumlah tomat yang dipasarkan pada saluran ini selama bulan Mei 2012 adalah sebanyak 1,57 ton 3,78. Transaksi jual-beli dilakukan di tempat petani dan penentuan harga tomat dilakukan dengan cara tawar-menawar antara petani dengan PKPAB setelah sebelumnya pedagang melakukan pengecekan terhadap tomat yang akan dibeli. Setelah kesepakatan harga tercapai, maka pekerja PKPAB segera melakukan sortasi dan grading tomat di tempat petani sekaligus memindahkan tomat hasil sortasi ke dalam mobil. Setelah semua selesai, PKPAB langsung membayar tomat sebanyak jumlah tomat yang dibeli dikalikan harga tomat sesuai kesepakatan. Rata-rata harga tomat pada bulan Mei 2012 yang diterima petani pada saluran tataniaga I adalah Rp 2625,00 per kilogram tomat grade A, Rp 2175,00 per kilogram tomat grade B, serta Rp 1175,00 per kilogram tomat grade C. Setelah PKPAB telah selesai membeli dan mengumpulkan tomat serta berbagai jenis sayuran lain yang dibutuhkan, pada sore hari PKPAB langsung menuju ke Pasar Andir Bandung untuk melakukan aktivitas dagang. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, aktivitas perdagangan di Pasar Andir Bandung berlangsung pada malam hari dan berakhir pada pagi hari di hari berikutnya. PKPAB menyalurkan tomat kepada lembaga tataniaga berikutnya, yaitu pedagang pengecer. Proses ini dimulai oleh pedagang pengecer yang membutuhkan pasokan 68 tomat. Pedagang pengecer mendatangi PKPAB dan menanyakan ketersediaan pasokan tomat dan berencana untuk membelinya. Dalam penentuan harga tomat, PKPAB memiliki peranan yang dominan dibandingkan dengan pedagang pengecer, namun pedagang pengecer masih memiliki kesempatan untuk melakukan negosiasi harga kepada PKPAB untuk tomat yang akan dibeli. Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan dan informasi dari PKPAB, rata-rata harga tomat di tingkat PKPAB selama bulan Mei 2012 adalah Rp 3588,42 per kilogram tomat grade A, Rp 2643,57 per kilogram tomat grade B dan Rp 1527,85 per kilogram tomat grade C. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, sistem pembayaran yang digunakan dalam proses transaksi jual-beli antara PKPAB dengan pedagang pengecer adalah sistem pembayaran di belakang. Sistem pembayaran di belakang adalah sebuah tata cara pembayaran yang dilakukan oleh pembeli beberapa waktu setelah barang diterima oleh pembeli. Transaksi jual-beli ini dibuktikan dengan dibuatnya nota fraktur jual-beli. Tata cara pembayaran ini dilakukan kepada pihak-pihak yang sudah saling mengetahui identitas masing-masing dan telah tercipta rasa saling percaya diantara kedua belah pihak. Pedagang pengecer di Pasar Andir Bandung mengambil tomat dari PKPAB pada malam hari dan langsung menjual kepada konsumen. Rata-rata harga tomat di tingkat pedagang pengecer Pasar Andir Bandung pada bulan Mei 2012 adalah Rp 4590,00 per kilogram tomat grade A, Rp 3561,43 per kilogram tomat grade B dan Rp 2367,14 per kilogram tomat grade C. Pedagang pengecer kemudian membayar tomat kepada PKPAB pada tengah malam dini hari atau pagi hari setelah tomat habis terjual.

6.2.2 Saluran Tataniaga II