Saluran Tataniaga II Saluran Tataniaga III

68 tomat. Pedagang pengecer mendatangi PKPAB dan menanyakan ketersediaan pasokan tomat dan berencana untuk membelinya. Dalam penentuan harga tomat, PKPAB memiliki peranan yang dominan dibandingkan dengan pedagang pengecer, namun pedagang pengecer masih memiliki kesempatan untuk melakukan negosiasi harga kepada PKPAB untuk tomat yang akan dibeli. Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan dan informasi dari PKPAB, rata-rata harga tomat di tingkat PKPAB selama bulan Mei 2012 adalah Rp 3588,42 per kilogram tomat grade A, Rp 2643,57 per kilogram tomat grade B dan Rp 1527,85 per kilogram tomat grade C. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, sistem pembayaran yang digunakan dalam proses transaksi jual-beli antara PKPAB dengan pedagang pengecer adalah sistem pembayaran di belakang. Sistem pembayaran di belakang adalah sebuah tata cara pembayaran yang dilakukan oleh pembeli beberapa waktu setelah barang diterima oleh pembeli. Transaksi jual-beli ini dibuktikan dengan dibuatnya nota fraktur jual-beli. Tata cara pembayaran ini dilakukan kepada pihak-pihak yang sudah saling mengetahui identitas masing-masing dan telah tercipta rasa saling percaya diantara kedua belah pihak. Pedagang pengecer di Pasar Andir Bandung mengambil tomat dari PKPAB pada malam hari dan langsung menjual kepada konsumen. Rata-rata harga tomat di tingkat pedagang pengecer Pasar Andir Bandung pada bulan Mei 2012 adalah Rp 4590,00 per kilogram tomat grade A, Rp 3561,43 per kilogram tomat grade B dan Rp 2367,14 per kilogram tomat grade C. Pedagang pengecer kemudian membayar tomat kepada PKPAB pada tengah malam dini hari atau pagi hari setelah tomat habis terjual.

6.2.2 Saluran Tataniaga II

Proses terbentuknya saluran tataniaga II pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada saluran tataniaga satu. Perbedaan hanya terletak pada jumlah lembaga tataniaga yang terlibat, yaitu satu orang petani dan satu orang Pedagang Kecil Pasar Andir Bandung PKPAB. Dalam saluran tataniaga ini tidak terdapat pedagang pengecer seperti yang terjadi pada saluran tataniaga I, melainkan PKPAB mempunyai kesempatan untuk langsung menjual tomat kepada 69 konsumen. Dalam hal ini, PKPAB mempunyai peran layaknya pedagang pengecer yang menjual tomat kepada konsumen. PKPAB mendapatkan tomat langsung dari petani langganannya dengan cara mendatangi petani tomat dan melakukan transaksi jual-beli di tempat petani bersama tiga orang pekerja hariannya. Setelah transaksi jual-beli telah dilakukan, selanjutnya PKPAB melakukan aktivitas sortasi, grading dan pengangkutan tomat ke Pasar Andir Bandung. Harga tomat di tingkat petani pada saluran tataniga II tidak berbeda dengan harga tomat pada saluran tataniaga I, yaitu Rp 2625,00 per kilogram tomat grade A, Rp 2175,00 per kilogram tomat grade B, serta Rp 1175,00 per kilogram tomat grade C. Proses selanjutnya yang terjadi pada saluran tataniaga ini adalah PKPAB menjual langsung tomat kepada konsumen. Tata cara pembayaran yang berlaku antara PKPAB dengan konsumen adalah pembayaran tunai cash. PKPAB menjual tomat kepada konsumen dengan harga rata-rata yang relatif sama dengan harga di tingkat pedagang pengecer yaitu Rp 4590,00 per kilogram tomat grade A, Rp 3561,43 per kilogram tomat grade B dan Rp 2367,14 per kilogram tomat grade C.

6.2.3 Saluran Tataniaga III

Saluran tataniaga III merupakan saluran yang paling banyak melibatkan responden pada penelitian ini. Adapun pihak yang terlibat dalam saluran tataniaga tiga diantaranya 18 orang petani tomat, satu orang Pedagang Besar Pasar Induk Cibitung PBPIC, dan dua orang pedagang pengecer yang beroperasi di Pasar Induk Cibitung. Kondisi ini menjadikan saluran tataniaga III menjadi saluran tataniaga yang dominan dilihat dari jumlah pihak-pihak yang terlibat. Petani mengirimkan tomat hasil panen secara bersama-sama kepada PBPIC. Tercatat sebanyak 26,69 ton tomat 63,96 dipasarkan oleh petani kepada PBPIC selama bulan Mei 2012. Dalam saluran tataniaga ini, tomat yang dikirimkan petani kepada PBPIC harus sudah dalam keadaan terpisah setiap grade -nya dan telah dikemas dengan peti kayu. Berdasarkan hasil penemuan di lapangan, sebanyak 17,25 ton merupakan tomat grade A, sebanyak 6,37 ton tomat grade B, dan sisanya sebanyak 3,07 ton merupakan tomat grade C. Tomat yang telah disortasi, grading, dan dikemas dengan menggunakan peti kayu dengan 70 volume rata-rata 40 kilogram per peti nantinya akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam truk colt diesel dengan volume rata-rata enam ton. Biaya- biaya yang terjadi selama tomat belum sampai kepada PBPIC ditanggung oleh petani, seperti biaya sortasi, grading, pengemasan, dan ongkos angkut dari Desa Tugumukti sampai ke Pasar Induk Cibitung Bekasi. Penentuan harga tomat ditentukan oleh PBPIC setelah seluruh tomat terjual di Pasar Induk Cibitung. Dalam hal ini petani tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan negosiasi harga dengan PBPIC. Tata cara pembayaran tomat yang berlaku antara petani dan PBPIC adalah pembayaran di belakang. PBPIC membayar tomat petani setelah PBPIC telah menjual tomat di pasar dan menitipkan pembayaran kepada supir truk colt diesel untuk selanjutnya diserahkan kepada petani keesokan harinya. Setelah tomat dari petani sampai di Pasar Induk Cibitung Bekasi, tugas PBPIC selanjutnya adalah menjual tomat kepada siapa saja yang mau membeli. Berdasarkan keterangan yang diperoleh di lapangan, PBPIC membuka kesempatan bagi siapa saja, baik itu pedagang pengecer maupun konsumen, untuk membeli tomat darinya dengan syarat jumlah pembelian minimal adalah satu peti tomat dan dengan harga yang sudah ditentukan. Pada saluran ini, tomat disalurkan kepada pedagang pengecer. Transaksi dilakukan di tempat lapak dari PBPIC dimana setiap pedagang pengecer memilih tomat yang mau dibeli dan menanyakan harga kepada PBPIC. Pedagang pengecer diberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi kepada PBPIC, namun keputusan harga akhirnya ada pada PBPIC. Apabila harga yang disepakati telah tercapai, maka proses selanjutnya adalah PBPIC menyiapkan nota fraktur sebagai bukti transaksi jual-beli antara PBPIC dan pedagang pengecer. Tata cara pembayaran yang berlaku antara PBPIC dengan pedagang pengecer adalah pembayaran di belakang, yaitu pedagang pengecer boleh mengambil barang terlebih dahulu dan pembayaran dilakukan beberapa waktu setelah barang berada di pedagang pengecer. Adapun harga tomat rata-rata di tingkat PBPIC selama bulan Mei 2012 adalah Rp 3357,14 per kilogram tomat grade A, Rp 2794,85 per kilogram tomat grade B dan Rp 1766,85 per kilogram tomat grade C. Proses selanjutnya pedagang pengecer menjual tomat langsung kepada konsumen. Harga tomat rata-rata yang terjadi di tingkat pedagang pengecer di 71 Pasar Induk Cibitung Bekasi selama bulan Mei 2012 adalah Rp 4846,86 per kilogram tomat grade A, Rp 4286,28 per kilogram tomat grade B dan Rp 3160,00 per kilogram tomat grade C.

6.2.4 Saluran Tataniaga IV