Praktik Pembelian dan Penjualan

92

6.5.1 Praktik Pembelian dan Penjualan

Saluran tataniaga yang terbentuk dalam aktivitas tataniaga tomat di Desa Tugumukti Kecamatan Cisarua memperlihatkan adanya praktik pembelian dan penjualan yang dijalankan oleh setiap lembaga tataniaga yang terlibat didalamnya kecuali petani. Dalam hal ini petani hanya melakukan aktivitas penjualan tomat kepada lembaga tataniaga masing-masing. Aktivitas jual-beli ini dimulai dari tingkat petani yang telah melakukan aktivitas pemanenan tomat di kebun masing- masing. Pada masa panen, petani melakukan aktivitas panen setiap empat sampai lima hari sekali tergantung dari kondisi tanaman tomat di kebun. Aktivitas panen ini tidak bisa ditunda karena petani mengakhawatirkan tomat mengalami kerusakan. Setelah panen, sebagian besar petani 90 langsung melakukan aktivitas sortasi dan grading serta pengemasan setelah itu memasarkannya kepada lembaga tataniaga pedagang mereka masing-masing. Namun sebagian kecil 10 menyerahkan aktivitas tersebut kepada pedagang. Petani telah memiliki pedagang masing-masing dalam menjual tomat hasil panen kebunnya dan cukup sulit untuk dapat memasarkan tomat kepada pihak lain karena adanya hubungan kerjasama yang terjalin antara petani dan pedagang, khususnya petani yang pernah meminjam modal kepada pedagang. Sebagian besar petani mengeluarkan biaya pascapanen seperti biaya sortasi, grading, pengemasan, dan pengangkutan sampai kepada pedagang besar. Sementara sebagian kecil petani hanya mengeluarkan ongkos pengangkutan saja, bahkan ada petani yang tidak mengeluarkan biaya karena transaksi dilakukan di tempat petani dan biaya dari aktivitas sortasi, grading dan pengemasan menjadi tanggung jawab pedagang. Setelah pedagang mendapatkan tomat dari petani, hal berikutnya yang mereka lakukan adalah menjual tomat tersebut di masing-masing pasar tempat mereka beroperasi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, saat tomat sampai di pasar pedagang pengecer sudah mengantri untuk menawar dan membeli tomat. Dalam hal ini transaksi dilakukan di tempat pedagang besar. Pedagang pengecer melihat kondisi tomat yang akan dibeli dengan cara mengambil sampel tomat pada tiap peti dan melihat kondisinya sambil sesekali menyanyakan harga tomat tersebut kepada pedagang. Pedagang pengecer juga diberikan kesempatan 93 melakukan tawar-menawar harga kepada pedagang besar, walaupun pada akhirnya pedagang besar yang dominan dalam penentuan harga. Hal ini berlaku pada pedagang pengecer maupun konsumen yang membeli di pedagang besar. Apabila harga tomat mencapai kesepakatan, selanjutnya pedagang besar membuat dan mencatat jumlah tomat yang dibeli oleh pedagang pengecer maupun konsumen dalam sebuah nota jual-beli. Nota ini yang dijadikan sebagai bukti kesepakatan bersama atas transaksi jual-beli tomat yang terjadi. Setelah itu pedagang pengecer dapat mengambil tomat yang dibeli. Pedagang pengecer melakukan aktivitas pengangkutan tomat dari pedangang besar sampai kepada tempatnya lapak berjualan. Setelah itu, pedagang pengecer akan melakukan aktivitas sortasi tomat dari kemungkinan adanya tomat yang rusak dalam setiap petinya. Setelah aktivitas sortasi dilakukan, maka pedagang pengecer dapat langsung menjual tomat kepada konsumen dan setiap transaksi jual-beli tomat pedagang pengecer harus melakukan pengemasan ulang menggunakan plastik agar memudahkan konsumen dalam membawa tomat yang dibeli.

6.5.2 Sistem Penentuan Harga dalam Transaksi