98
PKPAB. Namun, pedagang pengecer harus membayar tomat kepada PKPAB pada waktu yang telah disepakati bersama untuk menjaga hubungan kerjasama yang
telah terbangun sejak lama. Hubungan kerjasama antara pedagang pengecer atau PKPAB dengan
konsumen hanya sebatas hubungan jual beli antara penjual dan pembeli. Artinya, tidak ada hubungan kerjasama khusus antara konsumen dengan pedagang
pengecer atau PKPAB. Semua transaksi jual-beli bersifat lepas tanpa ikatan.
b. Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga dengan Tujuan Pasar Induk
Cibitung PIC Hubungan kerjasama pada saluran tataniaga III dan IV diawali oleh
kondisi dimana PBPIC membutuhkan pasokan tomat segar dari petani untuk dijual di pasar. Sebagai informasi, PBPIC merupakan salah seorang dari warga
Desa Tugumukti yang memiliki tempat berdagang lapak di Pasar Induk Cibitung serta masih memiliki ikatan keluarga dengan para petani yang menjual tomat
kepadanya. Masih terdapatnya hubungan kaluarga antara PBPIC dengan sebagaian besar petani pada saluran ini membuat tumbuhnya rasa saling percaya
dan komitmen yang tinggi diantara mereka. Hal ini yang menjadi dasar utama petani mengirimkan hasil panen tomat kepada PBPIC untuk dijual di Pasar Induk
Cibitung Bekasi. Berdasarkan pengakuan petani, hal lain yang menjadikan mereka memilih PBPIC adalah karena PBPIC memberikan kesempatan peminjaman
modal usaha berupa uang kepada petani yang membutuhkan, namun dengan syarat petani harus memasarkan hasil panennya kepada PBPIC selama pinjaman
modal tersebut belum dibayar oleh petani kepada PBPIC. Di sisi lain, berdasarkan keterangan PBPIC memberikan pinjaman modal sebagai salah satu cara untuk
membantu petani yang masih merupakan keluarganya dan menjaga keberlangsungan pasokan tomat dari petani kepada dirinya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, sebagian besar petani yang tergabung dalam saluran tataniaga ini pernah meminjam sejumlah uang kepada
PBPIC untuk dijadikan modal dalam usahatani. PBPIC tidak mengharuskan setiap petani yang meminjam uang kepadanya untuk melunasi pinjaman tersebut dalam
jangka waktu tertentu, PBPIC hanya ingin petani yang pernah meminjam uang kepadanya untuk memasarkan hasil panennya kepada PBPIC selama petani masih
99
melakukan kegiatan usahatani dan pinjaman modal belum dibayar. Dalam hal ini, petani boleh menjual hasil tomatnya kepada pihak lain apabila sudah melunasi
pinjaman modal yang pernah mereka pinjam dari PBPIC. Kondisi seperti ini secara langsung maupun tidak mengikat sebagian petani yang tergabung dalam
saluran tataniaga ini yang pernah meminjam modal usaha dari PBPIC. Kondisi ini berlangsung terus menerus dan sudah menjadi hal yang dianggap biasa oleh
petani. Di samping kondisi yang tergambarkan di atas, ada beberapa alasan petani
tetap menjadi bagian dari pemasok tomat segar ke PBPIC. Alasan tersebut diantaranya adalah petani tidak menanggung risiko apabila tomat tidak habis
terjual di pasar. Dalam hal ini, PBPIC sanggup membayar keseluruhan tomat petani sesuai dengan volume tomat yang dikirimkan. Alasan lainnya adalah
PBPIC mampu membayar tomat kepada petani secara cepat. Maksudnya, uang hasil penjualan tomat petani akan tiba di tangan petani hanya dalam waktu satu
hari setelah tomat dikirimkan. Hal-hal seperti ini yang membuat petani merasa aman apabila tergabung dan menjual hasil panennya kepada PBPIC.
Di sisi lain, hubungan antara PBPIC dan pedagang pengecer di Pasar Induk Cibitung merupakan hubungan kerjasama sebagai akibat dari transaksi jual-
beli yang terlah terjadi sejak lama dan berulang-ulang langganan. Dalam praktiknya, pedagang pengecer diperbolehkan membawa tomat terlebih dahulu
dan membayarnya kemudian berdasarkan kesepakatan oleh kedua belah pihak. Hal ini dapat berlangsung sebagai akibat sudah tumbuhnya rasa saling percaya
antara PBPIC dan pedagang pengecer. Sedangkan hubungan antara pedagang pengecer atau PBPIC dengan konsumen hanya sebatas hubungan jual-beli.
Artinya, tidak ada hubungan kerjasama yang khusus diantara konsumen dengan pedagang pengecer atau PBPIC.
c. Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga dengan Tujuan Pasar Induk