Kerangka Pemikiran Operasional Sistem tataniaga tomat (Kasus di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat

39 Rasio Keuntungan dan Biaya = Keterangan : π i : Keuntungan lembaga tataniaga ke-i Ci : Biaya tataniaga lembaga tataniaga ke-i

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada kenyataan bahwa tomat merupakan salah satu jenis sayuran yang digunakan sebagai bahan makanan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kebutuhan akan tomat setiap waktunya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun industri mengharuskan tomat sampai kepada tangan konsumen dalam jumlah, mutu, waktu dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu, perlu adanya sistem tataniaga tomat yang efektif dan efisien agar kebutuhan konsumen akan tomat terpenuhi setiap waktunya. Desa Tugumukti merupakan salah satu sentra produksi tomat di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Petani tomat dalam memasarkan hasil produksinya dihadapkan pada harga yang fluktuatif dan terdapat marjin tataniaga yang cukup tinggi, yaitu sebesar 40 persen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen. Melihat kondisi tersebut, dilakukan sebuah analisis secara menyeluruh untuk mengetahui kondisi pelaksanaan sistem tataniaga di Desa Tugumukti dan melihat saluran yang relatif lebih efisien dari sistem tataniaga yang berjalan. Pendekatan analisis sistem tataniaga nantinya akan menghasilkan gambaran lengkap mengenai sistem tataniaga tomat mulai dari lembaga tataniaga yang terlibat, saluran tataniaga yang terbentuk, fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga, struktur dan perilaku pasar dan keragaan pasar tataniaga tomat yang terjadi. Analisis terkait marjin tataniaga, farmer’s share , dan rasio keuntungan dan biaya dilakukan untuk dijadikan sebagai indikator dalam mengukur efisiensi operasional dari sistem tataniaga tomat yang terjadi. Hasil analisis berupa informasi terkait saluran tataniaga yang relatif lebih efisien tentunya akan memberikan keuntungan profit dan manfaat benefit bagi setiap pihak yang berada di dalamnya. Hal ini nantinya akan bermanfaat dan dapat digunakan sebagai referensi bagi petani, pedagang, dan lembaga-lembaga lainnya 40 untuk dapat memilih atau bahkan menciptakan alternatif-alternatif saluran tataniaga baru yang lebih efisien dan mendatangkan keuntungan dan manfaat bagi keberlangsungan usaha yang dijalankan. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional - Terjadi fluktuasi harga tomat. - Marjin tataniaga yang terbentuk sebesar 40 persen. - Posisi tawar petani rendah. Analisis Sistem Tataniaga - Analisis lembaga dan saluran tataniaga - Analisis fungsi tataniaga - Analisis struktur pasar - Analisis perilaku pasar - Analisis marjin tataniaga, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya - Analisis efisiensi tataniaga Gambaran menyeluruh sistem dan tingkat efisiensi saluran tataniaga tomat di Desa Tugumukti Rekomendasi alternatif saluran tataniaga yang dapat dipilih oleh Petani tomat Desa Tugumukti Bagaimana sistem tataniaga tomat di Desa Tugumukti? Dari sistem tataniaga tomat yang terbentuk di Desa Tugumukti, saluran mana yang relatif lebih efisien dilihat dari segi efisiensi operasional? Desa Tugumukti merupakan salah satu sentra produksi di Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat. IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian