Kajian Mengenai Analisis Fungsi-fungsi Tataniaga Kajian Mengenai Analisis Lembaga dan Saluran Tataniaga

16 hortikultura. Penelitian mengenai sistem tataniaga produk hortikultura pada umumnya bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi pada pelaksanaan sistem tataniaga. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam melihat sistem tataniaga dan mengukur efisiensi adalah melalui analisis terkait fungsi-fungsi tataniaga, lembaga dan saluran tataniaga, struktur dan perilaku pasar, marjin tataniaga, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya serta . Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu terkait tataniaga produk hortikultura yang dibahas pada bagian ini yaitu: penelitian Peranginangin 2011 yang menganalisis tataniaga markisa ungu di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo; penelitian Utama 2011 yang menganalisis sistem tataniaga daun bawang di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur; penelitian Wacana 2011 yang menganalisis tataniaga bawang merah di Kelurahan Brebes, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes; penelitian Nurbayuto 2011 yang menganalisis usahatani dan tataniaga caisin pada Gabungan Kelompok Tani Bunga Wortel di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor; penelitian Sihombing 2010 yang menganalisis sistem tataniaga nenas bogor di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini dirangkum dalam beberapa aspek diantaranya terkait fungsi-fungsi tataniaga, lembaga dan saluran tataniaga, struktur dan perilaku pasar, dan efisiensi tataniaga yang dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

2.2.1 Kajian Mengenai Analisis Fungsi-fungsi Tataniaga

Pada penelitian terdahulu, metode pemilihan petani responden ditentukan dengan cara random sampling Wacana 2011, secara sengaja Utama 2011; Peranginangin 2011; Sihombing 2010, dan pemilihan responden dengan menggunakan tabel penarikan Sampel Yamane Nurbayuto 2011. Jumlah petani yang dijadikan responden penelitian bervariasi antara 20 hingga 50 orang responden. Penelitian terdahulu terkait analisis tataniaga beberapa komoditi hortikultura menunjukkan bahwa petani dan lembaga tataniaga melakukan fungsi tataniaga berupa fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan petani diantaranya adalah penjualan, sedangkan lembaga tataniaga melakukan pembelian dan penjualan. Beberapa petani sudah 17 melakukan fungsi fisik berupa pengolahan, pengemasan dan pengangkutan walaupun masih cenderung sederhana Peranginangin 2011; Wacana 2011. Fungsi fisik yang dilakukan oleh lembaga tataniaga cenderung lebih banyak dimana lembaga tataniaga melakukan pengangkutan, pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan dalam kuantitas yang lebih besar. Fungsi fasiltitas berupa penanggungan risiko, pembiayaan, juga dilakukan petani. Kadang-kadang petani juga melakukan sortasi dan informasi pasar yang merupakan bagian dari fungsi fasilitas. Lembaga tataniaga juga melakukan aktivitas pembiayaan, penangungan risiko dan informasi pasar. Beberapa dari lembaga tataniaga melakukan sortasi dan grading pada produk yang mereka beli sebagai standarisasi yang telah menjadi ketetapan perusahaan Wacana 2011; Peranginangin 2011; Utama 2011; Sihombing 2010.

2.2.2 Kajian Mengenai Analisis Lembaga dan Saluran Tataniaga

Metode yang digunakan untuk mengetahui lembaga tataniaga dan menelusuri saluran tataniaga yang terlibat di dalamnya adalah metode snowball sampling Wacana 2011, Utama 2011, peranginangin 2011, Nurbayuto 2011, dan Sihombing 2010. Metode snowball sampling yaitu sebuah metode dengan mengikuti alur tataniaga mulai dari petani hingga konsumen akhir sesuai dengan informasi yang diperoleh pada setiap lembaga tataniaga. Analisis terhadap saluran tataniaga dari beberapa komoditi hortikultura pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa jumlah saluran tataniaga untuk setiap komoditasnya bervariasi mulai dari tiga hingga tujuh saluran tataniaga. Jumlah saluran tataniaga yang relatif sedikit yaitu tiga saluran tataniaga cenderung memiliki lembaga tataniaga yang terlibat tidak terlalu banyak antara tiga hingga empat lembaga tataniaga dengan jangkauan pasar yang relatif terbatas Sihombing 2010; Nurbayuto 2011. Jumlah saluran tataniaga yang terdiri dari empat saluran atau lebih biasanya mempunyai lima atau lebih lembaga tataniaga yang terlibat dengan jangkauan pasar yang relatif lebih luas Utama 2011; Wacana 2011; Peranginangin 2011. Banyaknya jumlah saluran tataniaga umumnya dipengaruhi oleh lembaga tataniaga yang terlibat, luasnya target pasar yang dituju, dan jarak distribusi komoditi yang dipasarkan dari produsen ke konsumen. 18

2.2.3 Kajian Mengenai Struktur dan Perilaku Pasar