87
langsung kepada konsumen. Pada tingkat ini, jumlah PKPAB, PBPIC dan PBPIK sebagai penjual tomat segar relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
pedagang pengecer maupun konsumen yang bertindak sebagai pembeli. Penjual memiliki posisi dan kekuatan tawar lebih tinggi dibandingkan dengan pembeli
terlihat pada ketika penentuan harga jual dan tata cara pembayaran. Penjual memiliki peranan yang relatif lebih besar dalam penentuan harga dan tata cara
pembayaran. Tomat yang telah diperoleh pedagang pengecer kemudian akan segera
dijual kepada konsumen. Di lihat dari jumlahnya, pedagang pengecer yang bertindak sebagai penjual dalam penelitian ini berjumlah lebih sedikit
dibandingkan dengan konsumen yang merupakan pembeli tomat. Posisi tawar pedagang pengecer relatif lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen. Hal ini
terlihat pada penentuan harga tomat bahwa pedagang pengecer merupakan pihak yang dominan dalam penentuan harga tomat dibandingkan dengan konsumen,
walaupun terkadang proses negosiasi antara penjual dan pembeli sering kali terjadi.
6.4.2 Sifat dan Jenis Tomat
Dilihat dari jenisnya, jenis tomat yang dibudidayakan oleh petani di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat adalah jenis tomat
sayur biasa. Jenis tomat ini berbentuk bulat pipih tidak teratur, sedikit beralur terutama di dekat tangkai dan bisa didapatkan di pasar-pasar lokal di Indonesia.
Jenis tomat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai olahan makanan maupun minuman masyarakat Indonesia.
Dalam tataniaga tomat yang terjadi di Desa Tugumukti, tomat yang dipasarkan telah mendapatkan beberapa penanganan diantaranya aktivitas sortasi,
grading dan pengemasan. Dalam hal ini, tomat dari petani telah dipisahkan
berdasarkan kualitasnya yaitu tomat grade A, grade B dan grade C. Pemisahan kualitas tomat ini didasarkan pada beberapa indikator, diantaranya adalah dimensi
buah, warna buah, dan tingkat kerusakan buah. Pelaksanaan sortasi dan grading tomat ada yang dilakukan oleh petani saluran III dan IV dan ada juga yang
dilakukan oleh pedagang Saluran I, II, V, dan VI.
88
Tomat yang dipasarkan juga mendapatkan penanganan lain, yaitu berupa aktivitas pengemasan. Tomat segar dari petani di Desa Tugumukti di kemas
dengan menggunakan peti kayu dengan muatan tomat 40 kilogram per petinya. Aktivitas pengemasan dilakukan oleh petani saluran III dan IV dan dilakukan
oleh pedagang saluran I, II, V dan VI. Pengemasan dengan menggunakan peti kayu ini bertujuan untuk melindungi tomat dari risiko kerusakan selama
perjalanan. Pengemasan juga dilakukan di tingkat pedagang pengecer yaitu pengemasan dengan menggunakan plastik yang bertujuan agar pembeli dapat
dengan mudah membawa tomat yang mereka beli. Dari hasil analisis jenis dan sifat tomat yang dipasarkan dapat diketahui
bahwa jenis tomat yang dijual dalam tataniaga tomat di Desa Tugumukti dalam penelitian ini relatif seragam homogen. Perbedaan hanya sebatas hasil sortasi
dan grading yang tidak begitu seragam karena dilakukan secara manual oleh petani maupun pedagang. Kontrol kualitas hasil sortasi dan grading tidak terlalu
ketat sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil sortasi dari setiap petani.
6.4.3 Hambatan Keluar dan Masuk Pasar