58
Pada saat tanaman tomat sudah mulai tumbuh tinggi, maka batang utama tomat akan diikat ke batang ajir dengan bantuan tali plastik agar tanaman tetap tegak.
Selain itu, setelah tanaman tumbuh besar, maka petani harus melakukan pemangkasan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani, pemangkasan ini
bertujuan untuk membuang bagian-bagian yang rusak pada tanaman serta mengatur jumlah batang utama yang tumbuh pada tanaman tomat agar
pertumbuhannya baik. Pemangkasan pada tanaman tomat dapat dilakukan terhadap tunas yang tumbuh pada ketiak daun, daun tua, daun dan buah yang
cacat atau terserang hama penyakit. Hal lain yang dilakukan selama masa pemeliharaan tanaman tomat yaitu
pemupukan tambahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman yang sering menyerang tanaman tomat. Untuk meningkatkan produktivitas, petani tomat di
Desa Tugumukti melakukan pemupukan tambahan dengan menggunakan pupuk kimia cair maupun butiran padat seperti NPK mutiara, TSP, KCL dan Urea.
Karakteristik tanaman tomat yang sangat rentan terhadap serangan gulma, hama dan penyakit tanaman, mengharuskan petani untuk melakukan penanganan
terhadap ancaman tersebut dengan pemberian pestisida. Pemberian pestisida ini tidak dilakukan secara terus menerus tetapi menurut pengakuan petani, pestisida
diberikan sesuai dengan keadaan iklim dan kondisi tanaman. Pada saat curah hujan tinggi, pemberian pestisida dapat dilakukan setiap 5 hari sekali, sedangkan
pada saat kondisi curah hujan sedikit maka pemberian pestisida hanya dilakukan paling lama dua minggu sekali. Untuk penanganan gulma petani melakukan
pembersihan gulma dengan cara mencabut tanaman gulma tersebut langsung dan dilakukan pada saat melakukan kegiatan pemangkasan.
5.5.5 Pemanenan
Aktivitas panen dilakukan petani setelah tanaman tomat telah mencapai umur 60-70 hari setelah tanam. Kegiatan pemanenan tomat oleh petani di Desa
Tugumukti dilakukan setiap 4-5 hari sekali dengan melihat kondisi buah tomat yang terdapat pada kebun dan kegiatan pemanenan dapat dilakukan sebanyak 6-9
kali bahkan bisa lebih tergantung dari kondisi tanaman tomat dan pemeliharaan yang dilakukan oleh petani. Beberapa hal yang diperhatikan petani pada saat akan
melakukan pemanenan tomat awal, yaitu terlihat kulit buah tomat berubah dari
59
hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua sebagian mengering dan batang tanaman terlihat menguning. Kegiatan pemanenan ini dilakukan oleh
petani pada pagi hari atau sore hari. Cara memetik buah tomat cukup dengan memuntir buah secara hati-hati sampai buah tomat terpisah dari tangkai buahnya
dan pemetikan ini dilakukan satu per satu dengan cara memilih buah tomat yang sudah matang. Tomat hasil petikan kemudian langsung dikumpulkan dan
beberapa petani segera melakukan sortasi dan grading buah tomat di kebun atau di rumah masing-masing petani. Sortasi dan grading ini bertujuan untuk
memisahkan tomat yang rusak dan mendapatkan tipe tomat dengan kualitas A, B dan C.
Tabel 17
. Indikator Sortasi dan Grading Tomat oleh Petani di Desa Tugumukti
Indikator Grade Kualitas
A B
C
Dimensi Buah Cm Dia. ⌀ 5 – 6,5
Dia. ⌀ 3,5 – 4,5 Dia. ⌀ 3,5
Warna Buah Warna oranye sampai
merah cerah Warna oranye sampai
merah cerah Warna oranye sampai
merah cerah Persentase Kerusakan
Buah 1 – 2
1 – 2 1 - 3
Dalam kegiatan sortasi dan grading tomat, petani Desa Tugumukti mempunyai indikator-indikator yang dijadikan patokan dalam menentukan
kualitas tomat. Indikator yang digunakan petani dalam proses sortasi dan grading tersebut diantaranya adalah dimensi buah, warna, dan presentase kerusakan yang
terdapat pada buah Tabel 17. Namun indikator yang paling diperhatikan dalam proses sortasi dan grading tomat adalah dimensi buah tomat yaitu ukuran buah.
Tabel 18
. Hasil Produksi Tomat Petani Responden Berdasarkan Pasar Tujuan Selama Bulan Mei 2012.
Tujuan Pasar Grade Kg
Total Produksi Kg
Persentase A
B C
Pasar Andir Bandung 1.240
- 337
1577 3,78
Pasar Induk Cibitung 17.250
6.374 3.070
26.694 63,96
Pasar Induk Kramat Jati 8.044
3.004 2.417
13.465 32,26
Total Produksi 26.534
9378 5824
41.736 100
Keterangan : = campuran grade A dan B
60
Berdasarkan hasil temuan dilapangan yang tersaji pada Tabel 18, total produksi tomat yang dipasarkan petani responden selama bulan Mei 2012 adalah
41 ton. Sebagian besar yaitu sebanyak 26,69 ton 63,96 tomat dipasarkan kepada pedagang besar di Pasar Induk Cibitung PBPIC, sebanyak 13,46 ton
32,26 tomat dipasarkan melalui pedagang di Pasar Induk Kramat Jati PKPAB dan sisanya 1,57 ton 3,78 tomat dipasarkan melalui Pedagang Kecil
Pasar Andir Bandung PKPAB. Berdasarkan pengamatan dilapangan dan informasi yang diperoleh dari
petani, pada bulan Mei 2012 bukan merupakan masa panen raya. Hal ini karena pada bulan Mei 2012 tidak semua kebun tomat petani di Desa Tugumukti berada
pada masa panen. Pada bulan Mei 2012 beberapa tanaman tomat di kebun petani masih dalam fase pertumbuhan yang mana buah tomat masih terlihat berukuran
kecil dan berwarna hijau. Berdasarkan keterangan petani, masa panen tomat puncak di Desa Tugumukti dimulai pada pertengahan bulan Juli-Agustus 2012.
Hal ini dikarenakan petani memang sengaja melakukan pola tanam agar masa panen bertepatan pada waktu memasuki bulan Puasa Ramadhan dan Hari Raya
Idul Fitri yang mana berdasarkan keterangan petani permintaan akan buah tomat di pasar meningkat dari bulan-bulan lainnya.
Setelah proses pemanenan, sortasi dan grading tomat selesai dilakukan, proses selanjutnya yang biasa dilakukan adalah pengemasan tomat. Sebagian
besar aktivitas pengemasan ini dilakukan oleh petani, yaitu oleh petani yang menjual tomat kepada Pedagang Besar Pasar Induk Cibitung PBPIC, sedangkan
aktivitas pengemasan di tujuan pasar lainnya dilakukan oleh pedagang. Tomat dikemas dengan menggunakan peti kayu. Berdasarkan informasi yang diperoleh,
setiap peti kayu dapat memuat 40 kilogram tomat dan peti kayu ini dibeli dengan harga Rp 9.000,00 per peti. Setelah pengemasan selesai dilakukan maka tomat
siap dikirim kepada pedagang masing-masing yang sebagian besar telah memiliki kerjasama dengan petani. Artinya, sebagian petani memiliki hubungan kerjasama
dengan pedagang baik berlandaskan asas kekeluargaan, langganan, kerjasama dalam hal permodalan usaha dari pedagang ke petani, maupun yang lainnya.
Dalam hal ini petani memiliki kesulitan dalam memilih alternatif saluran tataniaga yang lainnya karena antara sebagian petani dan pedagang telah terjalin hubungan
61
kerjasama yang cukup lama. Namun, tidak menutup kemungkinan petani dapat memilih alternatif saluran tataniaga lain yang relatif lebih baik, selama mereka
mencoba untuk merubah ataupun memperbaiki hubungan kerjasama yang selama ini telah terbangun.
Harga yang diberikan oleh pedagang kepada setiap petani relatif berbeda. Hal ini karena masing-masing pedagang memiliki tata cara dan perhitungan
berbeda dalam pemberian harga tomat ke petani. Dalam hal ini, petani merupakan pihak yang menerima harga. Sebagian besar petani tidak memiliki kesempatan
dalam melakukan tawar-menawar harga tomat. Adapun rata-rata harga tomat yang diterima petani Desa Tugumukti selama bulan Mei 2012 berdasarkan pasar tujuan
dan grade tomat dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 . Harga Tomat di Tingkat Petani Berdasarkan Pasar Tujuan dan Grade
Tomat pada Bulan Mei 2012
Tujuan Pasar Grade
Harga Tomat Mingguan Bulan Mei 2012 RpKg Rata-rata
Harga Bulan Mei RpKg
1 2
3 4
5 P. Andir Bandung
Grade A
2300,00 2800,00
3400,00 2000,00
2625,00 Grade
B 1900,00
2200,00 2800,00 1800,00
2175,00 Grade
C 900,00
1200,00 1800,00
800,00 1175,00
P. Induk Cibitung Grade
A 2300,00
2433,33 2700,00
3333,33 3150,00
2783,33 Grade
B 1800,00
1983,33 2258,33
2858,33 2700,00
2320,00 Grade
C 800,00
1050,00 1212,50
1677,78 1500,00
1248,05 P. Induk Kramat Jati
Grade A 2400,00
2550,00 3100,00
3600,00 3200,00
2970,00 Grade B
1800,00 2150,00
2600,00 3050,00
2600,00 2440,00
Grade C 1000,00
1100,00 1550,00
2400,00 1500,00
1510,00 Keterangan : = Harga Asumsi
Pada Tabel 19 terlihat bahwa harga tomat rata-rata tertinggi di tingkatp petani selama bulan Mei 2012 berada pada petani yang mengirimkan tomat ke
Pasar Induk Kramat Jati yaitu Rp 2970,00 per kilogram tomat grade A, Rp 2440,00 per kilogram tomat grade B dan Rp 1510,00 per kilogram tomat grade C.
Sementara itu, harga rata-rata tomat di tingkat petani dengan tujuan Pasar Induk Cibitung adalah Rp Rp 2783,33 per kilogram tomat grade A, Rp 2320,00 per
kilogram tomat grade B dan Rp 1248,00 per kilogram tomat grade C, sedangkan harga tomat di tingkat petani dengan tujuan Pasar Andir Bandung relatif lebih
rendah dibandingkan kedua pasar lainnya yaitu Rp 2625,00 per kilogram tomat
62
grade A, Rp 2175,00 per kilogram tomat grade B dan Rp 1175,00 per kilogram
tomat grade C. Sebagai informasi bahwa petani yang memasarkan tomat ke Pasar Andir
Bandung tidak menjual tomat dengan grade terpisah A, B dan C, melainkan petani tersebut mendapatkan harga dari PKPAB berdasarkan grade campuran
antara A dan B grade AB dan grade C. Namun, untuk memudahkan perhitungan terkait biaya-biaya tataniaga, marjin tataniaga, dan keuntungan pada perhitungan
berikutnya maka dipakai sebuah asumsi agar harga tomat grade B di tingkat petani dengan tujuan Pasar Andir Bandung terbentuk. Sehingga harga tomat di
tingkat petani dengan tujuan Pasar Andir Bandung menjadi terpisah antara grade A, grade B dan grade C.
Asumsi yang digunakan berdasarkan dari hasil wawancara dengan petani maupun pedagang yang menentukan harga tomat. Dalam menentukan harga tomat
berdasarkan grade-nya, pedagang PKPAB menetapkan selisih harga antar grade yang biasa dijadikan patokan. Selisih harga antara grade A ke grade B adalah Rp
500,00 per kilogramnya, sedangkan selisih harga antara grade B ke grade C adalah Rp 1000,00 per kilogramnya. Dengan demikian, selisih harga antara grade
A ke grade C adalah Rp 1500,00 per kilogram. Asumsi ini yang digunakan untuk mendapatkan harga asumsi tomat grade B di tingkat petani dengan tujuan Pasar
Andir Bandung. Harga yang menjadi patokan adalah rata-rata harga tomat grade C pada bulan Mei 2012 yaitu Rp 1175,00 per kilogram dan digunakan asumsi
bahwa harga tomat grade B adalah Rp 1000,00 lebih tinggi dibandingkan harga grade
C, sehingga terbentuk harga asumsi grade B yaitu Rp 2175,00 per kilogram tomat yang dapat dilihat pada Tabel 19.
VI
6.1 Sistem Tataniaga