82
PBPIK dalam proses tataniaga tomat juga melakukan fungsi fasilitas yang berfungsi memperlancar kinerja PBPIK selama dalam proses tataniaga tomat.
Aktivitas yang dilakukan berupa sortasi dan grading tomat pada saat PBPIK mengambil tomat di petani Desa Tugumukti. PBPIK tidak menyerahkan aktivitas
sortasi dan grading ini kepada petani untuk meminimalisir adanya hasil sortasi dan grading tomat yang kurang baik yang dilakukan oleh petani. Dalam hal ini
PBPIK sebisa mungkin menekan angka tomat yang susut akbibat dari hasil sortasi dan grading yang tidak bagus, sehingga nantinya nama dari PBPIK tetap terjaga
di mata konsumen maupun pedagang pengecer dan harga jual tomat akan sedikit lebih baik karena tomat yang dijual juga berkualitas baik. Biaya untuk aktivitas
sortasi dan grading ini adalah Rp 50,00 per kilogram. PBPIK juga melakukan aktivitas yang berkaitan dengan risiko usaha. Risiko yang biasa dihadapi adalah
adanya penyusutan selama perjalanan menuju Pasar Induk Kramat Jati, risiko harga tomat yang cukup fluktuatif setiap harinya yang akan mempengaruhi
pendapatan, dan risiko adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang pengecer yang tidak membayar tomat pada waktu yang telah ditentukan. Padahal
PBPIK sangat berharap pedagang pengecer membayar tomat yang mereka ambil tepat pada waktunya, karena uang tersebut nantinya akan digunakan untuk
kegiatan usaha di hari berikutnya sebagai modal usaha PBPIK. Dalam hal ini PBPIK melakukan aktivitas pembiayaan sendiri selama proses tataniaga tomat
berlangsung. PBPIK juga melakukan aktivitas yang berkaitan tentang informasi pasar yang mana PBPIK bersama pedagang besar lainnya di pasar melakukan
tukar informasi, khususnya terkait masalah persediaan tomat dipasar, kemungkinan adanya tomat yang akan masuk, dan perkiraan harga tomat.
6.3.5 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengecer
Biaya yang dikeluarkan dari tiap aktivitas fungsi tataniaga di tingkat pedagang pengecer relatif berbeda pada tiap pasarnya. Dalam hal ini, pedagang
pengecer dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan wilayah pasar tempat pengecer tersebut beroperasi, yaitu Pasar Andir Bandung, Pasar Induk Cibitung
Bekasi, dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh karakteristik setiap pedagang pengecer di tiap pasar yang relatif
berbeda satu sama lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 25.
83
Pedagang pengecer di Pasar Andir Bandung melakukan fungi pertukaran berupa aktivitas pembelian tomat dari PKPAB. Adapun alasan pedagang pengecer
membeli tomat kepada PKPAB adalah karena kegiatan jual-beli ini sudah sering terjadi dan telah tumbuh rasa saling percaya antara PKPAB dan pedagang
pengecer. Pedagang pengecer juga melakukan aktivitas dari fungsi pertukaran berupa penjualan tomat kepada konsumen.
Tabel 25.
Biaya Tataniaga per Kilogram Grade Tomat di Pedagang Pengecer RpKg
Uraian Kegiatan
Saluran I RpKg Saluran III RpKg
Saluran V RpKg A
B C
A B
C A
B C
- Pengangkutan 33
33 33
25 25
25 50
50 50
- Pengemasan 5
5 5
5 5
5 5
5 5
- TK 200
200 200
538 538
538 350
350 350
- Retribusi 16
16 16
38 38
38 18
18 18
- Penyusutan 179,42
198,26 190,98
335,71 349,35
353,37 261,47
365,07 388,11
Total Biaya 433,42
452,26 444,98
941,71 955,35
959,37 684,47
788,07 811,11
Pedagang pengecer dalam hal pembelian tomat melakukan aktivitas pengangkutan tomat dari tempat PKPAB sampai kepada tempat dia berjualan
lapak yang diangkut dengan menggunakan becak. Biaya yang dikenakan adalah sebesar Rp 33,00 per kilogram tomat. Aktivitas lainnya adalah pengemasan tomat
menggunakan plastik yang membutuhkan biaya Rp 5,00 per kilogram. Pedagang pengecer juga melakukan aktivitas sortasi ulang. Hal ini dilakukan oleh pedagang
pengecer sendiri dibantu dengan pekerjanya dengan maksud untuk memisahkan kemungkinan adanya tomat yang susut, baik karena pecah, layu atau busuk.
Kondisi ini memberikan informasi bahwa pedagang pengecer menghadapi risiko usaha. Risiko usaha salah satunya adalah adanya kemungkinan tomat yang susut.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, rata-rata penyusutan tomat di pedagang pengecer pada Pasar Andir Bandung adalah 5 persen grade A, 7,5 persen pada
grade B dan 12,5 persen pada grade C. Di samping itu, pedagang pengecer juga
menghadapi risiko harga tomat yang berfluktiatif, dan berbagai risiko usaha lainnya. Untuk itu meminimalisir risiko tersebut, pedagang pengecer di Pasar
Andir Bandung tidak hanya menjual tomat, melainkan beberapa jenis sayuran lain, seperti brokoli, bunga kol, labu siam, paprika, untuk menekan risiko
pendapatan yang mungkin terjadi. Pedagang pengecer juga melakukan aktivitas
84
yang berkaitan dengan pencarian informasi pasar yaitu informasi harga tomat yang berlaku dan kemungkinan jumlah penawaran tomat di pasar sebagai
indikator dalam menentukan harga jual-beli tomat. Dari keuntungan yang didapat, pedagang pengecer juga melakukan aktivitas untuk membiayai usahanya.
Di sisi lain, pedagang pengecer di Pasar Induk Cibitung Bekasi juga melakukan fungsi pertukaran berupa aktivitas pembelian tomat dari PBPIC.
Hubungan yang baik antara pengecer dan PBPIC adalah salah satu alasan mengapa pedagang pengecer tetap membeli tomat kepada PBPIC. Setelah
pedagang pengecer membeli tomat dari PBPIC, aktivitas pertukaran selanjutnya yang dilakukan adalah pedagang pengecer menjual tomat kepada konsumen.
Namun, antara aktivitas pembelian dan penjualan, pedagang pengecer juga melakukan fungsi tataniaga lain yaitu fungsi fisik berupa aktivitas pengangkutan
tomat dari PBPIC sampai ke tempat berjualan pedagang pengecer yang masih berada dalam Pasar Induk Cibitung. Di samping itu, pedagang pengecer juga
melakukan aktivitas pengemasan tomat dengan menggunakan plastik. Pengangkutan dan pengemasan ini membutuhkan masing-masing biaya sebesar
Rp 25,00 per kilogram dan Rp 5,00 per kilogram. Pengecer juga melakukan aktivitas sortasi tomat yang dibeli dari PBPIC untuk memisahkan tomat yang
susut. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, rata-rata penyusutan tomat di pedagang pengecer pada Pasar Induk Cibitung adalah 10 persen pada grade A,
12,5 persen pada grade B dan 20 persen pada grade C. Kegiatan ini dilakukan oleh pekerjanya selama aktivitas bejualan berlangsung. Aktivitas yang berkaitan
dengan risiko juga terjadi di tingkat pedagang pengecer. Risiko yang terjadi berupa adanya tomat yang rusak, rata-rata harga tomat di pasar yang berfluktuasi
tiap waktu, dan risiko usaha lainnya. Pedagang pengecer juga melakukan aktivitas pembiayaan usaha dan pencarian informasi pasar kepada sesama pedagang.
Pembiayaan bertujuan untuk memperlancar aktivitas usahanya dimana dana bersumber dari keuntungan aktivitas usaha sebelumnya dan informasi pasar
dilakukan untuk mengetahui harga tomat yang berlaku di pasar. Informasi ini penting bagi pengecer untuk melakukan penawaran harga tomat saat membeli dan
menentukan harga jual tomat.
85
Pedagang pengecer di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dalam proses tataniaga tomat melakukan fungsi pertukaran berupa aktivitas pembelian tomat
dari PBPIK. Setelah membeli tomat, pedagang pengecer akan melakukan aktivitas penjualan tomat kepada konsumen di wilayah pasar yang sama. Pedagang
pengecer juga melakukan aktivitas pengangkutan tomat yang dilakukan oleh pekerja di pasar dimana membutuhkan biaya sebesar Rp 50,00 per kilogram.
Pedagang pengecer juga mengeluarkan biaya untuk proses pengemasan tomat yang akan dibeli oleh konsumen. Pengemasan ini menggunakan plastik yang
membutuhkan biaya sebesar Rp 5,00 per kilogram. Fungsi fasilitas berupa sortasi juga dilakukan oleh pedagang pengecer di Pasar Induk Kramat Jati ini untuk
memisahkan tomat yang susut akibat rusak. Aktivitas ini dilakukan oleh pedagang pengecer dan pekerjanya. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, rata-rata
penyusutan tomat di pedagang pengecer pada Pasar Induk Kramat Jati adalah 7,5 persen grade A, 12,5 persen pada grade B dan 20 persen pada grade C. Pedagang
pengecer juga melakukan aktivitas yang berhubungan dengan penanggulangan risiko tomat akibat kerusakan selama perjalanan dan aktivitas pembiayaan usaha
selama kegiatan dagang berlangsung. Aktivitas lain yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah pencarian informasi pasar dari sesama pedagang yang bertujuan
untuk mengetahui rata-rata harga tomat yang berlaku untuk melakukan penawaran
saat membeli tomat dan penentuan harga jual tomat. 6.4
Analisis Struktur Pasar
Struktur pasar dapat dipandang sebagai sebuah hubungan antara penjual calon penjual dengan pembeli calon pembeli yang di dalamnya terdapat
strategi-strategi yang mempengaruhi penentuan harga dan pengorganisasian pasar. Pendekatan analisis struktur pasar dapat diketahui dengan melihat jumlah penjual
dan pembeli yang dihadapi oleh setiap saluran tataniaga, sifat produk yang diperjualbelikan, hambatan masuk dan keluar pasar atau sistem tataniaga tomat
dan persebaran informasi terkait komoditi tomat di pasar. Pendekatan analisis ini nantinya akan menggambarkan kondisi struktur pasar yang terjadi antara pihak-
pihak yang terlibat selama proses tataniaga tomat yang berasal dari petani di Desa Tugumukti hingga sampai kepada konsumen.
86
6.4.1 Jumlah Penjual dan Pembeli