34
3.1.5 Konsep Efisiensi Tataniaga
Efisiensi merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sebuah sistem tataniaga. Limbong dan Sitorus 1985 meyatakan bahwa sistem tataniaga yang
efisien dapat dicapai ketika dalam tataniaga tersebut tercipta keadaan dimana pihak produsen, lembaga tataniaga dan konsumen memperoleh kepuasan dengan
adanya aktivitas tataniaga tersebut. Mubyarto 1980 diacu dalam Sihombing 2005 menyebutkan bahwa saluran tataniaga dapat dikatakan efisien apabila
memenuhi syarat, yaitu: 1.
Saluran tataniaga tersebut mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya.
2. Mekanisme dalam saluran tataniaga tersebut mampu mengadakan pembagian
yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang
tersebut. Indikator
efisiensi tataniaga
produk-produk agribisnis
dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu efisiensi operasional atau teknis dan
efisiensi harga yang dijelaskan pada bagian berikut ini Cramer dan Jensen 1991; Kohls dan Uhl, 2002.
1. Efisiensi operasional adalah ukuran efisiensi produktivitas dari input-input
tataniaga, misalnya tenaga kerja atau output per jam kerja atau biaya total tataniaga dengan keuntungan dari lembaga-lembaga tataniaga. Efisiensi
operasional berhubungan dengan pelaksanaan tataniaga yang dapat meningkatkan atau memaksimalkan ratio output-input tataniaga. Pendekatam
analisis yang sering dilakukan dalam kajian efisiensi operasional adalah analisis marjin tataniaga, farmer’s share serta rasio biaya dan keuntungan
tataniaga. Salah satu cara meningkatkan efisiensi operasional adalah dengan penerapan teknologi baru termasuk subtitusi modal kerja.
2. Efisiensi harga merupakan suatu konsep yang menyeluruh dari sistem
tataniaga, tingkat efisiensi harga hanya mungkin terjadi apabila terjadi koordinasi yang tinggi antar tingkat lembaga tataniaga dalam sistem tersebut.
Efisiensi harga menekankan kepada kemampuan sistem tataniaga dalam mengalokasikan sumberdaya dan mengkoordinasikan seluruh produksi
35
pertanian dan proses tataniaga sehingga efisien sesuai dengan keinginan konsumen. Efisiensi tataniaga dapat dicapai apabila 1 masing-masing pihak
yang terlibat mendapatkan kepuasan atau responsif terhadap harga yang berlaku, 2 penggunaan sumberdaya mengalir dari penggunaan yang bernilai
guna rendah ke nilai yang tinggi, dan 3 mengkoordinasi aktivitas antara pembeli dan penjual, mulai dari petani, lembaga tataniaga dan konsumen.
3.1.6 Konsep Marjin Tataniaga