88
Tomat yang dipasarkan juga mendapatkan penanganan lain, yaitu berupa aktivitas pengemasan. Tomat segar dari petani di Desa Tugumukti di kemas
dengan menggunakan peti kayu dengan muatan tomat 40 kilogram per petinya. Aktivitas pengemasan dilakukan oleh petani saluran III dan IV dan dilakukan
oleh pedagang saluran I, II, V dan VI. Pengemasan dengan menggunakan peti kayu ini bertujuan untuk melindungi tomat dari risiko kerusakan selama
perjalanan. Pengemasan juga dilakukan di tingkat pedagang pengecer yaitu pengemasan dengan menggunakan plastik yang bertujuan agar pembeli dapat
dengan mudah membawa tomat yang mereka beli. Dari hasil analisis jenis dan sifat tomat yang dipasarkan dapat diketahui
bahwa jenis tomat yang dijual dalam tataniaga tomat di Desa Tugumukti dalam penelitian ini relatif seragam homogen. Perbedaan hanya sebatas hasil sortasi
dan grading yang tidak begitu seragam karena dilakukan secara manual oleh petani maupun pedagang. Kontrol kualitas hasil sortasi dan grading tidak terlalu
ketat sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil sortasi dari setiap petani.
6.4.3 Hambatan Keluar dan Masuk Pasar
Hambatan keluar dan masuk sistem tataniaga maupun pasar menjadi salah satu indikator dalam penentuan struktur pasar yang dihadapi oleh lembaga
tataniaga pada sistem tataniaga tomat di Desa Tugumukti. Hambatan-hambatan yang terlihat dalam sistem tataniaga tomat di Desa Tugumukti, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bandung Barat diantaranya keterikatan dan hubungan kerjasama antara lembaga tataniaga serta ketersediaan modal usaha baik di tingkat
petani maupun pedagang. Hasil pengamatan di tingkat petani, kondisi keluar dan masuk sistem
tananiaga pasar yang dihadapi petani relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena sebagian petani memiliki keterbatasan alternatif maupun akses dalam menentukan
kepada siapa mereka menjual hasil usahataninya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu: 1 antara petani dan pedagang masih memiliki hubungan
keluarga sehingga petani lebih memilih pedagang yang memiliki kedekatan tersebut sebagai salah satu wujud kekeluargaan dengan sesama keluarga, 2 petani
memiliki keterbatasan modal usaha sehingga petani memilih pedagang yang bersedia memberikan pinjaman modal kepada mereka, 3 petani pernah
89
meminjam sejumlah uang kepada pedagang dan belum dilunasi. Sesuai kesepakatan antara petani dan pedagang, apabila pinjaman modal belum dilunasi
maka petani diharuskan menjual hasil panen kepada pedagang yang meminjamkan modal tersebut sebagai bentuk kerjasama. Di sisi pedagang, hal ini
merupakan salah satu strategi untuk menjaga ketersediaan pasokan tomat. Dalam kondisi seperti ini, dapat terlihat bahwa petani memiliki hambatan
untuk keluar dari sistem tataniaga yang ada dan memiliki kesulitan untuk dapat memilih alternatif saluran lain. Namun kondisi ini sebenarnya dapat diperbaiki
selama petani mau untuk memperbaiki kondisi permodalan usaha mereka. Petani hendaknya mencoba untuk melunasi pinjaman modal yang pernah diberikan oleh
pedagang dengan tetap menjaga hubungan baik dengan pedagang tersebut. Dengan demikian petani akan mendapatkan kesempatan untuk memasarkan tomat
pada alternatif saluran lain yang relatif lebih baik. Selain itu, petani hendaknya lebih bersikap profesional dalam menjalankan usahanya. Artinya, petani harus
bisa membedakan antara hubungan kerjasama bisnis dan hubungan kerluarga. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekuatan tawar petani.
Di sisi lain, PKPAB, PBPIC dan PBPIK juga memiliki beberapa hambatan masuk dan keluar pasar. Hambatan masuk dan keluar yang dihadapi oleh mereka
diantaranya adalah ketersediaan modal dan keterbatasan pasokanpemasok tomat. Pedagang kecilbesar dalam menjalankan usahanya membutuhkan modal yang
besar untuk membeli tomat dari petani, untuk membeli perlengkapan usaha seperti mobil bak terbuka atau mobil truk colt diesel untuk membawa tomat petani ke
pasar, biaya untuk menyewa ataupun membeli tempat usaha lapak di pasar. Di samping itu pedagang juga menghadapi hambatan dalam perolehan pasokan tomat
dari petani. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani di Desa Tugumukti sudah memiliki hubungan dan ikatan dengan para pedagang. Pedagang juga telah
memiliki posisi yang baik di pasar yaitu sudah dikenal di beberapa pedagang pengecer yang telah menjadi pelanggannya. Oleh karenanya hal-hal seperti ini
yang menyulitkan pedagang untuk masuk dan keluar dari sistem tataniaga pasar telah mereka jalani sejak lama.
Hambatan keluar masuk pasar yang dihadapi pedagang pengecer relatif lebih rendah dibandingkan dengan pedagang besarkecil. Hambatan masuk dan
90
keluar pasar yang paling mempengaruhi adalah hubungan baik yang terjalin sejak lama antara pedagang pengecer dan pedagang besarkecil. Maksudnya adalah
antara pedagang pengecer dan pedagang besarkecil telah saling mengenal dan tumbuh rasa saling percaya. Hal ini terlihat ketika pedagang pengecer
diperbolehkan mengambil tomat terlebih dahulu dan melakukan pembayaran di belakang setelah tomat terjual. Maka untuk menjaga hubungan tersebut, pedagang
pengecer harus bersikap jujur dan profesional sesuai dengan peraturan yang sepakatai. Apabila pedagang pengecer mencederai kepercayaan yang telah
diberikan oleh pedagang besarkecil maka pedagang pengecer akan mendapatkan kesulitasn dalam memperoleh pasokan tomat.
6.4.4 Informasi pasar