pendukung, perencanaan kolaboratif, penelitian kolaboratif, jaminan identitas merek, aspek risiko, dan proses membangun kepercayaan trust building.
6.5.1. Hubungan Proses Bisnis Rantai Pasok
Terdapat dua pandangan dalam menganalisis proses bisnis pada sebuah rantai pasok, yaitu cycle view dan push or pull view Chopra Meindl 2004.
Pada rantai pasok beras organik ini, tidak semua siklus terjadi. Rantai pasok beras organik ini hanya terdiri dari empat anggota rantai pasok tanpa manufacturer.
Siklus procurement dilakukan oleh Tani Sejahtera Farm sebagai distributor dengan membeli bahan baku berupa beras organik dari petani mitra sebagai
supplier. Siklus manufacturing tidak terjadi pada rantai pasok beras organik ini karena tidak adanya anggota rantai pasok yang berperan sebagai pengolah
langsung. Petani mitra hanya menggunakan jasa penggilingan gabah untuk mengolah gabah organik menjadi beras organik, tidak langsung menggiling
sendiri. Siklus replenishment dilakukan oleh Tani Sejahtera Farm dan kedua ritel produk organik dengan menambah jumlah pesanan dari jumlah pesanan
sebenarnya. Tani Sejahtera Farm melakukan siklus ini karena badan usaha ini juga berperan sebagai ritel dengan menjual beras organik langsung ke konsumen akhir
selain ke ritel produk organik. Siklus customer order dilakukan konsumen akhir dengan memesan beras organik secara langsung ke lokasi penjualan Tani
Sejahtera Farm dan kedua ritel produk organik. Jadi, rantai pasok beras organik melakukan ketiga siklus proses bisnis kecuali siklus manufacturing dan Tani
Sejahtera Farm melakukan dua siklus, yaitu siklus procurement dan siklus replenishment.
Perbedaan antara keempat siklus tersebut adalah terletak pada jumlah pesanan. Jumlah pesanan akan semakin banyak jika semakin mendekati siklus
procurement dari siklus customer order. Konsumen akhir memesan beras organik dengan jumlah yang sedikit sesuai kebutuhannya. Ritel produk organik memesan
beras organik pada Tani Sejahtera Farm dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan konsumen akhir karena para ritel tidak hanya menerima pesanan
dari seorang konsumen saja, tetapi dari beberapa orang yang cukup banyak ditambah dengan beberapa kemasan beras organik sebagai safety stock. Jadi,
Customer order arrives
PULL PROCESS
PUSH PROCESS
Konsumen akhir
Tani Sejahtera Farm Ritel
Produk Organik
Tani Sejahtera Farm
Petani mitra jumlah pesanan ritel kepada Tani Sejahtera Farm melebihi permintaan konsumen
akhir biasanya sebagai upaya antisipasi permintaan yang melonjak karena permintaan yang dihadapi oleh ritel bersifat tidak pasti. Pemesanan yang
dilakukan Tani Sejahtera Farm adalah se luruh beras organik hasil panen petani mitra dan paling banyak dibandingkan pemesanan yang dilakukan anggota rantai
pasok lainnya. Jumlah pesanan ini kemudian disesuaikan dengan permintaan ritel- ritel produk organik yang pasti dan permintaan konsumen akhir yang tidak pasti.
Menurut Chopra Meindl 2004, dalam menentukan proses yang dilakukan rantai pasok dilihat dari push or pull view, harus diperhatikan kapan
proses pemesanan dilakukan oleh konsumen akhir customer order arrives. Proses-proses yang dilakukan saat pemesanan konsumen akhir terjadi, masuk ke
dalam proses pull karena proses-proses tersebut dilakukan dalam rangka merespon pesanan konsumen. Sedangkan proses-proses yang dilakukan sebelum
pemesanan konsumen akhir terjadi dapat dikategorikan seba gai proses push karena proses tersebut dilakukan untuk mengantisipasi permintaan konsumen
yang cukup kritis.
Gambar 13. Proses Pull or Push dalam Rantai Pasok Beras Organik Konsumen akhir dalam rantai pasok beras organik ini melakukan
pemesanan produk kepada Tani Sejahtera Farm dan kedua ritel produk organik. Pemesanan terjadi saat siklus customer order. Oleh karena itu, Tani Sejahtera
Farm dan ritel produk organik melakukan proses pull. Siklus procurement dan
siklus replenishment terjadi sebelum pemesanan konsumen akhir terjadi sehingga petani mitra dan Tani Sejahtera Farm melakukan proses push. Tani Sejahtera
Farm melakukan kedua kedua proses karena perannya sebagai distributor dan ritel. Proses bisnis yang dilakukan rantai pasok beras organik baik dilihat dari
cycle view maupun push or pull view dapat digambarkan pada Gambar 13. Hubungan proses bisnis rantai pasokan juga ditentukan oleh kekuatan
posisi tawar bargaining position antara anggota rantai pasok melalui proses penentuan harga jual produk Riwanti 2011. Kekuatan tawar- menawar yang
dimiliki petani mitra sebanding dengan Tani Sejahtera Farm. Hal tersebut terlihat dari penentuan harga jual produk yang ditentukan dan disepakati bersama oleh
kedua belah pihak. Tidak ada satu pihak yang memaksakan harga yang diinginkan. Sedangkan kekuatan tawar-menawar Tani Sejahtera Farm lebih kuat
dibandingkan ritel produk organik dan konsumen akhir karena harga jual yang ditetapkan Tani Sejahtera Farm merupakan harga yang rendah dan di bawah harga
pasar sehingga pihak ritel dan konsumen akhir tidak dapat menawar atau menurunkan harga lagi. Konsumen akhir yang membeli produk dari ritel produk
organik tidak diperbolehkan menawar harga produk sehingga kekuatan tawar- menawar ritel lebih kuat dibandingkan konsumen akhir. Adapun posisi tawar-
menawar antara seluruh anggota rantai pasok beras organik dapat dilihat pada Gambar 14.
=
Keterangan : = berarti kekuatan tawar menawar sama kuat berarti kekuatan tawar menawar pemasok lebih kuat
berarti kekuatan tawar menawar pembeli lebih kuat Gambar 14. Posisi Kekuatan Tawar antar Anggota Rantai Pasok Beras Organik
6.5.2. Pola Distribusi