Nilai Tambah Petani Mitra

7.1 Nilai Tambah Petani Mitra

Petani mitra dalam rantai pasok beras organik berperan dalam membudidayakan padi organik, menggiling gabah dengan bantuan pihak penggilingan, dan menjual beras organik kepada Tani Sejahtera Farm. Semua kegiatan yang dilakukan petani mitra membutuhkan biaya. Dalam mengukur nilai tambah yang diperoleh petani mitra, diperlukan nilai tambah setiap petani mitra dan kemudian dijumlahkan seluruhnya. Pengukuran ini dilakukan pada petani mitra dimana terdapat sebelas petani yang bermitra dengan Tani Sejahtera Farm. Tidak diukur rata-rata nilai tambah petani mitra karena rata-rata nilai tambah hanya mewakili nilai tambah satu petani dari sebelas petani mitra, sedangkan menurut Chopra dan Meindl 2004, nilai sebuah rantai pasok diukur dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh seluruh anggota rantai pasok, sama halnya dengan pengukuran nilai tambah. Oleh karena setiap petani mitra produksi tiga kali dalam setahun, pengukuran nilai tambah dilakukan untuk ketiga siklus produksi dalam setahun sehingga dihasilkanlah nilai tambah yang diperoleh setiap petani mitra dalam setahun dan selanjutnya dijumlahkan menjadi nilai tambah seluruh petani mitra. Nilai tambah setiap petani mitra merupakan selisih nilai output dan nilai input dalam produksi beras organik. Nilai output merupakan perkalian dari harga yang disepakati dan jumlah beras organik yang dipanen. Harga beras organik yang diterima semua petani mitra sama, tetapi jumlah beras organik yang dipanen berbeda antar setiap petani mitra. Nilai input terdiri dari biaya service, biaya energi, dan biaya material yang dikeluarkan saat budidaya hingga penjualan beras organik. Pada Tabel 12, terdapat rincian nilai output dan nilai input setiap petani mitra serta nilai tambah dalam setiap musim tanam siklus produksi dan nilai tambah dalam satu tahun. Setiap petani mitra memiliki nilai output dan nilai input yang berbeda karena hasil panen yang diterima berbeda mengingat luas lahan berbeda, sedangkan nilai input berbeda dikarenakan jumlah penggunaan input antar petani mitra berbeda walaupun petani dengan luas lahan yang sama kecuali tiga petani yang luas lahannya 0,1 hektar, yaitu petani G, H, dan K. Ketiga petani dengan luas lahan 0,1 hektar menggunakan jumlah input yang sama sehingga nilai input sama. Masing- masing petani mitra memiliki nilai input yang sama setiap siklus produksinya, tetapi hasil panen beras organik yang dihasilkan tidak sama dikarenakan faktor yang tidak bisa dikendalikan petani seperti cuaca atau lainnya. Tabel 12. Rincian Nilai Output, Nilai Input, dan Nilai Tambah Petani Mitra dalam Rantai Pasok Beras Organik pada Tahun 2011 Petani Musim Tanam MT Nilai Output Rp Nilai Input Rp Nilai Tambah Setiap Musim Tanam Rp Jumlah Nilai Tambah dalam Satu Tahun Rp Petani A MT 1 5.285.800 2.719.000 2.566.800 7.690.000 MT 2 5.259.800 2.719.000 2.540.800 MT 3 5.301.400 2.719.000 2.582.400 Petani B MT 1 5.651.100 2.807.400 2.843.700 8.353.650 MT 2 5.557.500 2.807.400 2.750.100 MT 3 5.567.250 2.807.400 2.759.850 Petani C MT 1 1.573.650 953.000 620.650 1.845.050 MT 2 1.555.450 953.000 602.450 MT 3 1.574.950 953.000 621.950 Petani D MT 1 1.057.550 817.500 240.050 717.550 MT 2 1.052.350 817.500 234.850 MT 3 1.060.150 817.500 242.650 Petani E MT 1 2.825.550 1.486.600 1.338.950 3.927.800 MT 2 2.778.750 1.486.600 1.292.150 MT 3 2.783.300 1.486.600 1.296.700 Petani F MT 1 1.695.200 1.356.500 338.700 1.023.250 MT 2 1.677.000 1.356.500 320.500 MT 3 1.720.550 1.356.500 364.050 Petani G MT 1 564.850 426.500 138.350 397.500 MT 2 555.750 426.500 129.250 MT 3 556.400 426.500 129.900 Petani H MT 1 524.550 426.500 98.050 288.300 MT 2 518.700 426.500 92.200 MT 3 524.550 426.500 98.050 Petani I MT 1 339.300 299.500 39.800 120.700 MT 2 335.400 299.500 35.900 MT 3 344.500 299.500 45.000 Petani J MT 1 5.244.850 2.996.000 2.248.850 6.689.350 MT 2 5.184.400 2.996.000 2.188.400 MT 3 5.248.100 2.996.000 2.252.100 Petani K MT 1 528.450 426.500 101.950 305.200 MT 2 525.850 426.500 99.350 MT 3 530.400 426.500 103.900 Jumlah 31.358.350 Jumlah nilai tambah seluruh petani mitra dalam setahun sebesar Rp. 31.358.350. Hal tersebut memberi arti bahwa seluruh petani mitra memperoleh nilai tambah sebesar Rp. 31.385.350 dalam setahun atas penjualan produk beras organik dengan harga Rp. 6.500 per kg. Nilai tambah ini merupakan nilai tambah yang diperoleh seluruh petani mitra pada tahun 2011. Pengukuran nilai tambah tidak menunjukkan nilai tambah yang diterima petani mitra setiap tahun karena hasil panen beras organik yang merupakan komponen nilai output tidak selalu sama untuk setiap siklus produksi. Namun, dari awal petani bermitra dengan Tani Sejahtera Farm yaitu pada tahun 2006, hasil panen petani belum berbeda jauh dari hasil panen tahun 2011. Setiap petani mitra berkontribusi dalam menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik. Besar kontribusi penciptaan nilai tambah setiap petani dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Persentase Kontribusi Setiap Petani Mitra dalam Penciptaan Nilai Tambah Rantai Pasok Beras Organik pada Tahun 2011 Petani mitra yang berkontribusi menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik yang paling tinggi adalah Petani B yaitu sebesar 26.6 persen atau Rp. 8.353.650 dalam satu tahun. Petani B memiliki luas lahan 1 hektar dengan hasil panen paling tinggi sejumlah 2,58 ton beras organik sehingga produktivitas budidaya padi organik yang dilakukan juga paling tinggi dibandingkan petani mitra lainnya yaitu sebesar 2,58 ton beras organikha dalam 24,5 26,6 5,9 2,3 12,5 3,3 1,3 0,9 0,4 21,3 1,0 Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G Petani H Petani I Petani J Petani K satu tahun. Nilai output Petani B paling besar, tetapi nilai input yang dikeluarkan paling besar kedua setelah Petani J. Petani J tidak memperoleh hasil panen beras organik yang lebih banyak atau sama dengan Petani B. Hal tersebut dapat terjadi karena faktor kesuburan lahan yang kurang di lahan Petani J atau faktor perawatan yang kurang intensif. Petani yang paling rendah berkontribusi dalam penciptaan nilai tambah adalah Petani I dengan besar kontribusi 0,4 persen dan besar nilai tambah Rp. 120.700. Hal tersebut dikarenakan lahan milik Petani I hanya 0,1 hektar dan hasil panennya paling rendah dibandingkan petani lainnya yang memiliki luas lahan sama. Faktor kesuburan lahan atau ketidaktepatan penggunaan input dapat menyebabkan hal tersebut.

7.2 Nilai Tambah Tani Sejahte ra Farm