Konsep Pe rsediaan Tinjauan Penelitian Te rdahulu

energy seperti gas, listrik, dan air ; 4 input material yang diproses dalam kegiatan produksi serta 5 service input yang digunakan untuk mengantisipasi proses produksi seperti service peralatan dan lainnya. Setiap input dan output memiliki nilai dan harga. Dari pendekatan input-output, dapat diketahui seberapa optimal sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi melalui nilai tambah yang diperoleh perusahaan. Konsep nilai tambah biasa digunakan untuk mengukur pendapatan nasional setelah perusahaan-perusahaan dikumpulkan atau diagregatkan.

3.1.5. Konsep Pe rsediaan

Menurut Haming dan Nurnajamuddin 2007, sediaan merupakan sumber daya ekonomi yang perlu diadakan dan disimpan untuk menunjang penyelesaian pengerjaan suatu produk. Sumber daya ekonomi tersebut dapat berupa kapasitas produksi, tenaga kerja, tenaga ahli, modal kerja, waktu yang tersedia, dan bahan baku serta bahan penolong. Namun pada saat ini, sediaan dibatasi pada material, produk sedang dalam proses pengerjaan, dan barang jadi. Persediaan inventory adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku raw material, produk jadi finish product, komponen rakitan component, bahan pembantu substance material, dan barang sedang dalam proses working in process inventory. Persediaan sangat penting untuk diperhatikan bagi pengelolaan produk pertanian karena selain karakteristiknya yang mudah rusak, tidak tahan lama, dan membutuhkan ruang yang banyak, biaya persediaan diketahui mendapat pangsa yang paling besar di dalam total biaya produksi. Jika persediaan tidak dikelola dengan benar, maka kerugian yang ditanggung perusahaan menjadi sangat besar dengan mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi. Persediaan tidak disarankan dalam jumlah banyak maupun sedikit karena dapat mempengaruhi biaya dan penjadwalan produksi. Oleh karena itu, pengendalian persediaan yang tepat harus mampu dilakukan perusahaan. Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, jadwal pemesanan untuk menambah persediaan dan berapa besar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu Panggabean 2009. Tujuan pengendalian persediaan menurut Haming dan Nurnajamuddin 2007, antara lain : 1 Memelihara independensi operasi. Apabila sediaan material yang diperlukan ditahan pada pusat kegiatan pengerjaan, dan jika pengerjaan yang dilaksanakan pusat kegiatan produksi tersebut tidak membutuhkan material yang bersangkutan segera maka akan terjadi fleksibilitas pada pusat kegiatan produksi. Fleksibilitas terjadi karena sistem mempunyai sediaan yang cukup untuk menjamin keberlangsungan proses produksi. 2 Memenuhi tingkat permintaan yang bervariasi. Volume permintaan tidak dapat diketahui dengan jelas dan pasti. Volume permintaan dapat saja melebihi perkiraan karena keberhasilan aktivitas promosi atau dapat saja kurang dari perkiraan karena adanya persaingan yang ketat. Oleh karena volume permintaan berfluktuasi, perusahaan perlu mengendalikan persediaan, apakah membutuhkan persediaan pengaman atau tidak. 3 Menerima manfaat ekonomi atas pemesanan bahan dalam jumlah tertentu. Apabila dilakukan pemesanan dalam jumlah tertentu, biasanya perusahaan pemasok akan memberikan potongan harga. Frekuensi pemesanan juga berkurang sehingga biaya pun berkurang. 4 Menyediakan suatu perlindungan terhadap variasi dalam waktu penyerahan bahan baku. Penyerahan bahan baku oleh pemasok dapat tertunda karena suatu hal. Agar tidak mengganggu jadwal produksi, maka perlu mempersiapkan sediaan pengaman safety stock yang cukup sehingga produksi pun lancar. 5 Menunjang fleksibilitas penjadwalan produksi. Sehubungan dengan adanya fluktuasi atas permintaan maka perusahaan perlu mengatur penjadwalan produksi yang bervariasi atau volume keluaran produksi yang bervariasi. Untuk menunjang terwujudnya fleksibilitas dalam penjadwalan produksi, manajemen perlu mengatur jumlah persediaan yang perlu dikendalikan. Pengendalian persediaan dibagi menjadi dua, yaitu pengendalian persediaan independen dan pengendalian persediaan dependen. Pengendalian persediaan independen berkaitan dengan pengendalian persediaan dalam bentuk produk akhir finish product. Permintaan terhadap persediaan bersifat independen atau tidak terikat pada produk lainnya dan dapat diestimasi. Permintaan independen mencerminkan respon pasar atas keluaran akhir atau output sebuah perusahaan. Pengendalian persediaan dependen adalah persediaan yang terikat kepada target keluaran akhir yang akan diproduksi. Kebutuhan terhadap setiap jenis bahan atau komponen ditentukan melalui penentuan jumlah keluaran akhir yang dibutuhkan oleh pasar. Apabila target keluaran produk akhir sudah terdefinisikan maka jumlah item komponen atau bahan baku yang dibutuhkan dapat diketahui dengan pasti.

3.2. Kerangka Pe mikiran Operasional

Isu lingkungan menjadi perhatian hangat pada saat ini, yaitu peningkatan gas rumah kaca yang membuat produksi produk pertanian terutama padi berfluktuasi melalui berubahnya cuaca yang tidak menentu. Kesuburan tanah berkurang akibat pemakaian bahan kimia sintetis yang terlalu berlebihan sehingga produksi tidak optimal. Pemakaian bahan kimia sintetis yang berlebihan membuat ketidakseimbangan ekologis, dimulai dari kondisi tanah menjadi kurang sehat sampai punahnya beberapa spesies. Untuk mengantisipasi kejadian yang lebih berbahaya lagi, berkembanglah konsep pertanian organik. Pertanian padi organik menghasilkan beras organik yang lebih aman dan sehat dibandingkan beras dari hasil pertanian konvensional. Perkembangannya juga didukung dengan adanya perubahan gaya hidup konsumen menjadi back to nature sehingga kesehatan pribadi dan lingkungan terjaga. Hal tersebut membuat pelaku-pelaku usaha mulai memproduksi beras organik sehingga timbullah persaingan. Konsep manajemen rantai pasok di dalam jaringan rantai pasok perlu diterapkan karena untuk memenangi persaingan pada era ini, persaingan tidak lagi dihadapi pelaku usaha perusahaan secara individu saja tetapi persaingan harus dihadapi bersama oleh pelaku usaha di dalam rantai pasoknya.