4.4.2 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Keaktifan belajar siswa meningkat setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan ini dapat
dilihat berdasarkan rekapitulasi skor rata-rata keaktifan belajar yang dilakukan peneliti selama dua kali siklus. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi skor rata-rata
peningkatan keaktifan belajar siswa:
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Skor Rata-rata Keaktifan Belajar No
Nama Siswa
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 ASAA
62 Sedang
92 Tinggi
90 Tinggi
2 ABRA
35 Rendah
72 Sedang
82 Tinggi
3 AAO
53 Rendah
96 Tinggi
94 Tinggi
4 AAFKE
55 Rendah
76 Sedang
92 Tinggi
5 AAS
46 Rendah
66 Sedang
73 Sedang
6 ARZR
52 Rendah
93 Tinggi
91 Tinggi
7 FKSS
40 Rendah
77 Sedang
94 Sedang
8 FRP
53 Rendah
62 Sedang
89 Tinggi
9 FAH
46 Rendah
83 Tinggi
78 Sedang
10 FARK 48
Rendah 86
Tinggi 96
Tinggi 11 ISA
46 Rendah
73 Sedang
80 Sedang
12 JGPWPS 45
Rendah 79
Sedang 96
Tinggi 13 MAFAS
54 Rendah
70 Sedang
95 Tinggi
14 MQB 44
Rendah 72
Sedang 88
Tinggi 15 MRS
42 Rendah
59 Rendah
74 Sedang
16 MZRO 40
Rendah 76
Sedang 99
Tinggi 17 NV
55 Rendah
85 Tinggi
90 Tinggi
18 NAL 47
Rendah 73
Sedang 93
Tinggi 19 NDP
52 Rendah
70 Sedang
95 Tinggi
20 NRR 53
Rendah 83
Tinggi 97
Tinggi 21 PKP
39 Rendah
85 Tinggi
95 Tinggi
22 PRSP 60
Rendah 81
Tinggi 93
Tinggi 23 RK
38 Rendah
68 Sedang
94 Tinggi
24 RAAFF 63
Sedang 91
Tinggi 96
Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Nama
Siswa Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
25 TAM 50
Rendah 73
Sedang 89
Tinggi 26 MRK
37 Rendah
64 Sedang
78 Sedang
27 TAK 44
Rendah 91
Tinggi 96
Tinggi 28 HRGW
37 Rendah
83 Tinggi
89 Tinggi
29 KDA 39
Rendah 68
Sedang 70
Sedang 30 ATM
45 Rendah
92 Tinggi
94 Tinggi
Rata-rata 47 Rendah
78 Sedang
89
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas keaktifan belajar terjadi peningkatan dari skor rata-rata kondisi awal 47 rendah, meningkat menjadi 78 sedang pada siklus I
dan menjadi 89 tinggi pada siklus II. Dengan demikian target keaktifan telah tercapai sampai pada siklus II. Dari data yang sudah diperoleh, peneliti
menyajikan hasil peningkatan keaktifan belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II dalam bentuk grafik. Berikut ini merupakan grafik peningkatan keaktifan
belajar siswa:
Gambar 4.14 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Peningkatan keaktifan
belajar siswa
dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terjadi karena siswa dituntut untuk mampu
menjelaskan poin-poin dalam pembelajaran dan bekerjasama antar anggota kelompok, dengan kegiatan tersebut dimungkinkan bagi siswa untuk terlibat lebih
50 100
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II 47
78 89
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin 2014 yang menyatakan Cooperative Learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerjasama saling membantu mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slavin dalam Isjoni, 2013:80 yang
mengatakan bahwa STAD mempunyai keunggulan yang mampu membuat: 1 siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-
norma kelompok, 2 siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, 3 aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok, dan 4 interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan dalam berpendapat.
4.4.3 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model