1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan  yang  baik  dapat  dilihat  dari  proses  pembelajaran  di  dalam  kelas, yaitu  proses  belajar  mengajar  yang  mampu  membantu  siswa  untuk
mengembangkan potensi keaktifan dan prestasi belajarnya. Seperti yang dikatakan Wenger  dalam  Huda,  2013:2  “Pembelajaran  bukanlah  aktivitas,  tetapi  sesuatu
yang  dilakukan  oleh  seseorang  ketika  ia  tidak  melakukan  aktivitas  yang  lain. Pembelajaran  juga  bukanlah  sesuatu  yang  berhenti  dilakukan  oleh  seseorang.
Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda- beda,  secara  individual,  kolektif,  dan  sosial.”  Secara  umum  pembelajaran
merupakan  rekontruksi  dari  pengalaman  masa  lalu  yang  berpengaruh  terhadap perilaku  seseorang  ataupun  kelompok.  Pembelajaran  juga  dipengaruhi  oleh
pengajaran yang merupakan gaya penyampaian dan perhatian terhadap siswa yang diterapkan di dalam kelas ataupun dalam lingkungan belajar.
Selain  itu,  pengajaran  menjadi  efektif  jika  didukung  dengan  keaktifan  siswa. Pengajaran  yang membuat siswa lebih aktif yaitu dengan melibatkan siswa dalam
proses  pembelajaran,  sehingga  siswa  dapat  berinteraksi  dengan  teman-teman lainnya  dan  dapat  bertukar  pendapat  ataupun  pengetahuan  yang  sedang  mereka
pelajari  bersama.  Siswa  juga  mendapatkan  pengetahuan  yang  bermakna  bagi mereka  sendiri.  Pengetahuan  yang  mereka  peroleh  dapat  diterapkan  dalam
kehidupan  sehari-hari  sehingga  siswa  tidak  hanya  mengetahui  tetapi  juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami.  Pembelajaran  berpengaruh  pada  prestasi  belajar  siswa.  Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari setiap siswa selama pembelajaran. Seperti yang
dikatakan  Winkel 1996:226 prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah  dicapai  oleh  seseorang.  Prestasi  dapat  menunjukkan  bahwa  siswa  telah
mencapai  target  atau  belum.  Selain  pembelajaran,  prestasi  belajar  juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu materi ajar yang sulit, kondisi siswa yang
kurang  mampu,  lingkungan  sekolah  yang  kurang  kondusif,  dan  cara  guru  dalam
menyampaikan materi atau metode pembelajaran yang digunakannya.
IPA Ilmu Pengetahuan Alam termasuk salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam yang mempunyai
hubungan  terkait  dengan  kehidupan  manusia.  Adapun  menurut  Wanaha  dalam Trianto,  2010  IPA  adalah  suatu  kumpulan  pengetahuan  yang  tersusun  secara
sistematis  dan  dalam  penggunaannya  secara  umum  terbatas  pada  gejala-gejala alam.  Dengan  pembelajaran  IPA  ini  diharapkan  bisa  menjadi  wahana  bagi  siswa
untuk  dapat  memahami  tentang  alam  sekitar  dan  dapat  menerapkannya  dalam kehidupan  sehari-hari.  Selain  itu,  pembelajaran  IPA  di  SD  juga  membuka
kesempatan  untuk  memupuk  rasa  ingin  tahu  siswa  secara  ilmiah.  Hal  ini  akan membantu  siswa  mengembangkan  kemampuan  bertanya  dan  mencari  jawaban
berdasarkan  bukti  serta  mengembangkan  cara  berpikir  ilmiah.  Proses pembelajaran  IPA  tidak  hanya  menjelaskan  tentang  benda  atau  makhluk  hidup,
tetapi  juga  memerlukan  cara  kerja  dan  cara  berpikir  dengan  tujuan  agar  siswa dapat  menganalisis,  mencermati  secara  lengkap  dan  dapat  menghubungkannya
dengan  fenomena-fenomena  lain.  Pembelajaran  IPA  di  sekolah  seharusnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dituntut  untuk  siswa  supaya  aktif  mencari  informasi,  mengemukakan  pendapat sesuai  yang  dipahami,  dan  dapat  berinteraksi  dengan  sesama  siswa  atau  guru
dengan siswa. Seperti  yang dikatakan oleh Samatowa 2010:5 pendekatan belajar mengajar
yang  paling  cocok  dan  paling  efektif  adalah  pendekatan  yang  mencakup kesesuaian  antara  situasi  belajar  anak  dengan  situasi  kehidupan  nyata  di
masyarakat  dan  model  pembelajaran  yang  cocok  untuk  anak  adalah  melalui pengalaman  langsung  Learning  by  doing.  Namun  dalam  kenyataannya,  saat
pembelajaran IPA berlangsung di sekolah aktivitas siswa yang ditunjukkan kurang aktif  dan  cenderung  malas  dalam  belajar.  Hal  ini  terlihat  pada  saat  peneliti
melakukan  observasi  di  kelas  VC  SD  Negeri  Ungaran  1  pada  tanggal  6  Oktober 2015  bahwa  sikap  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran  IPA  kurang
memperhatikan  penjelasan  materi  dari  guru,  siswa  sibuk  berbincang-bincang dengan  teman  sebangkunya.  Kemudian  selama  pembelajaran  belum  terjadi
kerjasama  antar  siswa  dalam  kelompok,  hanya  beberapa  siswa  yang  berani mengungkapkan  pendapatnya  dan  hanya  beberapa  siswa  yang  mengajukan
pertanyaan.  Berdasarkan  sikap  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran  dapat disimpulkan bahwa  keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA kurang aktif.
Hal ini juga terlihat dari perolehan data skor rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal yaitu 47 yang termasuk dalam kategori rendah.
Peneliti juga memperoleh data nilai  yang menunjukkan prestasi belajar siswa pada  mata  pelajaran  IPA  tahun  ajaran  20132014  rendah,  karena  masih  banyak
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran IPA di SD PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Negeri  Ungaran  1  yaitu  75.  Untuk  nilai  ulangan  IPA  menunjukkan  bahwa  dari jumlah  30  siswa  masih  ada  14  siswa  atau  47  siswa  yang  mendapat  nilai  di
bawah  KKM.  Selanjutnya,  nilai  UTS  semester  I  pada  tahun  20132014  dengan KKM 75 menunjukkan bahwa dari 30 siswa masih ada 10 siswa atau sebesar 37
masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Selanjutnya  peneliti  melakukan  wawancara  dengan  guru  kelas  VC  SD  N
Ungaran 1 pada saat jam istirahat. Peneliti menanyakan bagaimana aktivitas siswa saat  pembelajaran  berlangsung,  bagaimana  cara  guru  menyampaikan  materi
pembelajaran,  dan  metode  apakah  yang  sering  digunakan  dalam  pembelajaran. Dari hasil wawancara kepada guru kelas VC yaitu secara garis besar siswa-siswa
kelas VC masih kurang aktif dalam pembelajaran IPA, tidak hanya pelajaran IPA saja tetapi pelajaran-pelajaran yang mereka anggap sulit mereka kurang aktif dan
tidak  semangat,  hanya  beberapa  siswa  yang  aktif  bertanya.  Hal  ini  terlihat  saat guru  menerangkan  siswa  tidak  memperhatikan  dan  asik  dengan  kesibukkannya
atau  bahkan  berbincang-bincang  dengan  teman  sebangkunya.  Untuk  metode pembelajaran,  guru  masih  dominan  menggunakan  metode  teacher  center,  hanya
tempat duduk siswa saja yang berubah setiap hari Senin. Saat pembelajaran guru juga jarang mengelompokkan siswa ke dalam kerja kelompok, jadi interaksi antar
siswa untuk berdiskusi masih kurang. Penjelasan tentang proses pembelajaran IPA dan hasil tanya jawab di atas mengindikasi bahwa proses pembelajaran IPA belum
mencapai  tujuan  yang  ditetapkan.  Keaktifan  siswa  dalam  pembelajaran  masih rendah yang berakibat tidak semua siswa memahami materi dengan baik, sehingga
dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prestasi  belajar  siswa  dan  jumlah  siswa  yang  lulus  Kriteria  Kelulusan  Minimal KKM  pada  mata  pelajaran  IPA  masih  terdapat  siswa  yang  belum  mencapai
KKM. Berdasarkan  hasil  observasi  dan  wawancara  yang  dilakukan  pada  tanggal  6
Oktober  2015,  menunjukkan  bahwa  proses  pembelajaran  IPA  belum  mencapai tujuan  pembelajaran  yang  diharapkan  yaitu  siswa  terlihat  aktif  dalam
pembelajaran IPA dan nilai yang mencapai KKM. Selain itu, kurangnya keaktifan dalam  mengikuti  pembelajaran  terlihat  saat  guru  mengajukan  pertanyaan  hanya
beberapa  siswa  yang  berani  mengungkapkan  pendapatnya.  Keaktifan  siswa  saat pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa nantinya.
Untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif dan menimbulkan keaktifan siswa,  guru  dapat  menerapkan  beberapa  model  pembelajaran  di  dalam  kelas
ataupun  lingkungan  belajar.  Salah  satu  model  pembelajaran  yang  sering digunakan  yaitu  model  pembelajaran  kooperatif.  Model  pembelajaran  kooperatif
adalah  salah  satu  model  pembelajaran  yang  mengajarkan  kepada  siswa  untuk saling bekerjasama dengan temannya dan saling menghargai pendapat orang lain.
Menurut  Slavin  dalam  Isjoni,  2013:15  mengatakan “Pembelajaran  kooperatif
adalah  suatu  model  pembelajaran  dengan  cara  siswa  belajar  dan  bekerja  dalam kelompok-kelompok  kecil  secara  kolaboratif  yang  anggotanya  4-6  orang  dengan
struktur kelompok heterogen”. Banyak tipe model pembelajaraan kooperatif yang dapat  diterapkan  dalam  proses  pembelajaran.  Salah  satu  tipe  pembelajaran
kooperatif yaitu Student Team Achievement Divisions STAD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut  Slavin  2008  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Team Achievement  Division  STAD  merupakan  salah  satu  metode  pembelajaran
kooperatif yang mengacu pada kelompok belajar siswa secara heterogen. Student Team Achievement Divisions STAD adalah suatu strategi atau tipe pembelajaran
yang  didalamnya  terdapat  beberapa  kelompok  kecil  siswa  dengan  level kemampuan akademik yang berbeda-beda, kemudian ras dan gender yang berbeda
untuk  saling  bekerjasama  menyelesaikan  tujuan  pembelajarannya  Huda, 2013:201. Ciri-ciri pembelajaran tipe STAD yaitu kelas terbagi dalam kelompok-
kelompok  kecil,  setiap  kelompok  terdiri  dari  4-5  anggota  secara  heterogen  dan prosedur  kuis.  Pengadaan  kuis  diakumulatif  menjadi  nilai  kelompok,  namun
anggota  dari  kelompok  tersebut  tidak  boleh  membantu  temannya  dalam pengerjaan  kuis.  Terakhir  dengan  memberikan  penghargaan  tim.  Dengan  adanya
penghargaan  tim,  akan  mendorong  kualitas  masing-masing  siswa  supaya  lebih maju  dan  mendapatkan  nilai  yang  baik  dan  juga  mengalami  kemajuan  menjadi
pemenang.  Pemilihan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Team Achievement  Division  STAD  diharapkan  dapat  meningkatkan  keaktifan  dan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan  latar  belakang  dan  identifikasi  masalah  yang  telah  diuraikan  di
atas,  maka  peneliti  melakukan  penelitan  tindakan  kelas  PTK  dengan  judul
”Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Ungaran I Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD”.
Penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Team  Achievement PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Divisoin  STAD  dapat  meningkatkan  keaktifan  dan  prestasi  belajar  IPA  siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1.
1.2 Batasan Masalah