Dari  hasil  perolehan  skor  validasi  perangat  pembelajaran  soal  latihan untuk siklus I pada tabel 3.13 di atas adalah rata-rata validasi dari validator 1 yaitu
1,3, validator 2  yaitu 2,2, validator 3  yaitu 3,8 dan rata-rata dari ketiga validator yaitu  2,4.  Untuk  hal  ini  peneliti  tetap  melakukan  revisi  pada  beberapa  soal  pada
nomer  9,  11,  14,  dan  17.  Revisi  soal  dilakukan  karena  ada  beberapa  soal  yang belum  sesuai  dengan  indikator  pembelajarannya  sesuai  dengan  saran  yang
diberikan  oleh  validator  1  dan  validator  2.  Selain  itu,  peneliti  juga  memperbaiki soal  pada  komponen  3  tentang  pertanyaan  yang  dibuat  logis  dan  komponen  4
tentang  pertanyaan  yang  dibuat  tidak  rancu,  peneliti  melakukan  perbaikan penulisan soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan pertanyaan  yang rancu.
Setelah  peneliti  melakukan  perbaikan  pada  perangkat  pembelajaran  latihan  soal evaluasi siklus  II, maka perangkat tersebut akan digunakan untuk ujicoba soal di
kelas VI dan untuk proses pembelajaran saat penelitian.
3.6.1.3 Validitas Soal Evaluasi
1 Validitas Soal Evaluasi Validitas  instrumen  soal  pada  penelitian  ini  ditempuh  dengan  cara  diujikan
di  lapangan.  Peneliti  membuat  instrumen  penelitian  sebaik  mungkin  kemudian dikonsultasikan  kepada  ahli,  sebelum  diujikan  di  lapangan.  Validitas  instrumen
soal  pertama  diberikan  kepada  siswa  kelas  VI  SD  N  Kadipiro  1  pada  minggu pertama  sebagai  soal  evaluasi  siklus  I  dan  validitas  instrumen  kedua  diberikan
kepada siswa kelas VI SD N Kadipiro 1 pada minggu kedua sebagai soal evaluasi siklus  II.  Peneliti  memilih  siswa  kelas  VI  karena  siswa  kelas  VI  sudah
mendapatkan  materi  mengenai  energi  listrik  dan  penggunaannya  di  kelas  V sebelumnya.
Soal  yang  digunakan  pada  siklus  I  diujicobakan  pada  minggu  pertama  di kelas  VI.  Dari  25  soal  yang  diujikan  peneliti  mendapatkan  13  soal  yang  valid.
Setelah diujikan di lapangan, peneliti menghitung hasil jawaban siswa yang benar dan  yang  salah.  Hasil  yang  sudah  diperoleh  kemudian  peneliti  menghitung
validitas soal dengan menggunakan SPSS 19. Peneliti menggunakan SPSS 19 agar perhitungan  lebih  akurat  dan  waktu  yang  dibutuhkan  dalam  menghitung  lebih
singkat.  SPSS  19  juga  mempermudah  peneliti  dalam  perhitungan  dengan keterbatasan  waktu  yang  ada.  Setelah  mendapatkan  hasil  validitas  dilanjutkan
dengan menghitung reliabilitas. Soal  dikatakan  valid  apabila  r  hitungnya  lebih  besar  atau  sama  dengan  r
tabel. Soal dikatakan tidak valid apabila r hitungnya lebih kecil dari r tabel. r tabel digunakan  dalam  penelitian  ini  menyesuaikan  dengan  responden  yang  terkait.
Penelitian  ini  jumlah  respondennya  adalah  35,  maka  r  tabel  yang  digunakan adalah r tabel dengan n= 35 pada taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0,334. Berikut
ini  adalah  hasil  perhitungan  soal  instrumen  siklus  I  yang  diujikan  pada  siswa dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I
Tabel  3.14  menunjukkan  data  hasil  perhitungan  valitidas  soal  evaluasi untuk siklus I. Hasil perhitungan dengan SPSS terdapat tanda yang menandai soal
tersebut  valid  atau  tidak  valid.  Tanda  tersebut  dinamakan  simbol  asterik  . Simbol  asterik  satu    menandakan  bahwa  soal  tersebut  valid  dilihat  pada  taraf
signifikasi  0,05.  Sedangkan  jika  simbol  asterik  dua    soal  tersebut  juga  valid akan  tetapi  pada  taraf  signifikasi  0,01.  Soal  diujikan  peneliti  kepada  35  siswa,
setelah  diujikan  peneliti  mendapat  13  soal  yang  valid  yang  dapat  dilihat  pada tabel. Soal yang sudah valid tidak direvisi oleh peneliti dan digunakan untuk soal
evaluasi  siklus  I. Sedangkan soal  yang tidak valid  yaitu soal nomer 1, 2, 3, 7, 8, 10,  13,  17,  21,  22,  24,  25  dilakukan  revisi.  Peneliti  melakukan  revisi  pada  soal-
soal  yang  tidak  valid  dengan  melihat  kembali  pada  indikator  dan  materi  yang ingin dicapai pada siklus I.
Peneliti juga melakukan uji coba soal untuk soal evaluasi siklus II. Peneliti melakukan uji coba soal di SD N Kadipiro 1 kelas VI pada minggu kedua dengan
jumlah soal sebanyak 25 soal pilihan ganda. Setelah diujikan di lapangan, peneliti menghitung  hasil  jawaban  siswa  yang  benar  dan  yang  salah.  Hasil  yang  sudah
diperoleh  kemudian  peneliti  menghitung  validitas  soal  dengan  menggunakan SPSS 19. Peneliti menggunakan SPSS 19 agar perhitungan lebih akurat dan waktu
yang dibutuhkan dalam menghitung lebih singkat. Soal  dikatakan  valid  apabila  r  hitungnya  lebih  besar  atau  sama  dengan  r
tabel. Soal dikatakan tidak valid apabila r hitungnya lebih kecil dari r tabel. r tabel digunakan  dalam  penelitian  ini  menyesuaikan  dengan  responden  yang  terkait.
Penelitian  ini  jumlah  respondennya  adalah  35,  maka  r  tabel  yang  digunakan adalah r tabel dengan n= 35 pada taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0,334. Berikut
ini  adalah  hasil  perhitungan  soal  instrumen  siklus  I  yang  diujikan  pada  siswa dapat dilihat pada tabel 3.15
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II
Peneliti  menggunakan  program  SPSS  19  untuk  menghitungnya.  Hasil perhitungan  dengan  SPSS  terdapat  tanda  yang  menandai  soal  tersebut  valid  atau
tidak valid. Tanda tersebut dinamakan simbol asterik . Simbol asterik satu menandakan  bahwa  soal  tersebut  valid  dilihat  pada  taraf  signifikasi  0,05.
Sedangkan  jika  simbol  asterik  dua    soal  tersebut  juga  valid  akan  tetapi  pada taraf  signifikasi  0,01.  Soal  diujikan  peneliti  kepada  35  siswa,  setelah  diujikan
peneliti  mendapat  14  soal  yang  valid  yang  dapat  dilihat  pada  tabel.  Soal  yang sudah valid tidak direvisi oleh peneliti dan digunakan untuk soal evaluasi siklus II.
Sedangkan soal yang tidak valid yaitu soal nomer 1, 2, 3, 7, 8, 17, 18,  21, 22, 24, 25  dilakukan  revisi.  Peneliti  melakukan  revisi  pada  soal-soal  yang  tidak  valid
dengan melihat kembali pada indikator dan materi yang ingin dicapai pada siklus II.
2  Indeks Kesukaran Taraf kesukaran sebuah  item  soal diketahui dari  jumlah banyaknya siswa
yang  menjawab  item  itu  dengan  benar.  Taraf  kesukaran  item  dinyatakan  dalam indeks  kesukaran  IK.  Rentang  indeks  kesukaran  tiap  item  antara  0,00  sampai
1,00.  Indeks  kesukaran  0,00  berarti  item  tersebut  tidak  bisa  dijawab  oleh sekelompok siswa. Bila indeks kesukaran 1,00 berarti item tersebut dapat dijawab
oleh semua siswa. Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:
Keterangan: P=indeks kesukaran
∑x=jumlah responden yang menjawab benar SmN=jumlah seluruh responden
Jika semua siswa dapat menjawab item soal dengan benar atau menjawab item  soal  salah  semua,  maka  soal  tersebut  tidak  baik  dan  cenderung  tidak
digunakan.  Untuk  memperoleh  taraf  kesukaran  suatu  item  dapat  menggunakan klasifikasi indeks kesukaran seperti pada tabel 3.16 Masidjo, 1995:192.
Tabel 3.16 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Berikut  hasil  perhitungan  indeks  kesukaran  terhadap  soal-soal  atau  item- item yang telah dilakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.17
Tabel  3.17  Hasil  Perhitungan  Indeks  Kesukaran  dan  penggolongan Item Soal Evaluasi Siklus I
Perhitungan  indeks  kesukaran  dari  hasil  penggolongan  item  soal  evaluasi siklus  I  pada  tabel  3.17  menunjukkan  bahwa  dari  jumlah  25  soal  dengan  35
responden  terdapat  6  soal  dengan  tingkat  kesukaran  sedang  dan  19  soal  dengan tingkat kesukaran mudah. Perhitungan indeks kesukaran untuk soal evaluasi siklus
II dapat dilihat pada tabel 3.18. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel  3.18  Hasil  Perhitungan  Indeks  Kesukaran  dan  penggolongan Item Soal Evaluasi Siklus II
Perhitungan  indeks  kesukaran  dari  hasil  penggolongan  item  soal  evaluasi siklus  II  pada  tabel  3.18  menunjukkan  bahwa  dari  jumlah  soal  25  dengan
responden sebanyak 35 terdapat 6 soal yang dengan tingkat kesukaran sedang dan 19 soal dengan tingkat kesukaran mudah.
3.6.2 Reliabilitas