Energi listrik mudah diangkut Penelitian Lain yang Relevan

i Manfaat Energi Listrik Pada era modern ini, energi listrik merupakan bentuk energi yang paling banyak dimanfaatkan daripada bentuk-bentuk energi lainnya. Hal ini disebabkan dua alasan yaitu:

a. Energi listrik mudah diangkut

Energi listrik yang digunakkan di rumah kita berasal dari PLTA, PLTD, atau PLTU. Dari pembangkit listrik, energi diangkut oleh konduktor menempuh jarak berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan beribu-ribu kilometer hingga mencapai rumah kita. Pengangkutan dengan cara ini mudah, cepat, dan terus-menerus tanpa putus.

b. Energi listrik mudah dimanfaatkan

Memanfaatkan energi listrik berarti mengubah energi listrik menjadi bentuk-bentuk energi lainnya. Dengan menggunakan energi listrik, kita banyak mendapatkan kemudahan, misalnya: a Energi listrik berubah menjadi energi kalorpanas, contohnya setrika listrik. Setrika listrik lebih mudah dipakai dibandingkan dengan setrika konvensional yang menggunakan arang yang dibakar. b Energi listrik berubah menjadi energi cahaya, contohnya bola lampu atau lampu neon. Bandingkan betapa rumitnya jika kita menggunakalampu petromak atau lampu minyak yang menggunakan bahan bakar minyak tanah. Pada lampu petromak terjadi perubahan energi kimia menjadi energi cahaya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c Energi listrik menjadi energi gerak, contohnya kipas angin. Bandingkan jika kita menggunakan kipas, maka tenaga yang dibutuhkan lebih banyak dan terjadi perubahan energi kimia dari makanan menjadi energi gerak. j Penghematan Energi Energi yang kita pakai setiap hari lama-kelamaan akan habis. Energi listrik dan energi minyak bumi merupakan energi yang dapat cepat habis jika dipergunakan terus-menerus. Penggunaan energi listrtik dan energi minyak bumi haruslah dipergunakan sehemat mungkin, dengan cara memakainya seperlunya sesuai dengan keperluan atau mencari alternatif lain sebagai pengganti energi listrik dan energi minyak bumi. Apa yang harus kita lakukan untuk menghemat energi listrik? Cara untuk menghemat energi listrik di antaranya adalah: a. Menggunakan listrik seperlunya, misalnya pada saat menghidupkan televisi atau radio, kita tidak membiarkannya tetap hidup sementara kita sudah tidak menonton atau mendengarkan siaran radio. b. Menggunakan lampu dengan daya yang rendah sesuai dengan kebutuhan. c. Tidak terlalu sering menghidupkan dan mematikan alat listrik dengan daya tinggi, misalnya setrika. d. Tidak lupa mematikan lampu pada saat bangun pagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif

Di dalam pembelajaran kooperatif dijelaskan mengenai pengertian model pembelajaran kooperatif, macam-macam model pembelajaran kooperatif, unsur- unsur pembelajaran kooperatif dan tujuan pembelajaran kooperatif.

2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerjasama dengan temannya dan saling menghargai pendapat orang lain. Menurut Slavin dalam Isjoni, 2013:15 mengatakan “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni, 2010 mengemukakan “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama p roses pembelajaran”. Selanjutnya Shoimin 2014 menyatakan “Cooperative Learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan beranggotakan 4-6 orang dengan struktur kelompok secara heterogen kemampuan, gender, karakter yang bertujuan untuk melatih siswa saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab.

2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin,2008:33 tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota yang memberikan konstribusi. Sejalan dengan pendapat Shoimin, 2014:45 yang menyatakan pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa secara berkelompok dengan saling bekerjasama, berkolaborasi, dan menerima keragaman pendapat untuk mendapatkan pemahaman, baik yang berguna meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu maupun secara kelompok.

2.1.4.3 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni 2013:16 terdapat tujuh unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu : 1 Para siswa harus memiliki presepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2 Para siswa harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, selain itu juga bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk memahami materi. 3 Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok. 5 Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh pada evaluasi kelompok. 6 Para siswa berbagi keterampilan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar. 7 Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dari beberapa unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tersebut, terdapat tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik dari pembelajaran kooperatif yaitu pertama penghargaan kelompok, penghargaan diperoleh jika kelompok mencapai skor yang diatas kriteria yang ditentukan dengan didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli. Kemudian yang kedua pertanggung jawaban individu yaitu pertanggungjawaban yang menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Sedangkan yang ketiga yaitu kesempatan yang sama untuk berhasil dengan metode scoring yang digunakan berkesempatan kepada semua siswa untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Dengan kata lain, pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk meraih keberhasilan dalam belajar, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demonstrasi.

2.1.4.4 Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, Isjoni 2013:73 antara lain sebagai berikut: 1 Tipe Student Team Achievement Division STAD Tipe Student Team Achievement Division STAD adalah model pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. 2 Tipe Jigsaw Tipe Jigsaw adalah model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan bekerja sama dengan siswa lain saling membantu menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. 3 Tipe Team Games Tournaments TGT Tipe Team Games Tournaments TGT adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam sebuah kelompok untuk memainkan permainan dengan anggota kelompok lain untuk memperoleh skor bagi kelompok mereka masing-masing. 4 Tipe Group Investigation GI Tipe Group Investigation GI adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil, kemudian siswa belajar dengan metode inkuiri dengan menganalisis, menyimpulkan, membuat kesimpulan dan mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas. 5 Tipe Make a Match Tipe Make a Match adalah model pembelajaran yang diterapkan dengan teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawabansoal sebelum batas waktunya, siswa yang cocok diberi poin.

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Division STAD Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini akan dijelaskan mengenai pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD, langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD, komponen pembelajara kooperatif tipe STAD, penghargaan prestasi tim, dan keunggulan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division. Menurut Slavin 2008 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mengacu pada kelompok belajar siswa secara heterogen. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini mampu menumbuhkan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Antar anggota kelompok dapat berkompetisi dengan anggota kelompok lainnya untuk saling memperbanyak mendapatkan poin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.5.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division STAD Menurut Shoimin 2014:187 langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divison STAD adalah sebagai berikut: 1 Penyiapan materi Guru menyampaikan materi pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut. 2 Tes Kuis Guru memberikan teskuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa. 3 Pembagian Kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen keberagaman jenis kelamin, suku, karakteristiknya dan kemampuannya. 4 Kegiatan dalam tim Siswa belajar dalam kelompok yang telah terbentuk. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, kemudian mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota tim. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila ada yang mengalami kesulitan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 5 Kuis Evaluasi Guru memberikan kuistes kepada setiap siswa secara individu dan tidak diperbolehkan dalam kerja kelompok. 6 Penegasan materi Setelah melakukan kegiatan berdiskusi dan bekerja dalam kelompok, guru memberikan penguatan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, kemudian memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman. 7 Penghargaan tim Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

2.1.5.3 Komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division STAD Menurut Slavin 2008:143, STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu: 1 Presentasi Kelas Class Presentation Penyampaian materi di lakukan dalam presentasi kelas. Metode yang digunakan dapat menggunakan pembelajaran langsung atau diskusi. Selama presentasi kelas, siswa harus benar-benar memperhatikan karena dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis. 2 TIMKerja Kelompok Team Work Tim terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen. Heterogen dalam hal ini berbeda dari sukunya, karakternya, jenis kelaminnya dan kemampuan berpikirnya. Fungsi utama tim adalah untuk menyiapkan anggotanya untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik. Dan hal yang ditekankan dalam tim adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim. 3 Kuis Quizzes Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual dan tidak dibolehkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk siswa secara individual dapat bertanggungjawab kepada diri sendiri dalam memahami materi. 4 Peningkatan Nilai Individu Individual Improvement Score Peningkatan nilai individu dilakukan untuk memberikan tujuan prestasi yang ingin dicapai jika siswa dapat berusah keras dan hasil prestasi lebih baik dari yang telah dipelajari sebelumnya. Nilai kelompok yang didapatkan ditambah nilai kuis yang didapatkan setiap individu kemudian akan dirata-rata dan akan nilai individu setiap siswa. 5 Perhargaan Kelompok Team Recognation Setelah pelaksanaan kuis guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan menghitung skor individu, menghitung skor kelompok, pemberian hadiah dan skor kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.5.4 Penghargaan Prestasi Tim

Setelah melakukan kuis, menghitung skor peningkatan individual dan skor tim, kemudian memberikan penghargaan untuk tim yang mendapat skor tertinggi: 1 Skor Peningkatan Individual Perhitungan berdasarkan pada skor awal. Perhitungan perkembangan skor individu ini dimaksudkan agar siswa termotivasi untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Menurut Slavin dalam Isjoni, 2013:76 perhitungan skor individual berdasarkan pada tabel 2.1 pedoman sebagai berikut: Tabel 2.1 Poin Berdasarkan Tingkat Kuis Kemudian perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah kelompok. 2 Skor Tim Menurut Rusman 2013:216 skor tim dihitung dengan cara menjumlahkan semua skor perhitungan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Skor perkembangan tim berdasarkan pada perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi tiga, yaitu : 1 Kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik 2 Kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat 3 Kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super 4 Penghargaan Kelompok Setelah mengetahui skor tim, guru memberikan penghargaan kelompok. Bentuk penghargaan kepada kelompok yang diberikan berupa alat tulis yaitu bolpoin dan pensil. Selain alat tulis, bentuk lain penghargaan juga dapat diberikan misalnya sertifikat, hadiah kecil-kecil atau yang lainnya.

2.1.5.5 Keunggulan pembelajaran kooperatif Tipe STAD

Suatu model pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki beberapa kelebihan. Menurut Slavin dalam Isjoni, 2013:80 keunggulan STAD adalah sebagai berikut : 1 Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjungjung tinggi norma-norma kelompok. 2 Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3 Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 4 Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan keunggulan dari model STAD adalah dengan menggunakan model ini akan meningkatkan norma sosial yang dimiliki siswa, membantu siswa memecahkan masalah secara bersama, melatih siswa menjadi tutor temannya dan meningkatkan kemampuan siswa untuk berpendapat.

2.2 Penelitian Lain yang Relevan

Penelitian ini berkesinambungan dengan penelitian yang ditulis oleh Mubaizah, Siti Roudlotul Hikamah, Haning Hasbiyati 2013 dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Sistem Pencernaan Manusia ”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam mempelajari sistem percernaan pada manusia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti melakukan penelitian di kelas VIII SMP Al- Mursyidiyah Mayang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas PTK. Prosedur yang digunakan adalah model siklus, berdasarkan hasil penelitian, persentase aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 82 dan siklus II sebesar 93. Sedangkan hasil ulangan harian siswa pada siklus I yang diperoleh nilai rata-rata 77,36 sedangkan pada siklus II sebesar 86,05. Hal tersebut membuktikan bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk pokok bahasan tertentu, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD digunakan untuk menghindari rasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga berkesinambungan dengan penelitian yang ditulis dan dilakukan oleh Nur Ida Lisa Aryani 2012 pada skripsinya dengan judul” Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Team Achievement Division Kelas IV A MIN Yogyakarta II Tahun Ajaran 20112012”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV A MIN Yogyakarta II. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilakukan secara kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A MIN Yogyakarta II yang berjumlah 24 siswa. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara terhadap siswa dan guru, tes tertulis, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari tes awal sebesar 61,87, menjadi 76,95 pada siklus I, dan 89,71 pada siklus II. Presentase ketuntasan juga meningkat. Pada pra penelitian presentase ketuntasan sebesar 29,16, siklus I sebesar 65,21 dan siklus II sebesar 91,66. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV A MIN Yogyakarta II. Hal ini juga sangat berkesinambungan dengan penelitian yang ditulis dan dilakukan oleh Sun Blandina 2012 pada skripsinya dengan judul” Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN Minomartani Tahun Pelajaran 20122013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 20122013. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas PTK, dengan subjek penelitian 24 siswa kelas IV yang terdiri dari 10 laki-laki dan 1 perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Pengumpulan data didapatkan dengan teknik tes dan non tes. Instrumen yang digunakan untuk perbandingan yaitu observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan dengan soal tes dengan 20 pilihan ganda, 10 soal essay untuk keberhasilan belajar siswa. Kriteria minimal yang ditetapkan yaitu 65 batas minimal nilai siswa. Sebelum penelitian dilakukan, data awal yang diperoleh pada tahun pelajaran 20112012 13 siswa dari 24 siswa 60 mendapat 60 dan 11 siswa 40 mendapat 60. Setelah penelitian selesai, data yang diperoleh pada siklus 1untuk prestasi siswa yaitu 24 siswa dapat mencapai batas KKM dengan persentase 80,75 dan di siklus kedua terjadi ketercapaian yang sukses dengan persentase 95,56. Data pada keaktifan siswa saat pembelajaran yatu 84,86 pada siklus 1 dan meningkat 95,38 pada silklus 2. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Minomartani. Gambar 2.1 Bagan Penelitian Lain yang Relevan Hasbiyati.,dkk 2013. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah Mayang melalui Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada system pencernaan manusia. Lisa 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD student team achievement division Kelas IV A MIN Yogyakarta II Tahun Ajaran 20112012 Yang Diteliti: Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Ungaran I Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Belinda 2012. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN Minomartani Tahun Pelajaran 20122013. Berdasarkan penelitian-peneitian di atas, ketiga penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Pada penelitian sebelumnya terfokus pada Mata Pelajaran IPS, Pkn, dan IPA. Untuk yang materi IPA terbatas pada materi pencernaan manusia. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD, peneliti akan meneliti tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 pada mata pelajarn IPA tentang energi listrik dan penggunaannya.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2 14 384

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD K Sengkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 1 304

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 2 314

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI I SUDAGARAN

0 0 16