i Manfaat Energi Listrik
Pada  era  modern  ini,  energi  listrik  merupakan  bentuk  energi  yang paling  banyak  dimanfaatkan  daripada  bentuk-bentuk  energi  lainnya.
Hal ini disebabkan dua alasan yaitu:
a. Energi listrik mudah diangkut
Energi  listrik  yang  digunakkan  di  rumah  kita  berasal  dari  PLTA, PLTD,  atau  PLTU.  Dari  pembangkit  listrik,  energi  diangkut  oleh
konduktor  menempuh  jarak  berpuluh-puluh,  beratus-ratus,  bahkan beribu-ribu  kilometer  hingga  mencapai  rumah  kita.  Pengangkutan
dengan cara ini mudah, cepat, dan terus-menerus tanpa putus.
b. Energi listrik mudah dimanfaatkan
Memanfaatkan energi listrik berarti mengubah energi listrik menjadi bentuk-bentuk  energi  lainnya.  Dengan  menggunakan  energi  listrik,
kita banyak mendapatkan kemudahan, misalnya:
a Energi  listrik  berubah  menjadi  energi  kalorpanas,  contohnya setrika  listrik.  Setrika  listrik  lebih  mudah  dipakai  dibandingkan
dengan  setrika  konvensional  yang  menggunakan  arang  yang dibakar.
b Energi  listrik  berubah  menjadi  energi  cahaya,  contohnya  bola lampu  atau  lampu  neon.  Bandingkan  betapa  rumitnya  jika  kita
menggunakalampu  petromak  atau  lampu    minyak  yang menggunakan  bahan  bakar  minyak  tanah.  Pada  lampu  petromak
terjadi perubahan energi kimia menjadi energi cahaya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c  Energi  listrik  menjadi  energi  gerak,  contohnya  kipas  angin. Bandingkan  jika  kita  menggunakan  kipas,  maka  tenaga  yang
dibutuhkan lebih banyak dan terjadi perubahan energi kimia dari makanan menjadi energi gerak.
j Penghematan Energi
Energi  yang  kita  pakai  setiap  hari  lama-kelamaan  akan  habis. Energi  listrik  dan  energi  minyak  bumi  merupakan  energi  yang  dapat
cepat  habis  jika  dipergunakan  terus-menerus.  Penggunaan  energi listrtik  dan  energi  minyak  bumi  haruslah  dipergunakan  sehemat
mungkin,  dengan  cara  memakainya  seperlunya  sesuai  dengan keperluan  atau  mencari  alternatif  lain  sebagai  pengganti  energi  listrik
dan  energi  minyak  bumi.  Apa  yang  harus  kita  lakukan  untuk
menghemat energi listrik?
Cara untuk menghemat energi listrik di antaranya adalah: a.  Menggunakan listrik seperlunya, misalnya pada saat menghidupkan
televisi atau radio, kita tidak membiarkannya tetap hidup sementara kita sudah tidak menonton atau mendengarkan siaran radio.
b.  Menggunakan  lampu  dengan  daya  yang  rendah  sesuai  dengan kebutuhan.
c.  Tidak  terlalu  sering  menghidupkan  dan  mematikan  alat  listrik dengan daya tinggi, misalnya setrika.
d.  Tidak lupa mematikan lampu pada saat bangun pagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif
Di dalam pembelajaran kooperatif  dijelaskan mengenai pengertian model pembelajaran  kooperatif,  macam-macam  model  pembelajaran  kooperatif,  unsur-
unsur pembelajaran kooperatif  dan tujuan pembelajaran kooperatif.
2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran  kooperatif  adalah  salah  satu  model  pembelajaran  yang mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerjasama dengan temannya dan saling
menghargai  pendapat  orang  lain.  Menurut  Slavin  dalam  Isjoni,  2013:15 mengatakan  “Pembelajaran  kooperatif  adalah  suatu  model  pembelajaran  dimana
siswa  belajar  dan  bekerja  dalam  kelompok-kelompok  kecil  secara  kolaboratif yang  anggotanya  4-6  orang  dengan  struktur  kelompok
heterogen”.  Sedangkan menurut  Sunal  dan  Hans  dalam  Isjoni,  2010  mengemukakan
“Pembelajaran kooperatif  merupakan  suatu  cara  pendekatan  atau  serangkaian  strategi  yang
khusus  dirancang  untuk  memberikan  dorongan  kepada  peserta  didik  agar bekerjasama  selama  p
roses  pembelajaran”.  Selanjutnya  Shoimin  2014 menyatakan  “Cooperative  Learning  adalah  kegiatan  pembelajaran  dengan  cara
berkelompok  untuk  bekerja  sama  saling  membantu  mengonstruksi  konsep  dan menyelesaikan
persoalan”.  Berdasarkan  pendapat  para  ahli  tersebut  dapat disimpulkan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  atau  cooperative  learning  adalah
pembelajaran  yang  dilakukan  secara  berkelompok  dengan  beranggotakan  4-6 orang dengan struktur kelompok secara heterogen kemampuan, gender, karakter
yang  bertujuan  untuk  melatih  siswa  saling  berbagi  pengetahuan,  pengalaman, tugas dan tanggung jawab.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut  Slavin,2008:33  tujuan  yang  paling  penting  dari  pembelajaran kooperatif  adalah  untuk  memberikan  para  siswa  pengetahuan,  konsep,
kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota yang memberikan konstribusi. Sejalan dengan pendapat Shoimin, 2014:45 yang
menyatakan  pembelajaran  kooperatif  sesuai  dengan  fitrah  manusia  sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan
dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Berdasarkan dua pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  tujuan  pembelajaran  kooperatif
adalah  memaksimalkan  belajar  siswa  secara  berkelompok  dengan  saling bekerjasama,  berkolaborasi,  dan  menerima  keragaman  pendapat  untuk
mendapatkan pemahaman, baik yang berguna meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu maupun secara kelompok.
2.1.4.3 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut  Isjoni  2013:16  terdapat  tujuh  unsur-unsur  dalam  pembelajaran
kooperatif yaitu :
1  Para siswa  harus  memiliki  presepsi  bahwa  mereka  “tenggelam  atau
berenang bersama”. 2  Para siswa harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya,  selain  itu  juga  bertanggung  jawab  terhadap  diri  sendiri untuk memahami materi.
3  Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4  Para  siswa  membagi  tugas  dan  berbagi  tanggung  jawab  di  antara  para anggota kelompok.
5  Para  siswa  diberikan  satu  evaluasi  atau  penghargaan  yang  akan  ikut berpengaruh pada evaluasi kelompok.
6  Para  siswa  berbagi  keterampilan  sementara  mereka  memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.
7  Setiap  siswa  akan  diminta  mempertanggungjawabkan  secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dari  beberapa  unsur-unsur  dalam  pembelajaran  kooperatif  tersebut, terdapat  tiga  konsep  sentral  yang  menjadi  karakteristik  dari  pembelajaran
kooperatif  yaitu  pertama  penghargaan  kelompok,  penghargaan  diperoleh  jika kelompok mencapai skor yang diatas  kriteria  yang ditentukan dengan didasarkan
pada  penampilan  individu  sebagai  anggota  kelompok  dalam  menciptakan hubungan  antar  personal  yang  saling  mendukung,  saling  membantu  dan  saling
peduli. Kemudian
yang kedua
pertanggung jawaban
individu yaitu
pertanggungjawaban  yang  menitik  beratkan  pada  aktivitas  anggota  kelompok yang  saling  membantu  dalam  belajar.  Sedangkan  yang  ketiga  yaitu    kesempatan
yang sama untuk berhasil dengan metode scoring yang digunakan berkesempatan kepada  semua  siswa  untuk  berhasil  dan  melakukan  yang  terbaik  bagi
kelompoknya.  Dengan  kata  lain,  pembelajaran  ini  memungkinkan  siswa  untuk meraih  keberhasilan  dalam  belajar,  mengembangkan  pengetahuan,  keterampilan,
dan  kemampuan  secara  penuh  dalam  suasana  belajar  yang  terbuka  dan demonstrasi.
2.1.4.4 Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam  pembelajaran  kooperatif  terdapat  beberapa  variasi  model  yang
dapat diterapkan, Isjoni 2013:73 antara lain sebagai berikut:
1 Tipe Student Team Achievement Division STAD
Tipe  Student  Team  Achievement  Division  STAD  adalah  model pembelajaran  yang  lebih  menekankan  pada  aktivitas  dan  interaksi  siswa
untuk  saling  memotivasi  dan  saling  membantu  dalam  menguasai  materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
2 Tipe Jigsaw Tipe Jigsaw adalah model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan
bekerja  sama  dengan  siswa  lain  saling  membantu  menguasai  materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
3 Tipe Team Games Tournaments TGT Tipe Team Games Tournaments TGT adalah model pembelajaran yang
melibatkan  siswa  dalam  sebuah  kelompok  untuk  memainkan  permainan dengan  anggota  kelompok  lain  untuk  memperoleh  skor  bagi  kelompok
mereka masing-masing. 4 Tipe Group Investigation GI
Tipe  Group  Investigation  GI  adalah  model  pembelajaran  kooperatif yang melibatkan kelompok kecil, kemudian siswa belajar dengan metode
inkuiri  dengan  menganalisis,  menyimpulkan,  membuat  kesimpulan  dan mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas.
5 Tipe Make a Match Tipe Make a Match adalah model pembelajaran yang diterapkan dengan
teknik  yaitu  siswa  disuruh  mencari  pasangan  kartu  yang  merupakan jawabansoal sebelum batas waktunya, siswa yang cocok diberi poin.
2.1.5 Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Student  Team  Achievement
Division STAD
Dalam  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  ini  akan  dijelaskan mengenai  pengertian  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD,  langkah-langkah
pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD,  komponen  pembelajara  kooperatif  tipe STAD,  penghargaan  prestasi  tim,  dan  keunggulan  pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD.
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD
Dalam  pembelajaran  kooperatif  terdapat  beberapa  variasi  model  yang dapat  diterapkan,  salah  satunya  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  Student
Team Achievement Division. Menurut Slavin 2008 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD merupakan salah satu
metode  pembelajaran  kooperatif  yang  mengacu  pada  kelompok  belajar  siswa secara  heterogen.  Selain  itu,  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  ini
mampu  menumbuhkan  kerjasama  antar  siswa  untuk  mencapai  tujuan pembelajaran  bersama.  Antar  anggota  kelompok  dapat  berkompetisi  dengan
anggota kelompok lainnya untuk saling memperbanyak mendapatkan poin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division STAD
Menurut Shoimin 2014:187 langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Team  Achievement  Divison  STAD  adalah
sebagai berikut: 1 Penyiapan materi
Guru  menyampaikan  materi  pembelajaran  dan  menyampaikan  tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.
2 Tes Kuis Guru memberikan teskuis  kepada setiap siswa secara individu  sehingga
akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa. 3 Pembagian Kelompok
Siswa  dibagi  ke  dalam  beberapa  kelompok  yang  terdiri  dari  4-5  siswa secara heterogen keberagaman jenis kelamin, suku, karakteristiknya dan
kemampuannya. 4 Kegiatan dalam tim
Siswa  belajar  dalam  kelompok  yang  telah  terbentuk.  Guru  memberikan tugas  kepada  kelompok  berkaitan  dengan  materi  yang  telah  diberikan,
kemudian  mendiskusikannya  secara  bersama-sama,  saling  membantu antar  anggota  tim.  Selama  tim  bekerja,  guru  melakukan  pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila ada yang mengalami kesulitan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5 Kuis Evaluasi Guru memberikan kuistes kepada setiap siswa secara individu dan tidak
diperbolehkan dalam kerja kelompok. 6 Penegasan materi
Setelah  melakukan  kegiatan  berdiskusi  dan  bekerja  dalam  kelompok, guru  memberikan  penguatan  pada  materi  pembelajaran  yang  telah
dipelajari, kemudian memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman. 7 Penghargaan tim
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai  peningkatan  hasil  belajar  individual  dari  nilai  awal  ke  nilai  kuis
berikutnya.
2.1.5.3 Komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division STAD
Menurut  Slavin  2008:143,  STAD  terdiri  atas  lima  komponen  utama, yaitu:
1  Presentasi Kelas Class Presentation Penyampaian  materi  di  lakukan  dalam  presentasi  kelas.  Metode  yang
digunakan  dapat  menggunakan  pembelajaran  langsung  atau  diskusi. Selama  presentasi  kelas,  siswa  harus  benar-benar  memperhatikan
karena dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis. 2  TIMKerja Kelompok Team Work
Tim  terdiri  dari  4-5  siswa  yang  heterogen.  Heterogen  dalam  hal  ini berbeda  dari  sukunya,  karakternya,  jenis  kelaminnya  dan  kemampuan
berpikirnya.  Fungsi  utama  tim  adalah  untuk  menyiapkan  anggotanya untuk  dapat  mengerjakan  kuis  dengan  baik.  Dan  hal  yang  ditekankan
dalam tim adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim.
3  Kuis Quizzes Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual
dan  tidak  dibolehkan  bekerja  sama.  Ini  dilakukan  untuk  siswa  secara individual  dapat  bertanggungjawab  kepada  diri  sendiri  dalam
memahami materi. 4  Peningkatan Nilai Individu Individual Improvement Score
Peningkatan nilai individu dilakukan untuk memberikan tujuan prestasi yang  ingin  dicapai  jika  siswa  dapat  berusah  keras  dan  hasil  prestasi
lebih baik dari yang telah dipelajari sebelumnya. Nilai kelompok yang didapatkan  ditambah  nilai  kuis  yang  didapatkan  setiap  individu
kemudian akan dirata-rata dan akan nilai individu setiap siswa. 5  Perhargaan Kelompok Team Recognation
Setelah  pelaksanaan  kuis  guru  memeriksa  hasil  kerja  siswa  dan diberikan  angka  dengan  rentang  0-100.  Selanjutnya  pemberian
penghargaan  atas  keberhasilan  kelompok  dapat  dilakukan  oleh  guru dengan  melakukan  menghitung  skor  individu,  menghitung  skor
kelompok, pemberian hadiah dan skor kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5.4 Penghargaan Prestasi Tim
Setelah melakukan kuis, menghitung skor peningkatan individual dan skor
tim, kemudian memberikan penghargaan untuk tim yang mendapat skor tertinggi:
1  Skor Peningkatan Individual Perhitungan  berdasarkan  pada  skor  awal.  Perhitungan  perkembangan  skor
individu  ini  dimaksudkan  agar  siswa  termotivasi  untuk  mendapatkan  hasil belajar yang maksimal. Menurut Slavin dalam Isjoni, 2013:76 perhitungan
skor individual berdasarkan pada tabel 2.1 pedoman sebagai berikut:
Tabel 2.1 Poin Berdasarkan Tingkat Kuis
Kemudian perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing  perkembangan  skor  individu  dan  hasilnya  dibagi  sesuai
dengan jumlah kelompok. 2  Skor Tim
Menurut  Rusman  2013:216  skor  tim  dihitung  dengan  cara  menjumlahkan semua skor perhitungan  individu  anggota kelompok dan membagi  sejumlah
anggota  kelompok  tersebut.  Skor  perkembangan  tim  berdasarkan  pada perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1 Kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik 2 Kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat
3 Kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super 4 Penghargaan Kelompok
Setelah  mengetahui  skor  tim,  guru  memberikan  penghargaan  kelompok. Bentuk  penghargaan  kepada  kelompok  yang  diberikan  berupa  alat  tulis
yaitu  bolpoin  dan  pensil.  Selain  alat  tulis,  bentuk  lain  penghargaan  juga dapat diberikan misalnya sertifikat, hadiah kecil-kecil atau yang lainnya.
2.1.5.5 Keunggulan pembelajaran kooperatif Tipe STAD
Suatu  model  pembelajaran  mempunyai  keunggulan  dan  kelemahan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki beberapa
kelebihan.  Menurut  Slavin  dalam  Isjoni,  2013:80  keunggulan  STAD  adalah
sebagai berikut :
1 Siswa  bekerjasama  dalam  mencapai  tujuan  dengan  menjungjung  tinggi norma-norma kelompok.
2 Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3 Aktif  berperan  sebagai  tutor  sebaya  untuk  lebih  meningkatkan
keberhasilan kelompok. 4 Interaksi  antar  siswa  seiring  dengan  peningkatan  kemampuan  mereka
dalam berpendapat. Dari  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  keunggulan  dari  model  STAD
adalah  dengan  menggunakan  model  ini  akan  meningkatkan  norma  sosial  yang dimiliki  siswa,  membantu  siswa  memecahkan  masalah  secara  bersama,  melatih
siswa  menjadi  tutor  temannya  dan  meningkatkan  kemampuan  siswa  untuk berpendapat.
2.2 Penelitian Lain yang Relevan
Penelitian  ini  berkesinambungan  dengan  penelitian  yang  ditulis  oleh Mubaizah,  Siti  Roudlotul  Hikamah,  Haning  Hasbiyati  2013  dengan  judul
penelitian  “Upaya  Meningkatkan  Hasil  Belajar  Siswa  Melalui  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Sistem Pencernaan Manusia
”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa
dalam mempelajari sistem  percernaan pada manusia dengan model pembelajaran
kooperatif  tipe  STAD.  Peneliti  melakukan  penelitian  di  kelas  VIII  SMP  Al- Mursyidiyah Mayang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas  PTK.  Prosedur  yang  digunakan  adalah  model  siklus,  berdasarkan  hasil penelitian, persentase aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 82 dan siklus
II  sebesar  93.  Sedangkan  hasil  ulangan  harian  siswa  pada  siklus  I  yang diperoleh nilai rata-rata 77,36 sedangkan pada siklus II sebesar 86,05. Hal tersebut
membuktikan  bahwa  aktifitas  dan  hasil  belajar  siswa  dapat  meningkat  dengan diterapkannya  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.  Untuk  pokok  bahasan
tertentu,  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  STAD  digunakan  untuk
menghindari rasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Selain  itu  juga  berkesinambungan  dengan  penelitian  yang  ditulis  dan
dilakukan oleh Nur Ida Lisa Aryani 2012 pada skripsinya dengan judul” Upaya
Peningkatan  Hasil  Belajar  Ips  Melalui  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  STAD Student  Team  Achievement  Division  Kelas  IV  A  MIN  Yogyakarta  II  Tahun
Ajaran 20112012”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa  kelas  IV  A  MIN  Yogyakarta  II.  Jenis  penelitian  ini  adalah  Penelitian
Tindakan Kelas PTK yang dilakukan secara kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini  adalah  siswa  kelas  IV  A  MIN  Yogyakarta  II  yang  berjumlah  24  siswa.
Penelitian  tindakan  dilaksanakan  dalam  dua  siklus,  setiap  siklus  terdiri  dari  dua pertemuan.  Instrumen  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  lembar
observasi  aktivitas  guru  dan  siswa,  wawancara  terhadap  siswa  dan  guru,  tes tertulis, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari tes awal sebesar 61,87, menjadi 76,95 pada siklus I, dan 89,71 pada siklus II. Presentase ketuntasan juga
meningkat.  Pada  pra  penelitian  presentase  ketuntasan  sebesar  29,16,  siklus  I sebesar  65,21  dan  siklus  II  sebesar  91,66.  Dari  penelitian  ini  diperoleh
kesimpulan,  bahwa  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV A MIN Yogyakarta II.
Hal  ini juga sangat  berkesinambungan dengan penelitian  yang ditulis  dan dilakukan  oleh  Sun  Blandina  2012  pada  skripsinya
dengan judul” Peningkatan Keaktifan  dan  Hasil  Belajar  PKn  Melalui  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe
STAD Siswa Kelas IV SDN Minomartani Tahun Pelajaran 20122013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa
kelas  IV  SDN  Minomartani  tahun  pelajaran  20122013.  Jenis  penelitian  yang digunakan  yaitu  Penelitian  Tindakan  Kelas  PTK,  dengan  subjek  penelitian  24
siswa  kelas  IV  yang  terdiri  dari  10  laki-laki  dan  1  perempuan.  Penelitian  ini dilakukan  dengan  2  siklus.  Pengumpulan  data  didapatkan  dengan  teknik  tes  dan
non tes. Instrumen yang digunakan untuk perbandingan yaitu observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan  dengan soal tes dengan 20 pilihan ganda, 10 soal
essay untuk keberhasilan belajar siswa. Kriteria minimal yang ditetapkan yaitu 65 batas minimal nilai siswa. Sebelum penelitian dilakukan, data awal yang diperoleh
pada  tahun  pelajaran  20112012  13  siswa  dari  24  siswa  60    mendapat      60 dan 11 siswa 40 mendapat  60. Setelah penelitian selesai, data yang diperoleh
pada  siklus  1untuk  prestasi  siswa  yaitu  24  siswa  dapat  mencapai  batas  KKM dengan persentase 80,75 dan di siklus kedua terjadi ketercapaian yang sukses
dengan  persentase  95,56.  Data  pada  keaktifan  siswa  saat  pembelajaran  yatu 84,86 pada siklus 1 dan meningkat 95,38 pada silklus 2. Dari penelitian ini
diperoleh  kesimpulan,  bahwa  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  dapat meningkatkan keaktifan dan  prestasi belajar siswa kelas IV SDN Minomartani.
Gambar 2.1 Bagan Penelitian Lain yang Relevan
Hasbiyati.,dkk 2013. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah Mayang melalui
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada system
pencernaan manusia. Lisa  2012. Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD student team achievement division Kelas IV A MIN
Yogyakarta II Tahun Ajaran 20112012
Yang Diteliti:
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Ungaran I Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Belinda 2012. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Pkn
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas
IV SDN Minomartani Tahun Pelajaran 20122013.
Berdasarkan  penelitian-peneitian  di  atas,  ketiga  penelitian  tersebut menggunakan  model  pembelajaran  Kooperatif  tipe  STAD  untuk  meningkatkan
keaktifan  dan  prestasi  belajar.  Pada  penelitian  sebelumnya  terfokus  pada  Mata Pelajaran  IPS,  Pkn,  dan  IPA.  Untuk  yang  materi  IPA  terbatas  pada  materi
pencernaan  manusia.  Dengan  menggunakan  model  pembelajaran  Kooperatif  tipe STAD,  peneliti  akan  meneliti  tingkat  keaktifan  dan  prestasi  belajar  siswa  kelas
VC  SD  Negeri  Ungaran  1  pada  mata  pelajarn  IPA  tentang  energi  listrik  dan penggunaannya.
2.3 Kerangka Berpikir