aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin 2014 yang menyatakan Cooperative Learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerjasama saling membantu mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slavin dalam Isjoni, 2013:80 yang
mengatakan bahwa STAD mempunyai keunggulan yang mampu membuat: 1 siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-
norma kelompok, 2 siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, 3 aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok, dan 4 interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan dalam berpendapat.
4.4.3 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Prestasi belajar siswa siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 setelah dilakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata- rata ulangan siswa dan persentase kriteria ketuntasan. Berikut ini adalah data nilai
ulangan siswa pada kondisi awal: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Berdasarkan tabel 16 didapatkan hasil rata-rata nilai kelas yaitu 76. Kemudian jumlah siswa yang lulus KKM yaitu 18 siswa dengan presentase
sebesar 60 dari jumlah seluruh siswa. Dari data di atas, sebanyak 12 siswa belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan di SD Negeri Ungaran 1 yaitu
75. Setelah dikenai tindakan pada siklus I dan siklus II, prestasi belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi prestasi belajar
siswa dari siklus I sampai siklus II: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.10 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II No
Nama Siswa
KKM Siklus I
Siklus II Nilai
Keterangan Nilai
Keterangan
1 ASAAZ
75 96
Lulus KKM 100
Lulus KKM 2
ABRA 75
64 Tidak Lulus
KKM 76
Lulus KKM 3
AAO 75
84 Lulus KKM
92 Lulus KKM
4 AAFKE
75 76
Lulus KKM 84
Lulus KKM 5
AAS 75
84 Lulus KKM
88 Lulus KKM
6 ARZR
75 80
Lulus KKM 80
Lulus KKM 7
FKSS 75
92 Lulus KKM
92 Lulus KKM
8 FRP
75 92
Lulus KKM 96
Lulus KKM 9
FAH 75
84 Lulus KKM
84 Lulus KKM
10 FARK 75
56 Tidak Lulus
KKM 68
Tidak Lulus KKM
11 ISA 75
80 Lulus KKM
100 Lulus KKM
12 JGPWPS 75
84 Lulus KKM
96 Lulus KKM
13 MAFAS 75
80 Lulus KKM
88 Lulus KKM
14 MQB 75
84 Lulus KKM
88 Lulus KKM
15 MRS 75
88 Lulus KKM
100 Lulus KKM
16 MZRO 75
88 Lulus KKM
100 Lulus KKM
17 NV 75
80 Lulus KKM
96 Lulus KKM
18 NAL 75
84 Lulus KKM
88 Lulus KKM
19 NDP 75
76 Lulus KKM
84 Lulus KKM
20 NRR 75
80 Lulus KKM
100 Lulus KKM
21 PKP 75
88 Lulus KKM
100 Lulus KKM
22 PRSP 75
80 Lulus KKM
92 Lulus KKM
23 RIK 75
76 Lulus KKM
92 Lulus KKM
24 RAAFF 75
64 Tidak Lulus
KKM 84
Lulus KKM 25 TAM
75 84
Lulus KKM 92
Lulus KKM 26 MRK
75 80
Lulus KKM 92
Lulus KKM 27 TAK
75 80
Lulus KKM 88
Lulus KKM 28 HRGW
75 80
Lulus KKM 92
Lulus KKM 29 KDA
75 80
Lulus KKM 88
Lulus KKM 30 ATM
75 72
Tidak Lulus KKM
76 Lulus KKM
Rata-rata Kelas 80,5
89,8 Jumlah Siswa Lulus
KKM 26 Siswa
29 Siswa Presentase Siswa Lulus
KKM 86,7
96,7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil rata-rata nilai kelas pada siklus I yaitu 80,5. Jumlah siswa yang lulus KKM yaitu 25 siswa dengan persentase
sebesar 86,7 . Dari data di atas, sebanyak 4 siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 75. Sementara persentase siswa yang lulus KKM juga mengalami
peningkatan dari presentase kondisi awal 60 menjadi 86,7 . Kemudian pada siklus II hasil rata-rata nilai kelas yaitu 89,8. Jumlah siswa yang lulus KKM yaitu
29 siswa dengan persentase sebesar 96,7 . Sementara presentase siswa yang lulus KKM juga mengalami peningkatan dari persentase siklus I 86,7 menjadi
96,7 . Dari data prestasi belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II terjadi
peningkatan setiap siklusnya. Berikut ini grafik peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dan nilai rata-rata kelas mata pelajaran IPA:
Gambar 4.15 Grafik Persentase Peningkatan Siswa Lulus KKM
Peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dari kondisi awal 60 , siklus I meningkat menjadi 86,7 dan siklus II meningkat menjadi 96,7.
Selanjunya pada nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan. Berikut ini grafik peningkatan nilai rata-rata kelas:
Gambar 4.16 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas
Nilai rata-rata kelas dari kondisi 76, setelah dikenai tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat menjadi 80,5
pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 89,8. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Slavin 1990 yang mengatakan bahwa 86 dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki
prestasi yang tinggi dibandingkan model pembelajaran lainnya. Dengan guru melakukan pengukuran prestasi belajar dapat diketahui tingkat penguasaan materi
dan nilai ketercapaian KKM pada suatu pelajaran. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan
pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
143
BAB V PENUTUP
Bab V memuat tentang kesimpulan, keterbatasan, dan saran. Kesimpulan pada bagian ini, merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dipaparkan pada
Bab 1.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan
perubahannya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pembagian
kelompok, penyajian materi, kerjasama timkelompok, kuis dan penghargaan tim.
5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SD Negeri Ungaran 1 kelas VC pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan
perubahannya dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata 47 rendah, pada siklus I menjadi 78
sedang, dan siklus II menjadi 89 tinggi. 5.1.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SD Negeri
Ungaran 1 kelas VC pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI