32 perannya masing-masing dan menunjukkan perilaku yang berbeda selama
pengambilan keputusan dan konsumsi Peter dan Olson, 2010:343. Berdasarkan pernyataan tersebut, peran yang diwakili dengan subvariabel dominasi peran dan
memiliki kaitan erat dengan interaksi, subvariabel tersebut membentuk sebuah pengaruh keluarga sebagai variabel yang memengaruhi perilaku konsumen.
Variabel-variabel eksogen yang terdiri dari konsep produk, budaya konsumsi, dan pengaruh keluarga memengaruhi perilaku seorang konsumen.
Variabel perilaku konsumen terdiri dari tiga subvariabel yaitu subvariabel motivasi, persepsi, dan sikap. Gambar 3 menyatakan bahwa variabel perilaku
konsumen bersifat reflektif karena perilaku merupakan suatu konstruk yang dianggap sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang kita amati yaitu
motivasi, persepsi, dan sikap.
33 Gambar 3. Model Penelitian
Pengaruh Keluarga
Dominasi Peran
Intensitas Interaksi
Budaya Konsumsi
Kebiasaan Konsumsi
Frekuensi Konsumsi
Waktu Konsumsi
Konsep Produk
Fitur Produk
Manfaat Produk
Perilaku Konsumen
Sikap Motivasi
Persepsi
ξ
1
ξ
2
ξ
3
η
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
Y
1
Y
2
Y
3
34
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.7.1 Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur Umar,
2002:103. Uji validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk merupakan sejauh mana konstruk atau kerangka
dari suatu konsep dapat dijadikan sebuah instrumen untuk mengukur apa yang akan diukur, s
edangkan validitas isi merupakan suatu „pengukur‟ yang dipertimbangkan berdasarkan atas sejauh mana isi alat pengukur tersebut
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep Umar, 2000:183.
Pengujian validitas konstruk akan dilakukan dengan uji coba terhadap 40 orang responden dengan melakukan perhitungan melalui korelasi pearson dengan
hasil yang dapat dilihat pada lampiran 3. Penggunaan korelasi pearson karena mudah dihitung Osborne, 2008:39. Jika nilai korelasi atau r hitung lebih tinggi
dari pada r tabel maka dinyatakan valid. Pengujian validitas konstruk dilanjutkan dengan pengujian validitas model untuk membuat model yang baik sesuai dengan
metode SEM yang akan dijelaskan pada subbab selanjutnya. Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan instrumen
dengan materi yang telah diajarkan Umar, 2005:127. Pengujian validitas isi berasal dari teori yang merupakan sumber referensi penggunaan variabel yang
diturunkan hingga menjadi indikator melalui definisi operasional . Pengukuran validitas juga akan dilakukan uji keterbacaan. Uji keterbacaan
merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana responden dapat
35 memahami pertanyaan yang diajukan dalam instrumen penelitian. Uji keterbacaan
ini akan dilakukan terhadap sejumlah kecil responden sebelum peneliti menuju kepada jumlah responden yang besar.
3.7.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Penelitian ini menggunakan teknik pengukuran Cronbach Sugiyono, 2012:132
dengan rumus:
∑
Untuk rumus tersebut: k
= Banyaknya pertanyaan S
j 2
= Nilai Varians Jawaban Item ke- S
2
= Nilai Varians Total Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha 0,5
Penggunaan Cronbach alpha karena metode tersebut mudah didapatkan dan dihitung tanpa memerlukan pengumpulan data pada dua waktu yang berbeda
dari subyek yang sama. Cronbach alpha merupakan indeks pengukuran reliabilitas yang tidak sulit selama subyek penelitian yang sama menjawab
pertanyaan-pertanyaan untuk menyatakan konstruk yang sama Robins, et al. 2007:468. Penggunaan Cronbach alpha memberikan keuntungan utama yaitu
memiliki kapasitas untuk menghasilkan perkiraan konsistensi tunggal dari keandalan melalui beberapa penilaian Osborne, 2008:39. Hasil pengukuran
reliabilitas instrumen terdapat pada lampiran 4.