Validasi Model Reflektif Validasi Model

57 memiliki nilai indikator kurang dari 0,7 dikeluarkan dari perhitungan secara bertahap dimulai dari yang terkecil sehingga didapatkan model yang memiliki reliabilitas indikator yang baik. Hasil tersebut disajikan pada tabel 10. Tabel 10. Hasil Akhir Outer Loading Sumber : Data Primer diolah Keterangan MOTn : Indikator subvariabel motivasi ke-n PERSn : Indikator subvariabel persepsi ke-n SIKPn : Indikator subvariabel sikap ke-n Indikator dikeluarkan secara bertahap dikarenakan setiap indikator yang tidak memenuhi syarat apabila dikeluarkan dapat menyebabkan nilai outer loading atau nilai korelasi indikator lainnya bertambah. Tabel 10 menyatakan bahwa dari total sepuluh indikator dengan tiga subvariabel tersisa enam indikator. Indikator tersebut yang akan digunakan pada model akhir. Model dapat dikatakan memiliki reliabilitas komposit apabila nilai reliabilitas kompositnya 0,7 Latan dan Ghazali, 2012:81. Perhitungan reliabilitas komposit digunakan untuk mengetahui seberapa baik sebuah konstruk dapat diukur oleh indikator yang menyusunnya. Reliabilitas komposit dari suatu Kode Indikator Subvariabel Motivasi Persepsi Sikap MOT1 Drop MOT2 Drop MOT3 0,783 MOT4 0,847 PERS1 0,864 PERS2 0,907 PERS3 Drop SIKP1 0,851 SIKP2 0,866 SIKP3 Drop 58 model dapat dilihat dari report atau laporan dari software smartPLS. Sedangkan untuk validitas konvergen dilihat dari nilai AVE average variance extract atau nilai yang menyatakan ukuran konvergen dari suatu item atau indikator yang mewakili konstruk. Model dapat dikatakan memiliki validitas konvergen jika nilai AVE 0,5. Hasil tersebut disajikan pada tabel 11. Tabel 11. Hasil AVE dan Reliabilitas Komposit AVE Composite Reliability Motivasi 0,665 0,799 Persepsi 0,785 0,879 Sikap 0,737 0,849 Sumber : Data Primer diolah Nilai AVE dan reliabilitas komposit berdasarkan tabel 13 telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan karena memiliki nilai AVE0,5 dan nilai Composite Reliability0,7 sesuai pada tabel 11. Model dapat dikatakan telah memenuhi reliabilitas komposit dan validitas konvergen. Nilai tersebut didapatkan setelah indikator dengan nilai outer loading 0,7 dibuang. Pengujian validitas diskriman dilakukan dengan cara membandingkan nilai akar dari nilai AVE dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Pengujian pada tahapan ini menyatakan bahwa model telah memenuhi validitas diskriminan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Pengukuran Validitas Diskriminan Catatan: angka yang dicetak tebal merupakan hasil akar dari nilai AVE Sumber : Data Primer diolah Motivasi Persepsi Sikap Motivasi 0,8154 Persepsi 0,365 0,8860 Sikap 0,356 0,565 0,8585 59 Pengujian validitas model dengan empat kriteria tersebut menghasilkan model yang baik. Namun, hal tersebut dilakukan dengan membuang empat indikator yang tidak memenuhi kriteria validitas model. Indikator yang dibuang berasal dari subvariabel motivasi sebanyak dua indikator, subvariabel persepsi sebanyak satu indikator, dan subvariabel sikap sebanyak satu indikator. Hasil akhir pada model reflektif ini menghasilkan enam indikator. 60

3.10 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penentuan suatu konstruk sehingga menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstruk, sehingga memungkinkan peneliti lain untuk melakukan replikasi pengulangan pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik Umar, 2002:233. Tabel 13 merupakan gambaran umum definisi operasional, sedangkan secara detail definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yang disajikan dalam bentuk tabel dalam lampiran 2. Tabel 13. Gambaran Umum Definisi Operasional Variabel Jenis variabel Subvariabel Sifat indikator Jumlah indikator Konsep Produk ξ 1 Eksogen variabel bebas Fitur Produk X 1 Formatif 4 Manfaat X 2 Formatif 4 Budaya Konsumsi ξ 2 Eksogen variabel bebas Kebiasaan Konsumsi X 3 Formatif 4 Frekuensi Konsumsi X 4 Formatif 2 Waktu Konsumsi X 5 Formatif 2 Pengaruh Keluarga ξ 3 Eksogen variabel bebas Dominasi Peran X 6 Formatif 6 Intensitas Interaksi X 7 Formatif 6 Perilaku Konsumen η Endogen variabel terikat Motivasi Y 1 Reflektif 2 Persepsi Y 2 Reflektif 2 Sikap Y 3 Reflektif 2 61

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah

Kebab Turki Baba Rafi merupakan sebuah merek dagang dari PT. Baba Rafi Indonesia yang bergerak di bidang makanan siap saji. Perusahaan ini didirikan oleh Hendy Setiono dan telah berdiri sejak tahun 2003 dengan kebab sebagai produk utama. Kebab merupakan makanan khas Timur Tengah yang terdiri dari tortilla semacam roti tipis yang berisi sayur, daging, keju, dan saus dan mayonaise. Sejarah didirikannya usaha kebab ini bermula ketika Hendy Setiono berkunjung ke Qatar, dimana ayahnya bekerja di negara tersebut. Banyaknya outlet di negara tersebut membuat ia tertarik untuk menjualnya di Indonesia. Sesampainya di Indonesia, ia langsung mewujudkan niatnya. Sebuah gerobak kayu berdiri di pinggiran jalan Kota Surabaya untuk menjual kebab. Kebab Turki Baba Rafi memiliki visi yaitu Menjadi bisnis waralaba kebab yang terbesar, menguntungkan dan paling berpengaruh di dunia . Visi tersebut yang mendorong perusahaan untuk memperluas jaringannya melalui outlet-outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Misi dari Kebab Turki Baba Rafi yaitu: 1 Menawarkan makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau. 2 Memberikan pelayanan yang memuaskan untuk para franchisee dan pelanggan.