Model Akhir Variabel Budaya Konsumsi

84 Gambar 13 menunjukkan bahwa indikator pada subvariabel-subvariabel pada variabel budaya konsumsi yaitu kebiasaan konsumsi, waktu konsumsi, dan frekuensi konsumsi tetap atau tidak bertambah maupun berkurang. Indikator tersebut merupakan indikator yang telah divalidasi untuk menguji validitas dan reliabilitas. Hasilnya indikator pada model awal masih tetap lengkap. Hasil akhir pada variabel budaya konsumsi ialah variabel budaya konsumsi berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien paramater jalur antara pengaruh variabel budaya konsumsi dengan perilaku konsumen sebesar 0,267 dengan T-statistik 2,652 1,65 pada taraf signifikansi α= 0,10 10. Hal ini berarti bahwa H ditolak dan hipotesis yang diterima ialah Ha yaitu “Terdapat pengaruh antara budaya konsumsi dengan perilaku konsumen”. Pengaruh budaya konsumsi secara lengkap dijelaskan berdasarkan satuan indikator yang menyusun variabel budaya konsumsi. Berdasarkan hasil perhitungan algoritma dengan iterasi melakukan perhitungan secara terus menerus hingga data yang didapatkan konstan melalui program smartPLS didapatkan persamaan antara variabel budaya konsumsi dengan subvariabel kebiasaan konsumsi, waktu konsumsi, dan frekuensi konsumsi yaitu ξ 2 = 0,768X 3 + 0,178X 4 + 0,262X 5 +0,099 , dimana ξ 2 adalah variabel laten eksogen 2 yaitu budaya konsumsi, X 3 adalah subvariabel 3 yaitu kebiasaan konsumsi, X 4 subvariabel 4 yaitu waktu konsumsi, dan X 5 adalah subvariabel 4 yaitu frekuensi konsumsi. Sama seperti pada variabel laten eksogen 1, angka tersebut merupakan nilai koefisien jalur. Subvariabel kebiasaan konsumsi, waktu konsumsi, dan frekuensi konsumsi yang terdiri dari indikator juga memiliki persamaan dengan subvariabelnya. 85 Persamaan tersebut merupakan nilai outer loading atau nilai korelasi dari indikator terhadap subvariabelnya. Model yang bersifat formatif, menjadikan subvariabel dibentuk atau gabungan dari indikator-indikator yang menyusunnya. Berikut persamaan antara subvariabel kebiasaan konsumsi, waktu konsumsi dan frekuensi konsumsi dengan masing-masing indikatornya. X 3 = 0,107KEBK1 + 0,116KEBK2 + 0,302KEBK3 + 0,774KEBK4+0,173 X 4 = 0,653WAKK1 + 0,975WAKK2+0,163 X 5 = 0,380FREK1 + 0,777FREK2+0,179 Keterangan: X 3 = Subvariabel 3 Kebiasaan Konsumsi X 4 = Subvariabel 4 Waktu Konsumsi X 5 = Subvariabel 5 Frekuensi Konsumsi KEBKn = Indikator dari subvariabel Kebiasaan Konsumsi FREKn = Indikator dari subvariabel Frekuensi Konsumsi WAKKn = Indikator dari subvariabel Waktu Konsumsi

5.3.2 Pengaruh Indikator terhadap Subvariabel

Model faktor budaya konsumsi sebagai variabel laten eksogen 2 terdiri dari tiga subvariabel dan delapan indikator. Subvariabel terhadap variabel dan indikator terhadap subvariabel bersifat formatif karena variabel dan subvariabel merupakan kombinasi penjelas dari indikator-indikator. Pengaruh budaya konsumsi sebagai variabel pada penelitian ini dibagi menjadi tiga subvariabel yaitu subvariabel kebiasaan konsumsi, subvariabel frekuensi konsumsi, dan subvariabel waktu konsumsi. Variabel budaya konsumsi pada dasarnya digunakan untuk melihat bagaimana kebiasaan konsumsi seorang konsumen, tingkat keseringan konsumsi produk oleh seorang konsumen dan pandangan konsumen dalam pemosisian sebuah produk. Subvariabel tersebut digunakan berdasarkan 86 penelitian oleh Apriyani dan Saty 2013 yang dijadikan peneliti sebagai rujukan untuk mengambil variabel dan subvariabel ini.

5.3.2.1 Subvariabel Kebiasaan Konsumsi

Kebiasaan konsumsi merupakan kebiasaan konsumsi produk makanan siap saji kebab pada responden. Kebiasaan konsumsi ditinjau dari tingkat keseringan konsumsi produk kebab dan proses dalam memenuhi kebutuhan makanan. Berikut rincian hasil dari indikator-indikator pada subvariabel kebiasaan konsumsi. 1 Indikator Subvariabel Kebiasaan Konsumsi 1 KEBK1 Keakraban dengan produk kebab merupakan faktor yang kurang penting dalam memengaruhi responden dalam mengkonsumsi kebab. Hasil tersebut dinyatakan dengan 41 persen responden yang menyatakan bahwa kenal dan mengetahui atau akrab dengan produk merupakan aspek penting yang memengaruhi responden mengkonsumsi kebab. Pernyataan tersebut terdapat pada indikator KEBK1 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Kecenderungan mengkonsumsi kebab karena akrab dengan produk”. Pernyataan tersebut menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 dari tidak penting hingga penting. 2 Indikator Subvariabel Kebiasaan Konsumsi 2 KEBK2 Tingkat keseringan mengkonsumsi kebab dari pertama kali mengkonsumsi kebab merupakan aspek yang kurang penting karena hanya 13 persen responden yang menyatakan bahwa hal tersebut merupakan aspek yang penting dalam memengaruhi responden dalam mengkonsumsi kebab. Pernyataan tersebut