8 menjadi salah satu makanan siap saji yang dapat dijadikan sebagai alternatif bagi
konsumen dalam memenuhi kebutuhan terhadap makanan. Kebab terdiri dari roti pita roti tipis yang berisi daging yang telah dicampur dan diolah dengan rempah
rempah. Selain daging di dalamnya, terdapat pula topping berupa sayur segar yaitu bawang bombai, selada, dan mentimun Malahayati dan Ramdhan,
2010:109-110. Kebab sebagai salah satu jenis makanan siap saji tentunya harus
memerhatikan aspek-aspek keamanan pangan. Aspek keamanan pangan antara lain mencakup mencegah tercemarnya makanan siap saji dari cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Keamanan pangan juga dapat ditinjau dari pengendalian proses pada
pemilihan bahan baku, penggunaan bahan tambahan pangan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan, dan cara penyajian Saparinto dan
Hidayati, 2006:56-57. Keamanan pangan salah satunya dapat dijaga dengan cara menjaga kontaminasi dari kontak tangan, untuk pengemasan dan pembungkusan
sebaiknya kebersihan tangan dapat dijaga dengan selalu mencuci tangan serta menggunakan sarung tangan Alamsyah, 2009:91.
2.2 Tinjauan Produk Makanan dalam Aspek Keislaman
Produk makanan yang dimakan hendaknya halal lagi baik. Baik ini dapat mencakup kesehatan, kelezatan, dan keamanan. Para ulama menyebutkan bahwa
makanan yang baik berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau sudah kadaluarsa Nuraini, 2007:13.
Produk makanan yang dijual di Indonesia diwajibkan untuk menggunakan logo halal yang didapatkan dari hasil sertifikasi MUI. Hal ini berlaku juga bagi
9 kebab. Selain kehalalan produk, aspek keamanan pangan juga dilihat dalam aspek
Islam. Penggunaan kemasan yang praktis dan tidak langsung bersentuhan dengan tangan selain memudahkan mengkonsumsi juga mengurangi sentuhan dengan
tangan yang dapat menimbulkan pangan menjadi tidak aman. Makanan halal dan baik dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 168 berikut.
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
2.3 Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen menurut Sunyoto 2013:1 dapat diaplikasikan dalam tiga hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah
strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik, misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial, yaitu
penyebaran ide di antara konsumen. Melalui pemahaman sikap terhadap