Annual Report 2008 BNI
313
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2008 and 2007 Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated 45. RISIKO TINGKAT SUKU BUNGA lanjutan
45. INTEREST RATE RISK continued
2007 Dolar
Amerika Serikat Rupiah
United States Euro
Rupiah Dollar
Euro KEWAJIBAN
LIABILITIES
Simpanan nasabah 1,00 - 9,75
3,07 - 5,74 1,82 - 3,00
Deposits from customers Simpanan dari bank lain
0,50 - 3,13 5,05 - 5,91
- Deposits from other banks
Surat berharga yang diterbitkan 12,00 - 13,13
- -
Marketable securities issued Pinjaman yang diterima
3,00 - 10,64 1,33 - 6,41
1,25 Borrowings
Pinjaman subordinasi -
7,50 -
Subordinated debts
46. RISIKO PASAR 46. MARKET RISK
Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga pasar yang tidak
menguntungkan atas posisi yang diambil oleh BNI baik pada posisi neraca dan rekening administratif.
Risiko pasar melekat pada hampir seluruh aktivitas Bank baik banking maupun trading book.
Market risk is the risk of loss due to the adverse volatility of market prices movements against BNI’s
on-balance sheet and off-balance sheet positions. Market risk is embedded in the Bank’s business
activity, both banking and trading books.
BNI menetapkan dan melakukan review limit-limit risiko pasar berupa trading limit, yaitu Value at Risk
VaR Limit, Wewenang Dealer, dan Loss Limit untuk masing-masing desk Forex Desk, Money
Market
Desk, dan
Capital Market
Desk. Pemantauan
risiko pasar
berupa laporan
disampaikan kepada manajemen secara periodik daily report, weekly report dan monthly report.
BNI sets and conducts review of market risk limits such as trading limits, i.e., Value at Risk VaR
Limit, Dealer Authority and Loss Limit for each trading desk Forex Desk, Money Market Desk and
Capital Market Desk. Market risk is monitored through reports that are submitted to the Bank
management on a periodic basis daily report, weekly report, and monthly report.
VaR dipergunakan untuk mengukur potensi risiko kerugian yang timbul akibat perubahan harga pasar
yang disebabkan oleh pergerakan bunga, nilai tukar, dan pergerakan harga lainnya yang dapat
mempengaruhi nilai pasar instrumen keuangan. Pemantauan risiko pasar untuk trading book juga
dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dan real- time yang meliputi front office, middle office risk
management maupun back office settlement. Bank telah memiliki aplikasi perhitungan VaR dan
telah mengimplementasikannya di seluruh cabang luar negeri pada tahun 2008.
VaR is utilized to measure the potential risk of loss due to adverse volatility of market price movements
caused by movements of interest rate, exchange rate and other price factors which have impact on
the value of the Bank’s financial instruments. Market risk monitoring for trading book is also
conducted through an integrated real-time system covering front, middle risk management and back
settlement offices. The Bank has VaR application calculation and has implemented it in the overseas
branches in 2008.
Untuk mengelola pergerakan pasar yang abnormal, BNI telah melakukan Stress Testing pada
instrumen valuta asing dalam rangka menghitung potensi dampak keuangan yang timbul. Back
Testing juga telah dilakukan secara periodik, untuk menilai akurasi metodologi yang digunakan.
To manage
market abnormality,
BNI has
conducted Stress Testing to its foreign exchange instruments in order to measure the potential
financial impact. Back Testing has also been conducted on a periodic basis to assess the
accuracy of the methodologies used.
314
Laporan Tahunan 2008 BNI
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK NEGARA INDONESIA PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2008 and 2007 Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated 47. RISIKO OPERASIONAL
47. OPERATIONAL RISK
Dalam rangka menerapkan manajemen risiko operasional, mengacu kepada Basel Accord II dan
PBI 58PBI2003, maka
BNI melakukan
identifikasi, mengukur dan mengendalikan risiko operasional dengan:
In order
to implement
operational risk
management, which is guided by Basel Accord II and PBI 58PBI2003, BNI conducts operational
risk identification, measurement, monitoring and control by:
Self Assessment, merupakan salah satu metode
dalam mendeteksi
kemungkinan terjadinya risiko operasional. Metode ini
merupakan persepsi atau prakiraan unit operasional terhadap kemungkinan risiko yang
dihadapi. Metode ini terdiri dari suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan sendiri oleh
setiap unit pemilik risiko risk owner dalam mengidentifikasi, menilai, mengontrol dan
memantau
risiko operasional.
Saat ini
perangkat yang telah diterapkan Bank dalam mengimplementasikan
metode ini
adalah Operational Risk Self Assessment ORSA.
Self Assessment, which is a methodology to detect the possibility that an operational risk
has occurred. The methodology reflects the operational
unit’s own
perception and
estimation of the risks faced. This method is a self-assessment process conducted by every
risk owner in identifying, assessing, controlling and monitoring operational risk. The Bank
currently
utilizes Operational
Risk Self
Assessment ORSA tool to implement this methodology.
Loss Event Database, merupakan sarana yang digunakan untuk mengetahui peristiwa risiko
operasional yang terjadi mencakup proses dan lokasi kejadian yang mengakomodasi delapan
lini bisnis. Sarana ini merupakan proses untuk memonitor profil dan dampak risiko operasional
secara teratur. Loss Event Database, an infrastructure to
identify an operational risk event that has occurred, which covers the process and
location of occurrence, and accommodating the Bank’s eight business lines. It is a means
to monitor operational risk exposure and profile in an orderly manner.
Key Risk Indicator, merupakan serangkaian parameter yang memungkinkan unit bisnis
untuk memonitor secara berkesinambungan risiko operasional yang bersifat sangat prediktif
tentang perubahan pada proses profil risiko operasional.
Key Risk Indicator, a series of parameters enabling business units to continually monitor
operational risk that is highly predictive of the changes in the profile of operational risk
process.
Action Plan, merupakan tindak lanjut untuk memitigasi risiko yang teridentifikasi dari ketiga
proses di atas. Action Plan, a follow-up to mitigate risks
identified during the above three processes.
Untuk mendukung pelaksanaan hal-hal tersebut, saat ini sedang dibangun Perangkat Risiko
Operasional PERISKOP.
PERISKOP akan
membantu Bank untuk: To support the implementation of the above,
currently the Bank is building Operational Risk Tools PERISKOP. PERISKOP will assist the
Bank to:
Memberikan gambaran
potensi risiko
operasional maupun kerugian aktual. Provide an overview of the potential
operational risks as well as the actual loss.
Membantu mengelola risiko operasional, mulai dari identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi
risiko, pemantauan dan pelaporan risiko operasional.
Manage operational risk from identification, assessment,
mitigation, monitoring
and
reporting of operational risks.