Data dan Sumber Data
yang sering mengemuka adalah tingginya tingkat suku bunga. Sedangkan penurunan tingkat suku bunga 15 persen dianggap cukup realistik.
2. Dampak peningkatan sebesar 20 persen tingkat upah rata-rata sektor
perkebunan. Upah yang diterima oleh buruh di subsektor perkebunan selama ini dianggap terlalu rendah dan tidak mampu merangsang
peningkatan produktivitas tenaga kerja. Tingkat upah buruh yang rendah sering dijadikan sebagai bahan unjukrasa para buruh. Peningkatan upah ini
sebesar 20 persen cukup realistik untuk mengimbangi pertumbuhan ekspor industri komoditi kelapa sawit dan karet.
3. Dampak depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sebesar 40
persen, diharapkan dapat memacu kinerja perekonomian khususnya ekspor. Hal ini akan menguntungkan industri kelapa sawit dan karet.
4. Dampak kebijakan penurunan pajak ekspor sebesar 40 persen. Penurunan
pajak ekspor sering menjadi dilema antara kepentingan untuk melindungi konsumen dalam negeri dan kepentingan untuk memperoleh devisa. Pajak
ekspor yang selama diberlakukan seperti tahun 1984 sampai 1985 dan tahun 1994 sampai 1996 dirasakan sangat tinggi. Skenario ini mencoba
mengevalusi efek dari alternatif kebijakan menurunkan pajak ekspor tersebut.
5. Kombinasi Skenario penurunan suku bunga 15 persen dan kenaikan harga
pupuk sebesar 20 persen. skenario ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan beban yang diterima oleh produsen kelapa sawit dan karet
dengan adanya kenaikan harga pupuk, dengan keringanan memperoleh tambahan modal melalui kredit.