Hadipurnomo 2000, 1969-1997; Sitepu 2002, 1971-2000; Arsyad 2004, 1983-2002; Semartoto 2004, 1969-2000; Kusumaningrum 2008, 1980-2005.
Metode estimasi yang menggunakan Two Stage Least Square 2SLS dilakukan oleh Zulkifli 2000; Tety 2002; Purwanto 2002; Sitepu 2002;
Ardana 2004; Arsyad 2004; Kusumaningrum 2008. Sedangkan yang menggunakan metode pendugaan Three Stage Least Square 3SLS dilakukan
oleh Manurung 1993; Limbong 1994; Lifianthi 1999; Elwamendri 2000; Semartoto 2004.
Penggunaan metoda Three Stage Least Square 3SLS sebenarnya lebih efisien dibanding 2SLS, namun sangat sensitif terhadap perubahan spesifikasi
model yang dapat mempengaruhi semua dugaan parameternya. Di samping itu juga 3SLS memerlukan data sampel yang lebih besar dibanding metoda 2SLS jika
semua parameter strukturalnya diduga pada waktu yang sama. Dari tinjauan berbagai hasil penelitian kelapa sawit dan karet maka dapat
dihimpun berbagai pendapat mengenai peubah-peubah yang diduga mempunyai pengaruh terhadap persamaan luas areal tanaman menghasilkan, produktivitas,
produksi, ekspor, harga domestik, dan harga dunia dari komoditi CPO dan karet alam.
Berdasarkan hasil review dari studi-studi terdahulu, kebaharuan studi yaitu ini adalah studi ini dilakukan dengan pendekatan analisis keterkaitan antar
komoditi kelapa sawit dan karet. Analisis dampak kebijakan ekonomi terhadap industri komoditi kelapa sawit dan karet yang dilakukan dalam kurun waktu 1983-
2008. Metode pendugaan model yang dilakukan dalam studi ini adalah dengan metode Two Stage Least Square 2SLS.
III. KERANGKA TEORITIS
3.1 Keterkaitan Variabel-Variabel Industri Komoditi Kelapa Sawit dan
Karet
Fenomena ekonomi dari industri komoditi kelapa sawit dan karet merupakan suatu sistem yang saling terkait atau terintegrasi vertikal maupun
horizontal antar variabel-variabel. Model yang dibangun secara sederhana dibagi dalam 4 blok yaitu: blok Indonesia, blok importir utama, blok dunia, dan blok sisa
dunia. Pada blok Indonesia dapat dijelaskan keterkaitan antar variabel dalam hal
ini antara kelapa sawit dan komoditi karet dapat dibagi atas subblok produksi dan subblok pasar domestik. Subblok produksi terdiri atas: a pasar input lahan,
yang menggambarkan permintaan dan penawaran input lahan, permintaan lahan di pasar input terdiri atas permintaan lahan untuk komoditi kelapa sawit, dan
komoditi karet, b kurva produksi kelapa sawit QTBS, menggambarkan fungsi total produksi kelapa sawit terhadap input, c kurva kemungkinan produksi yang
menggambarkan produksi kelapa sawit dan komoditi karet, terhadap input tetap lahan, dan d kurva pembantu, menggambarkan produksi tandan buah segar
kelapa sawit perkalian antara produktivitas per hektar dan arealnya Q= YPAP. Subblok pasar domestik terdiri atas penawaran minyak sawit CPO dan
permintaan terhadap CPO dan harga CPO domestik pada Gambar 2, menggambarkan produksi CPO merupakan perkalian produksi TBS domestik
dengan rendemen sebagai kurva pembantu, penawaran ekspor CPO, penjumlahan produksi, impor, dan stok.
Blok importir utama tersusun atas impor dari negara pengimpor komoditi CPO dan karet alam. Negara importir utama CPO Indonesia adalah, India,
Belanda, China. Negara importir karet alam Indonesia adalah Amerika Serikat, Jepang, China.
Blok pasar dunia tersusun atas ekspor CPO dunia WCPOX, impor CPO dunia WCPOM harga kesimbangan dunia. Blok dunia merupakan blok yang
menghubungkan eksportir Indonesia dengan importir. Blok sisa dunia terdiri atas produksi CPO, konsumsi CPO, ekspor CPO
dan impor CPO. Blok ini merupakan blok yang tidak termasuk dalam blok Indonesia dan blok importir utama.
Blok Indonesia Subblok produksi menggambarkan perilaku petani pengusaha dalam menghadapi berbagai alternatif komoditi yang akan diusahakan
atau diproduksi dan sekaligus menghadapi keterbatasan atau kendala-kendala dalam menggunakan input-input produksi, terutama sumber daya lahan. Secara
teoritis berbagai variabel yang termasuk ke dalam subblok produksi dapat dijelaskan berdasarkan perilaku produsen yakni pengambilan keputusan petani
pada pasar input, pasar output, dan fungsi produksi dari masing-masing komoditi dan kurva kemungkinan produksi sehingga dapat diturunkan fungsi penawaran
output multi komoditi tanaman perkebunan dan fungsi permintaan input multi komoditi tanaman perkebunan
Blok pasar domestik meliputi permintaan dan penawaran komoditi di pasar domestik. Permintaan komoditi di pasar domestik dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain harga komoditi itu sendiri, harga komoditi lain, tingkat pendapatan konsumen dan jumlah populasi. Penawaran komoditi di pasar domes-
PWCPO HCPO
SDCPO
DDCPO QCPO
WCPOM WCPOX
QCPO QCPO
QCPO QCPO
TP QTBS
QTBS
QRET QTBS
QRET QRET
QRET
QRETA
QRETA QRETA
P PW
P
WRETM WRETX
SDRET
DDRET HRET
PInput
QInput S
D Ret
Wit
Input QRET
Pasar Internasional Pasar Domestik
Kurva Kemungkinan
Produksi Pasar Domestik
Pasar Internasional
Kurva Pembantu
Kurva Pembantu
Kurva Produksi Kurva Produksi
Rendemen CPO Kurva Pembantu
Pasar Input TP
Rendemen
Gambar 2. Kerangka Keterkaitan Variabel Ekonomi dari Industri Komoditi Kelapa Sawit dan Karet