Kebijakan Mendepresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar 40 Persen Kebijakan Menurunkan Pajak Ekspor 40 Persen

kebijakan penurunan pajak ekspor CPO hanya berdampak pada peningkatan surplus produsen dan penurunan surplus konsumen CPO saja. Kebijakan yang menyebabkan peningkatan penerimaan devisa untuk komoditi CPO adalah penurunan suku bunga riil, depresiasi nilai tukar, dan penurunan pajak ekspor CPO sedangkan untuk komoditi karet hanya depresiasi nilai tukar yang dapat meningkatkan penerimaan devisa. 8.2. Saran 1. Penurunan tingkat suku bunga pada subsektor perkebunan merupakan alternatif kebijakan yang efektif untuk meningkatkan produksi CPO dan karet alam melalui perluasan areal. 2. Kebijakan menaikkan harga pupuk dan menaikkan upah tenaga kerja berdampak negatif pada penerimaan petani maka perlu diikuti dengan kebijakan mendorong kenaikan penerimaan petani melalui perbaikan mekanisme pemasaran yang dapat meningkatkan harga di tingkat petani. 3. Kebijakan depresiasi nilai tukar memberikan dampak pada peningkatan ekspor, harga ekspor, dan penerimaan devisa, namun kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara hati-hati untuk menghidari isu ‘adding-up’ problem. 4. Penurunan pajak ekspor CPO memberikan dampak yang sangat menguntungkan bagi pengembangan industri kelapa sawit Indonesia. 5. Diperlukan pengembangan industri pengolahan untuk CPO dan karet alam mengingat sebagian besar produksi tanaman perkebunan yang ekspor masih dalam bentuk bahan baku. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERHADAP INDUSTRI KOMODITI KELAPA SAWIT DAN KARET INDONESIA LISTON SIRINGORINGO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 DAFTAR PUSTAKA Agustira, M.A., A. Jatmika. 2010. Membentuk Harga Referensi CPO Dunia di Indonesia. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 32 6:16-18. Anwar, C. 2005. Prospek Karet Alam Indonesia di Pasar Internasional: Suatu Analisis Integrasi Pasar dan Keragaan Ekspor. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Arsyad, M. 2004. Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Sulawesi Selatan. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia Tahun 2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta. . 2007. Statistik Indonesia Tahun 2007. Badan Pusat Statistik, Jakarta. . 2009. Statistik Indonesia Tahun 2009. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Bank Indonesia.1983-2008. Laporan Mingguan berbagai terbitan, Jakarta. Buana, L. 2001. Dinamika Produksi, Permintaan dan Harga Minyak Sawit Mentah Dalam Kaitan dengan Gejolak Harga Minyak Goreng dan Penanganannya Warta PPKS. 91:37-44 Deptan. 2005a. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Jakarta . 2005b. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet. Departemen Pertanian. Jakarta . 2006. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009. Departemen Pertanian, Jakarta. http:www.deptan.go.idrenbangtanRencana Pembangunan Pertanian 20200 -2009.pdf [4 Mei 2009] . 2007a. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit. Departemen Pertanian, Jakarta. . 2007b. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet. Departemen Pertanian, Jakarta Ditjendbun. 2007a. Rencana Stratejik Pembangunan Perkebunan 2005- 2009. Direktorat Jendaral Perkebunan Departemen Pertanian, Jakarta.