Kebijakan Mendepresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar 40 Persen

karet alam Indonesia dipengaruhi oleh harga ekspor, permintaan domestik, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, dan lag harga domestik. Harga domestik lebih responsif terhadap perubahan harga ekspor dari pada perubahan permintaan. Permintaan CPO oleh industri minyak goreng dan permintaan karet alam oleh industi ban domestik dipengaruhi harga input, harga output, tingkat suku bunga, dan permintaan industri domestik tahun sebelumnya. Permintaan industri domestik lebih responsif terhadap perubahan harga input dibanding perubahan harga output industri itu sendiri. 3. Demikian halnya pada blok pasar dunia, tidak ada keterkaitan antara pasar CPO dunia dan pasar karet alam dunia karena kedua komoditi tersebut memiliki pasar yang berbeda. Volume ekspor CPO dan karet alam dipengaruhi oleh jumlah produksi, permintaan industri domestik, harga ekspor, dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar. Dalam jangka panjang perubahan volume ekspor CPO dan karet alam sangat responsif terhadap perubahan jumlah produksi. Harga ekspor CPO dan karet alam dipengaruhi oleh harga di pasar dunia, pajak ekspor dan lag harga ekspor. Harga ekspor CPO dan karet alam lebih responsif terhadap perubahan harga dunia. Harga CPO dan karet alam dunia dipengaruhi oleh jumlah ekspor, impor dunia, dan harga dunia tahun sebelumnya, dimana harga dunia cenderung meningkat hal ini disebabkan permintaan impor yang semakin meningkat. Impor CPO dan karet alam dari negara importir dipengaruhi oleh harga dunia, nilai tukar mata uang negara tersebut, dan jumlah impor tahun sebelumnya Konsumsi negara-negara importir utama dipengaruhi oleh harga dunia, pendapatan perkapita penduduk, jumlah penduduk, dan konsumsi negara importir tahun sebelumnya. 4. Dampak perubahan alternatif kebijakan ekonomi yaitu: a penurunan suku bunga sebesar 15 persen dapat meningkatkan produksi melalui peningkatan areal tanaman menghasilkan perkebunan kelapa sawit dan karet, kecuali pada perkebunan besar negara untuk komoditi karet, b peningkatan harga input perkebunan seperti menaikkan upah tenaga kerja dan harga pupuk, menyebabkan penurunan luas areal tanaman menghasilkan sehingga total produksi juga akan menurun. Hal ini berdampak pada pasokan bahan baku dan ekspor Indonesia turun, sehingga harga terdorong untuk naik, c depresiasi Rupiah akan memacu peningkatan ekspor CPO dan karet alam, hal ini menyebabkan pasokan bahan baku untuk industri domestik akan berkurang sebagai akibatnya harga CPO dan karet alam domestik akan meningkat, dan d penurunan pajak ekspor CPO akan menyebabkan harga ekspor CPO meningkat. Kenaikan harga ekspor CPO memacu peningkatan ekspor akibatnya pasokan CPO untuk kebutuhan domestik berkurang, hal ini mendorong harga domestik naik. 5. Dampak dari alternatif kebijakan ekonomi penurunan suku bunga riil sebesar 15 persen, peningkatan harga riil pupuk 20 persen, peningkatan upah riil 20 persen, depresiasi nilai tukar 40 persen, dan kombinasi penurunan suku bunga 15 persen dan peningkatan harga pupuk 20 persen adalah terjadi peningkatan surplus produsen dan penurunan surplus konsumen baik pada komoditi CPO dan karet alam Indonesia. Sedangkan